TRIBUNSTYLE.COM - Telah dikonfirmasi bahwa produsen drama JTBC 'Snowdrop' sedang mengadakan pertemuan dengan organisasi yang mengkritik distorsi sejarah demokratisasi karya tersebut.
Menurut pejabat penyiaran pada tanggal (24/12/2021), CEO JTBC Studio Chung Kyung Moon bertemu dengan NGO World Citizen yang mengajukan permohonan ke pengadilan untuk melarang penayangan 'Snowdrop' pada tanggal 22 Desember lalu.
Dalam proses ini, perusahaan produksi dilaporkan menjelaskan bahwa 'Snowdrop' tidak dimaksudkan untuk menyimpang sejarah.
Lee Seol Ah, CEO NGO World Citizen mengatakan dalam sebuah telepon dengan Hankook Ilbo,
"Saya mendengar bahwa drama tersebut di episode selanjutnya memiliki bagian yang tidak terduga (plot twist).
Baca juga: Ada Penyimpangan Sejarah Snowdrop, Ini 3 Kasus Besar YG Entertainment hingga Disebut Agensi Terburuk
Baca juga: KIAN PANAS, Masyarakat Korea Malah Mulai Petisi Penutupan JTBC Karena Tetap Siarkan Snowdrop
Jika Anda melihat konten ini, kesalahpahaman nantinya akan diselesaikan dicerita."
Kesalahan memang berasal dari awal episode di mana tidak seharusnya nama karakter mengingatkan dengan aktivis nyata yang ikut dalam gerakan demokratis.
Sehingga itu menimbulkan kesalahpahaman di antara pemirsa dan menyebutnya sebagai penyimpangan sejarah."
Langkah selanjutnya yang ditempuh oleh Studio JTBC untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini, yaitu dengan mencoba bertemu dengan Yayasan Memorial Martila Park Jong Cheol dan Lee Han Yeol, tetapi itu belum berhasil.
Diketahui pada tanggal 22 Desember, NGO World Citizen mengajukan permohonan ke Pengadilan Distrik Barat Seoul di Mapo-gu, Seoul untuk melarang pemutaran drama 'Snowdrop.'
'Snowdrop' telah dikritik sejak tahap produksi, ini karena diketahui menggambar kisah cinta mata-mata dan mahasiswa perempuan dengan latar belakang tahun 1987.
Kritik didapatkan setelah beberapa sinopsis yang belum selesai menyebar secara online musim semi ini.
Perusahaan penyiaran dan tim produksi menekankan bahwa itu bukan drama yang meremehkan gerakan demokratisasi dan menghargai keamanan dan mata-mata.
Namun ketika episode pertama dan kedua ditayangkan pada tanggal 18 dan 19 Desember, kritik menjadi lebih kuat dan membuat "Kekhawatiran telah menjadi kenyataan."
Ditegaskan bahwa tidak bijaksana menggunakan bekas luka di zaman ketika mahasiswa aktivis dicap sebagai gangster.