TRIBUNSTYLE.COM - Sosok Jerinx SID yang lekat dengan image "pemarah" ternyata tidak lepas dari masa kecilnya yang kelam. Simak kisahnya berikut ini.
Jerinx SID dikenal sebagai musisi yang vokal dengan berbagai isu sosial dan lingkungan.
Ia lantang menyuarakan pendapatnya baik di dunia nyata maupun maya.
Tak jarang dirinya terlibat debat hingga perseteruan di media sosial yang kemudian menuai kontroversi.
Gayanya yang ceplas-ceplos dengan kata yang berani dan tegas membuat banyak orang yang menyukainya, namun tidak sedikit pula yang berseberangan.
Kerap kali ia terang-terangan mengajak duel satu lawan satu kepada warganet yang nyinyir karena tidak memahami maksudnya.
Hal tersebut membuat image "pemarah" lekat dengan sosok Jerinx di media sosial.
• PROFIL Jerinx SID, Musisi Kontroversial yang Kini Dipolisikan Gegara Sebut IDI Kacung WHO
• Jerinx SID Bakal Ketemu dengan dr. Tirta, Nora Alexandra: Nah Gitu Daripada Ribut di Feed IG
Sifat "pemarah" yang dimilki Jerinx ini ternyata erat kaitannya dengan kondisi masa kecil pria dengan nama asli I Gede Ari Astina tersebut.
Dalam sebuah wawancara yang dimuat dalam buku Questioning Everything (2016), ia mengungkap kisah masa kecilnya yang terbilang kelam.
Saat Jerinx masih kecil, keluarganya memiliki masalah ekonomi yang membuatnya harus tinggal bersama keluarga paman.
“I had a fucked up childhood with a fucked up family. Saya anak tunggal. Lahir di Kuta. Ayah sopir taksi, ibu waitress di hotel. Mereka selalu sibuk jadi saya sangat sering ditinggal sendiri," kata Jerinx.
"Karena alasan finansial, saat SD saya dititipkan di keluarga almarhum Paman. Keluarga kelas menengah ke bawah yang –sayangnya—disfungsional dan memiliki konflik internal tersendiri hingga saya merasa makin terasing," sambung Jerinx.
"Saya benar-benar tidak punya kenangan yang baik tentang masa-masa itu," tambahnya.
Setelah perekonomian keluarga membaik, Jerinx kemudian tinggal bersama kedua orangtuanya.
Sayangnya, orangtua suami Nora Alexandra itu tidak akur dan sering terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
"Setelah orangtua saya punya sedikit tabungan, saya pindah bersama mereka hanya untuk menyaksikan mereka–literally—berusaha saling bunuh," kata Jerinx.
"Entah berapa kali saya lihat Ibu mencoba membunuh Ayah, dan entah berapa kali saya lihat Ayah menghajar orang di depan umum karena cemburu," sambung Jerinx.
"They were definetly NOT meant to be together. Untungnya mereka bercerai," tambahnya.
Setelah perceraian orangtuanya tersebut, Jerinx muda memutuskan untuk hidup sendiri dengan bekerja jadi penulis lepas di majalah sembari berkuliah.
Jerinx menyebut jika masa kecil yang kelam membentuk dirinya memilki sifat pemarah.
Saya enggak punya childhood memories yang menyejukkan dan selalu merasa sendirian. Itu yang membuat watak saya seperti ini," ungkap Jerinx.
"Tapi saat ini saya dalam proses berdamai dengan diri sendiri, semoga itu lekas terjadi karena saya tidak mau selamanya hidup dalam amarah,” tambahnya.
Seperti diketahui, Jerinx kini tengah menjadi sorotan setelah dirinya dipolisikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali dengan tuduhan pencemaran nama baik terkait komentarnya soal rapid test.
Kasus ini bermula saat Jerinx mengunggah sebuah komentar di akun instagramnya pada 13 Juni 2020 lalu.
Dalam unggahan itu, Jerinx menyebut IDI dan pihak rumah sakit sebagai "kacung" Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu terkait adanya syarat rapid test bagi pasien yang akan mendapatkan layanan di rumah sakit.
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stres dan memyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab," tulis Jerinx, di akun Instagram-nya.
Tak sampai di sana, ia juga menambahkan keterangan, "Bubarkan IDI! Saya gak akan berhenti menyerang kalian @ikatandokterindonesia sampai ada penjelasan perihal ini."
