Berita Viral

DEMI Gengsi, Pemudik Rela Sewa Mobil Mewah Rp 600 Ribu/Hari, Punya Tujuan : Biar Dianggap Sukses

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemudik rela sewa mobil untuk pulang kampung agar terlihat sukses.

"Biaya bensin Rp 80.000 sampai ke Indramayu.

Kalau naik bus, kan lumayan mahal.

Di hari biasa memang tiket bus Rp 80.000 tapi kalau mau Lebaran Rp 250.000. Ya lumayan, irit sedikit," kata Toni.

Dengan budget puluhan ribu rupiah itu, Toni bisa mengisi bensin tiga kali dan menempuh waktu selama lima jam hingga sampai di Indramayu.

Kemudian, demi keselamatan, Toni mengaku berkendara dengan lambat.

Apalagi, kendaraan yang dipakainya sudah dimodifikasi.

Selain itu, barang bawaan yang dibawanya pun tidak terlalu banyak.

Sebab, akan sangat berisiko apabila muatan yang dibawa berlebihan.

"Paling lari (melaju) 25-30 kilometer per jam. Enggak berani kencang-kencang saya," tutur Toni.

Kisah Toni dan istrinya yang membawa odong-odong kereta Thomas pun menjadi kisah mudik yang unik dan menarik pada lebaran 2023 ini.

Baca juga: Niat Hati Mudik, Kakak Adik Ini Malah Terpisah dari Orangtua Gegara Namanya Mirip, Begini Nasibnya

Kisah Mudik Lain, Anak Terpisah dari Orangtua

Sementara itu, pemudik asal Bandung kehilangan kedua anaknya.

Pemudik itu diketahui bernama, Malaudin (42), sedangkan anaknya bernama Faiz Hamzah dan Hilwa Nafisa.

Kedua anak Malaudin hilang saat turun di Stasiun Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.

Seperti apa kronologi kejadiannya?

Dua anak kehilangan orang tua saat mudik, beruntung dibantu petugas.

Berawal dari Malaudin yang duduk berbeda gerbong dengan sang istri dan kedua anaknya saat perjalanan naik kereta api.

Namun, saat tiba di Stasiun Kutoarjo untuk melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Kaligesing, ia justru tidak menemukan kedua anaknya.

Setelah ditelusuri, ternyata kedua anaknya tersebut salah turun stasiun karena namanya yang mirip.

Diketahui, peristiwa itu bermula saat ia membeli tambahan perjalanan kereta api.

Dirinya mendapat tempat duduk yang berbeda gerbong dengan sang istri dan kedua anaknya.

"Beli tiket kereta apinya tidak satu gerbong, tapi terpisah antar gerbong.

Saya di gerbong satu dan kedua anak dan istri saya di gerbong enam," kata Malaudin.

Baca juga: Pengakuan Arif, Pemudik yang Tinggalkan Istri di Brebes, Sempat Nangis, Mengira Istri Jatuh : Sedih

Ilustrasi kereta api. (Kaskus)

Kemudian, ketika tiba di Stasiun Kutowinangun, Kebumen, istrinya sempat menghampiri Mauludin yang berada di gerbong satu.

Melihat sang ibu sudah tak berada di gerbong enam, kedua anaknya lantas turun dari kereta. 

Kedua anaknya mengira Stasiun Kutowinangun adalah Stasiun Kutoarjo karena namanya yang mirip.

"Saya lagi tidur dibangunin sama adik karena kereta berhenti di stasiun, kemudian kami turun, dibilang bahwa Stasiun Kutoarjo.

Saat kereta jalan, dan saya bertanya ke satpam ternyata Stasiun Kutowinangun," kata Faiz usai bertemu orang tuanya di Stasiun Kutoarjo.

Beruntung, kedua kakak adik ini dibantu petugas keamanan posko di Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Kutowinangun.

Akhirnya mereka pun bertemu kembali dengan kedua orangtuanya di Stasiun Kutoarjo setelah diantar menggunakan ojek.

"Saya enggak panik, saya dibantu petugas stasiun dan telepon orangtua, diantar menggunakan ojek sampai Stasiun Kutoarjo," kata dia.

(*)

Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Cerita Para Pemudik Sewa Mobil dan Motor agar Terlihat Sukses di Kampung Halaman",