"Berenang dengan monofin tanpa menggunakan lengan, mirip dengan bagaimana lumba-lumba dan hewan laut berenang," kata dia.
"Hewan-hewan itu hanya memiliki sirip dan tidak bisa menggunakan lengan atau semacamnya," lanjut dia.
Sepanjang jalan, dia bertemu dengan banyak kehidupan laut dan bahkan dia disengat ubur-ubur.
"Saya sempat disengat ubur-ubur dan terus mengatakan pada diri sendiri bahwa ini bukan waktunya untuk menangis," ujar dia.
Baca juga: TRAGIS Niat Berenang di Pantai, Pria Ukraina Justru Tewas Kena Ledakan Ranjau
Meningkatkan kesadaran lingkungan
Ternyata, rekor yang dicapainya itu bukan hanya soal prestasi atletik, tetapi juga lingkungan.
Liivand menggunakan renang jarak jauhnya untuk meningkatkan kesadaran tentang pencemaran lingkungan, terutama mikroplastik di lautan.
"Tidak adil jika ikan, lumba-lumba, dan kura-kura dikelilingi oleh plastik yang berakhir di perut mereka," ungkap dia.
"Saya juga merasa, kita sebagai manusia adalah yang berikutnya," ungkap dia.
Selama berenang, Liivand mengumpulkan sampah yang dia lihat dan meletakkannya di kayak yang mendayung di sampingnya untuk nantinya bisa dibuang di tempat yang benar.
"Kalau saya lihat sampah, saya jadi marah," kata Liivand.
"Pada akhirnya ini bukan hanya tentang rekor, ini tentang membantu komunitas dan dunia," pungkasnya.
(*)
(TribunStyle.com/Jonisetiawan, Kompas/Ryan)
Baca artikel lainnya terkait berita viral