Warga Ngerangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini lulus tepat 3 tahun 8 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.75.
"Saya dengar karena sakit ya. Hari Kamis ya (Rika Kurnia Sari) itu meninggal.
Iya karena sudah mendaftar sudah selesai semuanya ya kita adakan prosesi penyerahan ijazahnya kepada ahli waris dalam hal ini diberikan kepada kakaknya," kata Jamal di UNS Solo, Sabtu.
Menurut Jamal peristiwa ini bukan kali pertama terjadi dalam prosesi wisuda di UNS.
Tapi sudah beberapa kali ada wisudawan meninggal dunia kemudian ijazahnya diambilkan oleh ahli waris.
"Ini biasa terjadi dan sudah beberapa kali kami melakukan itu.
Kalau ini tinggal menunggu wisuda ya. Prosesnya semua sudah selesai," ungkap dia.
Wisuda secara luring diikuti sebanyak 1.017 mahasiswa prodi S1.
Kegiatan ini pertama kali digelar setelah dua tahun pandemi.
Jamal mengatakan, wisudawan sangat antusias mengikuti prosesi wisuda luring.
Karena sejak Mei 2020 tidak ada wisuda luring.
"Beberapa kali wisuda dilaksanakan secara daring atau hybrid saja. Tetapi kali ini kami mencoba karena salah satu alasannya kuliah saja sudah luring. Maka kita harus mencoba wisuda secara luring," kata Jamal.
Meski baru pertama kali dilaksanakan secara luring pascapandemi, protokol kesehatan tetap dijalankan secara ketat.
Karena itu, para wisudawan memilih prosesi wisuda secara luring karena hanya dilaksanakan sekali seumur hidup ini.
"Prosesi wisuda itu seremoni yang tidak mungkin bisa dilupakan untuk selamanya, selama hidup.