"Pihak RS dan Puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini, ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali," ungkap Teguh.
Pasien lain dan dukun jadi ODP
Saat dijemput, ternyata E dan keluarganya sudah dua hari tinggal di rumah dukun.
Selama tinggal di sana, E telah berbaur dengan warga yang sedang berobat pada dukun tersebut.
Sehingga total ada 10 orang yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP) termasuk dukun yang didatangi E.
"Pas kita ke sana, ternyata mereka kaget dan pengakuannya sudah dua hari di sana."
"Berbaur dengan warga yang sedang berobat ke dukun, ada sekitar 10 orang, jadi dukun ini juga menerima rawat inap di sana," ungkap Teguh.
Petugas kemudian memeriksa kondisi para pasien yang kontak erat dengan E.
Tak hanya itu, petugas juga memeriksa lingkungan sekitar rumah dukun dan kamar pemeriksaan pasien.
"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker."
"Nanti rencana kita mau tes kepada orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," jelas Teguh.
Bupati Boogor ungkap alasan pasien positif corona berobat ke dukun
Mengutip dari Kompas.com, Bupati Bogor, Ade Yasin menyebut, pasien positif corona yang pergi ke dukun harus reedukasi kembali ke rumah sakit.
"Terkait posisi satu pasien positif yang kabur ke dukun itu, Alhamdulillah sudah kita ambil kembali untuk diisolasi sambil diberi pemahaman," kata Ade.
Ade menilai bahwa isolasi dan reedukasi sangat penting.