Berita Viral

'Tidak Semua Penyakit' Anak Ida Dayak Bongkar Kemampuan Ibunya, Baru Bisa Mengobati 3 Tahun Ini

Editor: Amirul Muttaqin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Herman Ida Andriani anak Ida Dayak bongkar kemampuan ibunya mengobati pasien.

TRIBUNSTYLE.COM - Ida Dayak ternyata belum lama bisa melakukan pengobatan terhadap pasien.

Sang anak mengatakan ibunya itu baru mengambil langkah untuk mengobati pasien dalam kurung waktu kurang lebih tiga tahun belakangan.

Sebelunya dia hanya menjual minyak urut yang merupakan warisan turun temurun dari keluarga.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Baca juga: PROFIL Ida Dayak, Ahli Pengobatan Alternatif yang Viral Diserbu Pasien untuk Berobat, Beneran Sakti?

Profil Ida Dayak (YouTube/Petualang Ibu Dayak)

Belakangan ini nama Ida Dayak marak menjadi perbincangan di berbagai jajaran sosial media.

Hal itu disebabkan keahliannya dalam mengobati warga yang mengalami masalah tulang, bahkan ada yang rela antri hingga berjam-jam untuk mendapatkan pengobatan.

Ida Andriani atau yang dikenal dengan Ida Dayak merupakan warga transmigrasi lokal yang bermukim di Desa Pasir Belengkong, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Ida Dayak hanya memiliki seorang anak laki-laki bernama Herman Ida Andriani, yang juga sudah berkeluarga dan tinggal berdampingan dengan rumah orangtuanya.

"Dari dulu, ibu memang sudah berkeliling di berbagai pulau yang ada di Indonesia, seperti Sumatera, Papua, Sulawesi, pokoknya macam-macam sudah dikunjungi," terang Herman.

Dijelaskan, orangtuanya tersebut jarang berada di rumah lantaran kesibukannya dalam berjualan obat keras berbagai daerah.

Terkadang, kata Herman ibunya itu pulang ke rumah hanya untuk sekedar beristirahat dan setelah itu berangkat lagi.

"Kalau dulu itu tidak ada pasien lokal yang datang kesini karena mungkin belum banyak yang tahu, cuman kalau sekarang semenjak viral banyak yang datang, ibaratnya dulu hanya pulang istirahat 2 minggu dan paling lama kemarin itu semenjak Covid-19 sampai 6 bulan di rumah," urainya.

Herman menambahkan, hingga saat ini ibunya sudah 2 tahun lebih belum pulang ke Kabupaten Paser.

Meski demikian, Herman tetap intens berkomunikasi dengan ibunya melalui telepon seluler.

"Sering komunikasi, biasanya juga bertanya tentang kabar kami di rumah, dan terkadang menyampaikan lokasi pengobatannya, kalau sekarang ini ada di daerah Bogor," tambahnya.

Halaman
12