Baru-baru ini, Gates Sr. menjabat sebagai ketua bersama dari Bill and Melinda Gates Foundation, di mana dia membimbing visi dan arah strategis yayasan.
Masih dari The Washington Post, sosok Gates Sr. tak lepas dari masa depresinya di kelas pekerja Bremerton, di seberang Puget Sound dari Seattle, Amerika Serikat.
Sarjana hukum
Ayahnya sering membawa pulang potongan batu bara yang jatuh dari truk pengiriman untuk digunakan memanaskan rumah mereka.
Dia lahir di Bremerton pada tanggal 30 November 1925. Saat remaja, dia adalah seorang Eagle Scout (pangkat tertinggi di Pramuka).
Setelah dinas Angkatan Darat dalam Perang Dunia II di Pasifik, Gates masuk Universitas Washington dan menerima gelar sarjana pada tahun 1949. Dia juga mendapat gelar sarjana hukum pada 1950.
Tahun berikutnya, dia menikahi Mary Maxwell, kekasih kampusnya, dan mereka memiliki tiga anak.
Menurut keluarganya, ia sosok yang emosional tapi juga kompetitif. Mulai dari pertandingan kartu hingga tenis meja, bahkan percakapan makan malam tentang peristiwa dunia.
Dia membantu membangun Preston Gates & Ellis yang sekarang bernama K&L Gates dan menjadi salah satu firma hukum terkemuka di Seattle.
Bantuan hukum bagi orang miskin
Sebagai presiden asosiasi pengacara kabupaten dan negara bagian, dia mengumpulkan dana untuk bantuan hukum bagi orang miskin.
Selain itu, dia membenamkan dirinya sebagai wali, petugas, dan sukarelawan di organisasi seperti United Way dan Planned Parenthood.
Dia juga menulis buku berjudul “Showing Up for Life”. Isinya mengenai kebaikan yang sangat besar dicapai ketika wanita diberdayakan dan diberi pilihan.
Pada pertengahan 1990-an, saat dia hampir pensiun, putra dan menantunya memintanya untuk mengawasi permintaan data yang mengalir ke organisasi filantropi.
Untuk memisahkan surat yang sangat banyak, Gates awalnya mengandalkan sistem kotak kardus yang disimpan di ruang bawah tanahnya.