Seorang pekerja di Rumah Duka Caidan, di pinggiran kota Wuhan, juga mengklaim karyawannya bekerja "24/7" untuk menangani mayat-mayat itu, lapor Epoch Times.
Pekerja di krematorium itu mengatakan staf sudah kelelahan dan bekerja tanpa peralatan yang layak.
• Sosok Prof Huang Xiqiu, Arsitek Pembangunan Rumah Sakit Corona, Ternyata Aslinya Orang Jember
• Singapura Beberkan 18 Produk Kebersihan Rumahan yang Mampu Cegah Virus Corona, Simak Daftarnya
Diidentifikasi sebagai Mr. Yun, ia mengatakan:
"90 persen karyawan kami bekerja 24/7, kami tidak bisa kembali ke rumah."
Dengan dingin, ia mengklaim, "Semua kamar kremasi Wuhan telah bekerja 24 jam."
Dia menambahkan, "Kami benar-benar membutuhkan lebih banyak tenaga kerja."
Tempat kerjanya dilaporkan harus mengambil mayat dari Rumah Sakit Tongji Wuhan, Rumah Sakit No. 13 Wuhan, Rumah Sakit Huoshenshan yang baru dibangun, dan rumah sakit kecil lainnya.
Yun mengaku telah berbicara dengan pekerja krematorium lain yang semuanya dalam situasi yang sama.
• Kisah Miris Bayi Baru Lahir Tertular Virus Corona Karena Ibunya Juga Terinfeksi, Kesulitan Bernapas
• Ikut Jamuan Makan Tahun Baru Imlek Ramai-ramai, 10 Warga Wuhan Terinfeksi Virus Corona, 30 Dites
Dia menyebut "setiap hari, kita membutuhkan setidaknya 100 kantong mayat".
Tentu klaim Mr. Yun ini jauh lebih tinggi dari jumlah kematian resmi yang dirilis oleh pemerintah China sekitar 600 lebih.
Sedangkan New York Times melaporkan bahwa penduduk Wuhan sendiri mengatakan tidak percaya dengan jumlah resmi kematian penduduk yang dirilis oleh pemerintah.
Sistem kesehatan rumah sakit di sana juga disebut benar-benar kewalahan.
Dokter mengalami kekurangan alat dan waktunya habis untuk menanganan pasien. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar).
• VIRAL Selebgram Kanada Bikin Prank Virus Corona di Dalam Pesawat, Akhirnya Unggah Video Minta Maaf
• Foto & Video Pembangunan Kilat 2 Rumah Sakit Virus Corona di China, RS Huoshenshan & Leishenshan