TRIBUNSTYLE.COM - Proses pencarian putra Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yakni Emmeril Kahn Mumtadz hingga kini, Rabu, 1 Juni 2022 masih terus dilakukan.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, pria yang akrab disapa Eril itu hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss sejak Kamis 26 Mei 2022 pukul 11.24 waktu setempat.
Namun sayangnya, di saat Eril belum ditemukan, kabarnya Kota Bern dalam waktu dekat akan dilanda cuaca buruk.
Menurut prakiraan cuaca, kota Bern diprediksi akan hujan beberapa hari ke depan dengan badai di area pegunungan.
Kendati demikian, pencarian Eril akan tetap dilanjutkan.
Polisi Maritim Bern tetap akan berupaya melanjutkan pencarian intensif dengan metode yang sama yaitu patrol darat, perahu dan drone.
Baca juga: Kota Bern Diprediksi Akan Hujan dan Badai di Pegunungan, Bagaimana Kelanjutan Pencarian Emmeril?
Baca juga: Emmeril Belum Ditemukan, Ridwan Kamil Tahan Tangis saat Dikunjungi Wali Kota Bern, Matanya Sembab
Terlepas dari itu semua, kini keluarga dari Ridwan Kamil sudah mulai ikhlas dengan situasi yang sedang terjadi.
Gema doa dari masyarakat dan para pemuka agama di Tanah Air masih terus mengalir untuk Emmeril Kahn Mumtadz.
Bahkan, keluarga Ridwan Kamil sudah berkonsultasi dengan ulama terkait hilangnya Emmeril Khan Mumtadz di Sungai Aare, Bern, Swiss.
Hal itu diungkap Erwin Muniruzaman selaku kakak kandung Ridwan Kamil.
"Pencarian hari ini sudah selesai, kemudian dilanjutkan lagi hari berikutnya.
Dari pihak keluarga sudah ikhlas apapun nanti yang akan menjadi takdir dari Eril," ungkap Erwin di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa sore.
Selain itu, pihak keluarga juga mengaku telah menyusun skenario baru untuk penemuan Eril.
Pihak keluarga telah berkonsultasi dengan para tokoh agama guna mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam.
"Dari pihak keluarga sudah berkonsultasi dengan beberapa ulama seperti Ketua MUI Kyai Rachmat Syafei dan Ustaz Adi Hidayat."
"Ini untuk kami dapat mengetahui apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan syariat Islam terhadap apapun yang menjadi takdirnya Eril," tuturnya.
Selain itu, pihak keluarga juga masih berharap banyak dengan kabar baik dari tim gabungan yang mengoptimalkan pencarian Eril.
Sementara ditambahkan dari Tribunnews.com, hingga Selasa (31/5/2022), Eril dikabarkan masih belum ditemukan.
Melalui kabar yang diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Swiss, yang diterima keluarga Ridwan Kamil di Bandung, menyatakan pencarian belum menemui titik terang.
"Pencarian Eril oleh otoritas terkait masih dilakukan (sampai hari ini). Kang Emil terus ikhtiar setiap hari, termasuk turun sendiri," ujarnya.
Kemudian, Erwin mengungkapkan, Wali Kota Bern Alec Van Graffenried sempat menemui Ridwan Kamil di lokasi pencarian.
Ia memberikan dukungan yang optimal sekaligus menyampaikan rasa simpati mendalam kepada pihak keluarga.
"Wali Kota Bern berkesempatan memberikan support langsung ke Kang Emil di lokasi pencarian," ucap Erwin.
Kendala Pencarian Eril
Selain Tim SAR dan polisi Swiss, seorang WNI di Swiss juga ikut menjadi relawan pencarian Eril.
Bersama rekannya, pria bernama Baruno Wiro Nugroho ini menyusuri Sungai Aare di kota Bern, tempat Eril terseret arus.
Ia pun mengungkapkan kendala yang dihadapi ketika berpartisipasi dalam pencarian tersebut.
Menurut penuturan Baruno, sejak kabar hilangnya Eril mencuat, banyak WNI datang ke Sungai Aare dari berbagai wilayah.
Mereka ikut membantu pencarian putra pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya itu dengan perahu karet atau berjalan kaki.
"Kami melakukan pencarian itu tidak hanya masuk ke air, tapi di sekitarnya.
Kanan-kiri sungai itu ada jalan setapak, jadi ada WNI yang melakukan pencarian itu jalan," kata Baruno dilansir TribunStyle.com dari kanal YouTube Tribun Jogja Official, Selasa, (31/5/2022).
"Kami berempat melakukan pencarian langsung di sungainya, menggunakan perahu karet," imbuhnya.
Baca juga: Sudah 6 Hari Eril Belum Ditemukan, Relawan di Swiss Kesusahan: Pencarian Manual, Tak Ada Alat Khusus
Baca juga: Derasnya Sungai Aare Dinilai Terlalu Berbahaya, Polisi Swiss: Orang Asing yang Sering Tenggelam
Adapun kedalaman sungai Aare hanya berkisar maksimal 3 meter.
Sementara air sungai berada di sekitar suhu 13 derajat celcius dengan suhu udara di bawah 20 derajat celcius.
Di beberapa lokasi, bagian dasar sungai bahkan terlihat jelas karena kejernihan air yang berasal dari lelehan Gletser tersebut.
"Air sungai di Swiss itu jernih dibandingkan sungai-sungai di Indonesia," terang Baruno.
Menurut Baruno, ia mengalami sejumlah kendala ketika menyusuri sungai menggunakan perahu.
Selain tenaga yang terkuras karena penggunaan dayung manual, penglihatannya juga terganggu akibat pantulan air.
Pria yang sudah berada di Swiss selama 16 tahun ini mengaku cahaya yang berkilau di air bisa mengganggu pandangan para relawan.
"Pada saat melakukan pencarian kita kan manual, kita hanya menggunakan visual, tidak ada alat khusus untuk melakukan pencarian," tutur Bruno.
"Kadang-kadang namanya posisi visual itu kan ada titik-titik tertentu yang karena ada pantulan cahaya itu tidak bisa kita lihat ke dalam."
"Kalau pas ada cahaya memantul dari air itu sulit juga, bukan hanya karena kekeruhan air," pungkasnya.
(Grid.id/Novia)
Artikel ini diolah dari Grid.id dengan judul: Gema Doa Terus Mengalir untuk Emmeril Kahn Mumtadz, Keluarga Ridwan Kamil Sampai Konsultasi dengan Para Tokoh Agama hingga Ungkap Skenario serta Kemungkinan yang Akan Terjadi