Profil Jerinx
Biodata
Jerinx atau Jrx memilki nama asli I Gede Ari Astina.
Ia lahir di Kuta pada 10 Februari 1977.
Jerinx kini telah menginjak usia 43 tahun.
Berdasarkan tanggal lahirnya, ia diketahui berzodiak Aquarius.
Perjalanan karier
Jerinx dikenal sebagai drummer dari band punk rock asal Bali, Superman Is Dead (SID) yang terbentuk pada 1995 silam.
Ia awalnya membentuk band tersebut bersama I Made Budi Sartika yang biasa dipanggil Bobby Kool yang kini menjadi gitaris dan vokalis di SID.
Pada saat itu, bergabung pula I Made Bawa yang lebih dikenal dengan nama lain Lolot mengisi posisi pemain bass.
Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day, NOFX dan Bad Religion.
Tidak lama setelah band terbentuk, Lolot keluar dari band dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada proyek band yang lain.
Kekosongan sesi bass akhirnya diisi oleh personel baru yang bernama Eka Arsana yang akrab dipanggil Eka Rock yang bertahan hingga kini.
Nama Jerinx semakin dikenal seiring dengan meroketnya popularitas SID.
Mereka telah merilis setidaknya 10 album dengan sederet hits, termasuk Punk Hari Ini, Kuat Kita Bersina hingga Sunset di Tanah Anarki.
Sederet prestasi berhasil mereka torehkan termasuk gelar Grup Rock Terbaik di AMI Awards 2014.
Selain bermain musik, Jerinx juga berkecimpung di dunia bisnis.
Ia memiliki bisnis pakaian dengan merek Rumble dan sebuah bar yang bernama Twice Bar.
Jerinx dikenal memilki kepedulian dengan isu sosial dan lingkungan yang juga tercermin dalam lagu dan bisnisnya.
Seperti merek Rumble yang bekerjasama dengan organisasi lingkungan di Bali seperti Walhi Bali (Wahana Lingkungan Hidup) membuat Ecodefender dan BalinotForSale.
Ecodefender adalah gerakan untuk mendukung Walhi Bali dalam lingkupnya memperhatikan lingkungan hidup di Bali.
Setiap penjualan dari Rumble, 1000 rupiah akan masuk ke Ecodefender.
Sedangkan BalinotforSale adalah konser kerjasama dari beberapa organisasi peduli lingkungan dan grup-grup musik di Bali, dalam rangka menyuarakan perlawanan terhadap kerusakan lingkungan yang selama ini tumbuh subur di Bali.
Kepeduliannya tersebut juga terlihat dalam gaya Jerinx yang vokal terhadap berbagai isu sosial dan lingkungan.
Tak jarang hal tersebut menimbulkan kontroversi. Banyak yang mendukung, namun ada juga yang tidak suka.
Yang terbaru, ia dipolisikan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali dengan tuduhan pencemaran nama baik terkait komentarnya soal rapid test Covid-19.
Dalam unggahannya, Jerinx menyebut IDI dan pihak rumah sakit sebagai "kacung" Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah pandemi virus corona.
Hal itu terkait adanya syarat rapid test bagi pasien yang akan mendapatkan layanan di rumah sakit.
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan Rumah sakit dengan seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan tes Covid-19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stres dan memyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab," tulis Jerinx, di akun Instagram-nya.
Tak sampai di sana, ia juga menambahkan keterangan, "Bubarkan IDI! Saya gak akan berhenti menyerang kalian @ikatandokterindonesia sampai ada penjelasan perihal ini."
Kehidupan pribadi
Jerinx menikah dengan model cantik berdarah Swiss, Nora Alexandra pada 5 Oktober 2019.
Pernikahan mereka sempat menuai kontroversi karena berbagai hal termasuk perbedaan usia yang terbilang cukup jauh.
Jerinx saat itu berusia 42 tahun, terpaut 18 tahun dari Nora yang berusia 24 tahun.
Selain itu, isu perbedaan keyakinan di antara mereka juga tak luput dari nyinyiran warganet.
Meski begitu, hubungan keduanya justru terlihat begitu mesra dan saling mendukung satu sama lain.
(Tribunstyle.com/ Amr)
BACA JUGA:
• Babak Baru Perdebatan Jerinx SID dan dr. Tirta, Saling Singgung di Media Sosial Soal Covid-19
• Klarifikasi Jerinx SID Soal Pelaporan Akun @JRXSID_official atas Pencemaran Nama Baik Partai Politik