Dokter yang meninggal dunia adalah dr. Adi Mirsa Putra asal Bekasi, Jawa Barat; dr. Djoko Judodjoko asal Bogor, Jawa Barat dan dr.Hardio dari Bintaro, Jakarta.
Mereka meninggal dunia pada hari Jumat (20/3/2020) dan Sabtu (21/3/2020) kemarin.
Sementara itu, Daeng Muhammad Faqih mengaku tidak memiliki data pasti terkait jumlah tenaga medis yang terinfeksi virus corona.
Hal itu karena Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tidak memberikan data mengenai tenaga medis yang positif terinfeksi virus corona kepada IDI.
“Kalau perawat (yang meninggal dunia) sudah diumumkan, jadi data tidak disampaikan oleh yang menghimpun data, yaitu Kemenkes,” ungkapnya.
Akibatnya, informasi yang berbeda-beda diterima oleh IDI.
“Beragam info yang saya terima, ada yang bilang 23 total tenaga medis yang terinfeksi, ada juga yang bilang 32,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut baru mendengar informasi meninggalnya dua dokter karena infeksi virus corona tersebut.
"Saya juga baru dengar," kata Achmad Yurianto saat dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Sabtu (21/3/2020) malam.
Hingga saat ini, diketahui ada 3 dokter yang meninggal dunia dan dinyatakan positif virus corona.
Sebelumnya diberitakan, seorang perawat di Jawa Barat meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.
Meninggalnya perawat karena terinfeksi Covid-19 itu dibenarkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Senin (16/3/2020) lalu saat konferensi pers di Command Center Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung
Seorang perawat ini meninggal dunia setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah merawat satu pasien yang terinfeksi virus corona di salah satu runah sakit di Jakarta.
Sebelum meninggal, ia sempat masuk kedalam kategori pasien dalam pengawasan atau PDP.
Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja, ia kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso, kemudian meninggal dunia dalam waktu kurang dari 24 jam perawatan.