Bahkan, di bulan Oktober 2020, dia sempat dibanting, hingga akhirnya keguguran anak kedua.
Saat itu, DH meminta nafkah untuk medical check up dan susu anak. Namun, suaminya marah, dan melakukan KDRT.
"Dia marah. Cekcok, saya ditampar, dibanting saya.
Semua tetangga lihat," cerita dia.
Akibat bantingan itu, DH mengalami pendarahan.
Sempat dibawa ke rumah sakit, namun janin anak keduanya tak bisa terselamatkan.
"Terpaksa harus dikuret," katanya.
Saat keguguran, suaminya saat itu sempat merasa menyesal, dan mengaku khilaf.
Namun, DH sudah merasa sakit hati, dan melaporkan kejadian ini ke Polda Metro Jaya.
DH juga sempat kabur ke Bengkulu, namun dijemput kembali oleh suaminya, dan dibawa kembali ke Jakarta.
Selanjutnya, rumah tangga DH seperti sudah tak bisa diselamatkan.
Hingga akhirnya, DH memergoki sang suami bersama wanita lain di kantor waktu itu.
"Itu penggerebekan pertama.
Perempuan ini lari lewat belakang.
Dan suami saya ini tak mengaku," ujar dia.