DULU Ditolak Kini Kilang Minyak di Tuban Buat Warga jadi Miliader, Kades: yang Beli Mobil Dulu Nolak

Editor: Monalisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu warga Tuban yang beli mobil setelah tanahnya dibeli untuk jadi kilang minyak

TRIBUNSTYLE.COM - Bak ketiban durian runtuh, warga Tuban kini jadi kaya mendadak setelah lahannya diborong untuk perusahaan kilang minyak.

Siapa sangka proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu awalnya ditolak oleh warga Desa Sumurgeneng pada tahun 2019.

Namun bak mendapatkan durian runtuh, warga desa itu kini bisa memborong ratusan mobil dalam waktu hampir bersamaan.

Gabungan dengan perusahaan Rusia.

Kilang minyak di Kecamatan Jenu, Tuban tersebut merupakan proyek gabungan antara Pertamina dan Rosneft, perusahaan minyak dan gas asal Rusia.

Perusahaan gabungan itu dinamai PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia.

Baca juga: FAKTA Sebenarnya Warga Sedesa di Tuban Borong 190 Mobil Baru, Ramai-ramai Jadi Miliarder Dadakan

Baca juga: RATUSAN Mobil Mewah Berderet Masuk Kampung, Ternyata Warga yang Membelinya, Kades pun Khawatir

Warga sedesa di Tuban borong mobil (Suryamalang.com/kolase TikTok @rizkii.02)

Berdasarkan kepemilikannya, Pertamina memiliki saham mayoritas dengan 55 persen, sisanya ialah saham Rosneft.

Proyek New Grass Root Refinery (NGRR) itu memiliki kapasitas 300.000 barrel per hari sehingga digadang-gadang bisa memperkuat kemandirian energi.

Proyek bernilai Rp 211,9 triliun itu ditargetkan bisa beroperasi pada 2026.

Diklaim kilang minyak tercanggih dan ramah lingkungan

Dilansir dari Surya.co.id, kilang Pertamina-Rosneft diklaim sebagai kilang minyak tercanggih di dunia.

Kilang tersebut akan memproduksi gasoline, diesel, hingga avtur dengan hasil lebih berkualitas berstandar Euro V.

"Kilang Tuban memiliki standar terbaik di dunia, yang sangat ramah dengan lingkungan," terang Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, seperti dikutip dari Surya, Minggu (1/12/2019).

Adapun total lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini ialah seluas 841 hektare.

Rupanya, proyek kilang minyak ini sempat mendapat pertentangan.

Penolakan pernah dilakukan warga pada tahun 2019 karena mereka merasa harga pembebasan lahan belum cocok.

Pertamina akhirnya menempuh upaya konsinyasi melalui Pengadilan Negeri (PN) Tuban untuk mendapatkan lahan yang tersisa pada November 2020 lalu.

"Jadi kami melakukan upaya konsinyasi di PN Tuban kemarin," kata Koordinator Konsultan Pengadaan Tanah PT Pertamina M Triyono, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Kepala Desa Pomahan, Desa Sumurgeneng, Kasiyanto mengungkapkan, di wilayahnya ada 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Pomahan yang mendapatkan uang penjualan tanah dari Pertamina.

Dari 70 KK itu, sekitar 50 KK awalnya menolak keras menjual tanah untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).

Baca juga: 7 Fakta Warga Desa di Tuban Beli Ratusan Mobil, Satu Keluarga Mayoritas Beli 2-3 Unit!

"Mereka yang membeli mobil baru secara bersamaan kemarin itu kelompok yang dulunya menolak keras menjual tanahnya," kata dia.

Setelah menemukan kecocokan, kini tanah mereka dibeli dengan harga bervariasi dan bernilai miliaran.

Bahkan ada yang mendapatkan uang di atas Rp 20 miliar.

Warga ramai-ramai beli 176 mobil Menyusul diterimanya uang pembayaran tanah, fenomena menarik muncul.

Warga satu desa di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi beramai-ramai membeli mobil secara bersamaan.

Tak tanggung-tanggung, terhitung ada 176 mobil yang dibeli.

Bahkan ada satu orang yang membeli dua hingga tiga mobil.

Rata-rata warga membeli Innova, Pajero, HRV hingga Honda Jazz. Kepala Desa Sumbergeneng Gihanto membenarkan hal tersebut.

Video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai. (Capture video)

"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangunan rumah juga," kata dia, seperti dilansir dari Surya.co.id.

Warga, kata dia mendapatkan uang hasil penjualan tanah yang rata-rata mencapai Rp 8 miliar.
Bahkan ada warga yang menerima Rp 26 miliar dan Rp 38 miliar atas kepemilikan beberapa hektare lahan.

Sedikit yang Buat Usaha

Meski demikian Gihanto menyimpan kekhawatiran jika warga tidak memanfaatkan uang tersebut untuk kepentingan jangka panjang.

Ia mengaku hanya sedikit warga yang memanfaatkan uang untuk usaha.

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya, Selasa (16/2/2021).

Bahkan ia mengatakan, tak heran di wilayahnya sulit ditemukan usaha seperti warung makan.

"Jadi jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," ujarnya.

Cerita warga dapat Rp 18 miliar, beli 3 mobil

Salah satu warga yang beli mobil setelah lahannya dibeli untuk kilang minyak (TribunJatim/M Sudarsono)

Siti Nuru Hidayatin (32) adalah salah satu warga yang menjual tanah seluas 2,7 hektare dengan nilai Rp 18 miliar.

Dia pun memborong tiga mobil, yakni Innova, HRV dan mobil pikap untuk usaha.

Selain itu, Siti juga menyimpan uang untuk deposito dan membangun Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA).

"Dua mobil yaitu Innova dan HRV, lalu ada mobil pikap buat usaha. Bangun TPA dan Deposito juga," kata Nurul ditemui di rumahnya seperti dikutip dari Tribunjatim, Rabu (17/2/2021).

Bahkan dia juga berencana berangkat haji ke Tanah Suci Mekah.

Ada sembilan orang yang berangkat, antara lain suaminya, sepupu dan orangtua.

"Ya mau memberangkatkan ke tanah Suci, ini kan impian umat islam, Cita-cita lah.

Do'anya saja semoga berkah," jelasnya.

Berbeda dengan Kholikah (50), dia mendapat uang Rp 4,5 miliar dari penjualan tanah seluas 600 meter persegi.

Kholikah memilih menggunakan uang tersebut untuk membuka usaha mebel.

Uang saya investasikan ini, untuk usaha mebel juga yang kini buka di rumah. Alhamdulillah jalan," kata dia.

(Penulis: Hamim | Editor: David Oliver Purba, Dheri Agriesta, Robertus Belarminus), Surya.co.id, Tribun Jatim

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kilang Minyak Tuban, Dulu Ditolak, Kini Bikin Warga Kaya Mendadak",