PANGKU Jenazah Adik di Pinggir Jalan, Ditutupi Handuk, Kakak Nangis Tunggu Ayah, Sesekali Usir Lalat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Gulshan memangku jenazah adiknya di pinggir jalan sambil menunggu ayah cari mobil bantuan

Adik Gulshan pun meninggal saat menjalani perawatan.

Poojaram Jatav meminta pihak rumah sakit untuk membantu membawa jenazah adik Gulshan kembali ke kampung halamannya di Desa Badfra, Kota Ambah, Morena yang berjarak sekitar 30 km.

Ia berencana mengadakan upacara pemakaman.

Di luar dugaan, pihak rumah sakit menolak memberikan bantuan karena semua mobil mereka sibuk.

Poojaram Jatav tak mendapat mobil ambulance untuk membawa jenazah anaknya pulang (Ilustrasi Freepik)

Baca juga: Viral Pasangan Gelar Akad Nikah di Ambulans, Pengantin Pria Tertimpa Musibah Sehari Sebelumnya

Baca juga: ALASAN Piknik Keluarga, Ayah Tiri Berniat Kuburkan Mayat Anak 5 Tahun yang Disiksa Hingga Meninggal

Karena miskin, Poojaram Jatav tidak mampu membayar 1.500 rupee atau sekitar Rp 282 ribu untuk menyewa ambulans pribadi.

Tak tahu harus bagaimana, Poojaram Jatav akhirnya membawa jenazah adik Gulshan keluar dari rumah sakit.

Ia kemudian meminta Gulshan mengurus jenazah adik, sementara ia berusaha mencari mobil bantuan.

"Karena saya tidak punya uang untuk menyewa ambulans pribadi, saya mencoba mencari bantuan.

Ketika saya mencari mobil bantuan, saya minta tolong anak sulung saya menjaga tubuh adiknya di pinggir jalan," ungkap Poojaram Jatav.

Dengan sabar, Gulshan menunggu ayahnya sambil menjaga jenazah adiknya.

Sekitar setengah jam, Gulshan menunggu ayahnya tanpa mengeluh meski merasa ketakutan, kesepian, dan hanya bisa menangis.

Di pangkuannya, ada adik yang telah meninggal.

Banyak orang mendekat untuk bertanya lalu sedih mengetahui nasib keluarga Gulshan.

Mereka segera hubungi polisi setempat dan akhirnya pihak berwenang membantu Poojaram Jatav memanggil ambulans untuk membawa jenazah adik Gulshan pulang.

Kisah Lainnya - VIRAL Pria Thailand Simpan Mayat Istri di Rumah Selama 21 Tahun, Diajak Ngobrol Seolah Masih Hidup

Halaman
1234
Tags: