"Mereka mencoba untuk membawa adik saya ke dalam mobil dan membawanya pergi tetapi gagal.
Ini karena kakak saya telah menelepon ibu saya yang baru saja tiba di halaman Madrasah.
Jadi kami mengepung saudara perempuan saya dan guru menyuruh kami masuk dan berbicara.
Situasi menjadi kacau ketika kami ingin membawa saudara perempuan saya ke kantor polisi menggunakan kendaraan kami.
Mereka bersikeras membawa adikku hingga menyebabkan perkelahian," lanjutnya.
Baca juga: Santri Menangis Lihat Teman-temannya Dikunjungi Keluarga, Curhat Pilu: Setahun Tak Bertemu Orangtua
Situasi menjadi lebih kacau selama diskusi ketika saudaranya dipukul dan pihak Madrasah menutup pintu keluar dan memblokirnya dengan mobil.
"Mereka kemudian memanggil semua peserta pelatihan.
Dan juga penjaga sekitar 50 orang untuk mengepung dan mencegah kami membawa adik perempuan saya keluar dari tempat itu," tambah Hafiz.
Lalu, pihak Madrasah membawa gadis tersebut menggunakan mobil dengan alibi membawanya ke kantor polisi.
Namun dalam perjalanan, polisi berhasil menangkap mereka karena membawa adiknya pergi.
"Segera setelah kami tiba di Markas Besar Distrik Shah Alam, kami mengajukan laporan polisi.
Kakak dan ibu saya dipanggil untuk bersaksi.
Polisi mengizinkan saudara perempuan saya dibawa pulang bersama anggota keluarga karena Madrasah tidak berhak menahan saudara perempuan saya," ungkapnya.
Setelah merasa yakin bahwa dirinya aman, adik Hafiz itu menceritakan momen kelam saat dirinya disebut-sebut pernah di-bully dan dianiaya di Madrasah.
"Jari kaki dijepit menggunakan paku besi, jari dijepit dengan penjepit besi.