TRIBUNSTYLE.COM - Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB) SMP di Kota Padang, Sumatera Barat, diwarnai keluhan dan protes.
Mobil Kepala Dinas Pendidikan sampai dihadang puluhan orang tua murid.
Diberitakan sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Padang menggelar hearing antara perwakilan orang tua murid yang protes sistem PPDB SMP jalur zonasi dengan Dinas Pendidikan Kota Padang, Selasa (7/7/2020).
Dilansir dari TribunPadang.com, hingga Selasa siang siang, keinginan orang tua murid yang protes dengan Disdik Padang belum menemukan titik temu.
Ketua DPRD Padang memutuskan menghentikan hearing dan menjanjikan akan mencarikan solusi setelah istirahat zuhur.
Saat keluar dari gedung DPRD Padang, Kadisdik, berserta jajaran Disdik Padang disoraki oleh orang tua murid yang protes.
Puluhan orang tua murid yang anaknya tak lolos PPDB Jalur Zonasi pun menghalangi Kadisdik yang hendak pergi dengan mobil dinasnya.
• KECEWA PPDB Jakarta, Orang Tua Murid Ngamuk, Saya Mendengar Kata Jarak, Padahal Seleksinya Usia
• BERSIAPLAH! Senin 13 Juli 2020 Hari Pertama TK SD SMP SMA Sekolah Belum Dibuka, Begini Cara Belajar
Terekam video yang memperlihatkan ibu-ibu orang tua murid menghadang dan mengejar mobil Kadisdik Padang, Habibul Fuadi, yang mau meninggalkan gedung DPRD Padang.
Para orang tua murid yang mayoritas ibu-ibu itu mencegat mobil sambil berteriak minta solusi.
Penghadangan berlangsung beberapa menit, sampai kemudian petugas Satpol PP Padang turun.
PPDB Padang Jalur Zonasi Menuai Protes dari Para Orang Tua Murid
Diberitakan sebelumnya, puluhan orang tua murid mendatangi kantor DPRD Kota Padang, Selasa (7/8/2020).
Para orang tua ini hadir untuk menyampaikan protes sistem Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB Online tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) jalur zonasi.
Seorang wali murid Yunita Kodiva (44) mengatakan dirinya bersama orang tua murid lainnya protes sistem zonasi yang ditentukan berdasarkan umur bukan nilai.
Sehingga anak mereka tidak diterima pada PPDB SMP jalur zonasi tahun 2020 ini.
"Biasanya yang ditentukan nilai, sebelumnya juga tidak ada pemberitahuan, seharusnya setahun yang lalu sudah disampaikan informasinya," kata Yunita Kodiva.
Yunita Kodiva mengatakan umur anaknya 12 tahun 2 bulan, namun anaknya tidak lulus PPDB tingkat SMP jalur zonasi, karena umur tidak sesuai.
Dikutip dari Kompas.com, orang tua siswa lainnya, Yeni (48), mengatakan dirinya tidak mampu menyekolahkan anaknya di sekolah swasta karena biaya yang mahal.
"Mana sanggup bayar sekolah swasta. Kondisi sekarang sudah susah. Untuk makan saja sudah susah mana ada bayar uang sekolah swasta," kata Yeni.
PPDB SMA/SMK Sumatra Barat Diperpanjang
Sementara itu, pendaftaran PPDB untuk jenjang SMA/SMK di Sumatra Barat (Sumbar) diperpanjang hingga 8 Juli 2020.
Dikutip dari Kompas.com secara terpisah, perpanjangan dilakukan Disdik Sumbar bertujuan merampungkan proses validasi dan verifikasi data, hasil seleksi untuk jalur zonasi, afirmasi atau inklusi dan perpindahan orangtua.
Diberitakan sebelumnya, PPDB Online SMA di Sumbar juga menuai kekecewaan dari para orang tua calon murid.
Sejumlah orangtua mengaku sedih melihat anaknya stres lantaran tak lolos Jalur Zonasi pada pengumuman sementara.
Mereka pun menyapaikan kekecewaannya dan mendatangi posko PPDB Disdik Simbar, Senin (6/7/2020).
Sejumlah orang tua murid mengeluh dan mempertanyakan kenapa nama anaknya tidak muncul pada pengumuman sementara padahal nilai, jarak, dan umur sudah mencukupi kriteria.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
BACA JUGA
• POPULER Jadwal Masuk Sekolah Dimulai 13 Juli, Zona Kuning, Oranye & Merah Dilarang Tatap muka
• PPDB Utamakan Usia, Seorang Siswa Nangis Hingga Tak Mau Makan, Menyesal Kenapa Umurnya Lebih Muda