“Kemampuan yang saya miliki baiknya bermanfaat juga untuk orang lain,” ucap Putu Ayu Saraswati kepada TRIBUN-BALI.COM pada 2015 silam.
Keputusan Ayu untuk menekuti disiplin ilmu kedokteran bukan semata karena kedua orangtuanya adalah dokter.
“Mereka tidak pernah menuntut apa-apa,” ucap sulung tiga bersaudara itu.
Dengan menjadi dokter, Ayu merasa dapat berbuat untuk mereka yang membutuhkan.
Saat kecil, ia sering ikut ayahnya saat memberikan pelayanan kesehatan pada pasien.
Dari sana, Ayu kerap memperhatikan cara kerja ayahnya.
“Saya juga ingin membantu orang lain. Ya, setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda-beda untuk membuat perubahan,” ungkapnya penuh keyakinan.
3. Sempat tidak direstui orangtua
Sebelum mengikuti ajang Puteri Indonesia 2020, Putu Ayu sempat mengikuti ajang Jegeg Bali 2015 dan menjadi pemenang.
Ayu mengungkapkan, ayahnya yang berprofesi sebagai dokter, awalnya tidak mendukung pilihan Ayu untuk mengikuti kontes seperti itu.
Ia disarankan hanya tetap fokus pada studi karena capaian prestasi akademik menjadi tolak ukur utama.
Namun Ayu mampu meyakinkan orangtuanya, tidak selamanya pandangan itu benar.
Ia bisa membuktikan, sukses di akademis selaras dengan prestasi dalam berkreasi.
“Ayah yang memastikan kalau saya benar-benar bisa cat walk di panggung. Sebelumnya saya tidak pernah ikut beginian. Tidak ada waktu, karena jadwal kegiatan saya sudah sangat padat,” kata Putu Ayu kepada TRIBUN-BALI.COM pada 2015 silam.
Ayu selalu berpegang pada prinsip untuk mencoba sesuatu yang awalnya tidak ia bisa hingga kemudian menjadi bisa.