Ini salah satu anak laki-laki yang kesepian saat PdPR (Pelaksanaan Belajar Mengajar di Rumah) tapi juga aktif di WhatsApp dan terlibat chat mesra dengan lawan jenis," tulisnya.
Suziana menegaskan, maksud dirinya mengunggah chat tersebut tidak dimaksudkan untuk mempermalukan anak-anak yang terlibat, melainkan mengaku patah hati dan sedih mengingat nasib anak-anak saat ini.
“Saya tidak menyalahkan siapa pun kecuali diri kita sendiri sebagai orangtua yang kurang peka dan terlena dengan hal yang dianggap sepele ini.
Mungkin tujuan pemberian gadget kepada anak untuk mempermudah proses PdPR tapi kita lupa atau lalai memantau.
Terkadang ada yang ketagihan dan tidak bisa hidup tanpa handphone, apa tindakan kita sebagai ibu? ayah?
Menyerah? Ya kebanyakan," ujarnya.
Jelas, orangtua sering mengambil jalan keluar yang mudah dengan memberikan gadget kepada anak-anak untuk mencegah mereka mengganggu atau mengacaukan rumah.
Namun tanpa sadar itu menyebabkan anak-anak menghabiskan lebih sedikit waktu dengan orangtua mereka.
Tonton postingan lengkapnya di sini
“Jujur, memberikan anak untuk menggunakan gadget akan mempermudah pekerjaan, anak tidak mengganggu kita, rumah tidak berserakan, mengasuh anak menjadu lebih mudah,
Saya pribadi setuju, (tetapi) di sini semuanya dimulai, kami memiliki lebih sedikit waktu dengan anak-anak dan lebih sedikit membeli jiwa anak-anak,” katanya.
Yang jelas, dia bersyukur aksi siwa yang terlibat terungkap lebih awal.
“Mungkin Tuhan ingin anak ini ditolong di tahap awal bukan saat masuk tingkat yang lebih tinggi (baru terungkap).
Mungkin tidak ada yang memberitahunya bahwa perbuatan itu sebenarnya salah, untungnya gurunya tahu sebelumnya.
Mungkin tidak banyak membantu tapi siapa tahu masih ada kesempatan untuk anak ini berubah, setiap orang berhak atas kesempatan kedua, ketiga atau bahkan keempat, tergantung situasinya,” ujarnya.