TRIBUNSTYLE.COM - Berita viral hari ini - WHO tetapkan status virus corona jadi wabah internasional, Begini keseharian warga Wuhan, China yang terisolasi.
Corona virus masih mewabah dan masih akan menyebar ke berbagai belahan dunia.
Dilansir dari berbagai sumber, jumlah kasus penyebaran virus corona yang telah dikonfirmasi oleh pemerintahan China kini telah mencapai rekor wabah SARS pada tahun 2003 silam.
Jumlah total kasus virus corona ini masih dihitung di negara China saja, belum lagi beberapa negara lain yang terpapar wabah virus corona.
Dilansir dari CNN pada (31/1/2020), wabah SARS pada tahun 2003 telah menginfeksi 5.327 jiwa dengan 349 laporan kematian.
• Dikritik Karena Sempat Sembunyikan Info Soal Virus Corona, Wali Kota Wuhan Siap Mengundurkan Diri
• Perbedaan Pneumonia Biasa dengan Pneumonia yang Disebabkan Virus Corona, Cermati Kriteria Penentunya
Belum lagi informasi terbaru dari Kompas.com juga menyebutkan bahwa ada sebanyak 1.982 kasus baru dan 42 kematian dikonfirmasi ada di 17 kota di Provinsi Hubei, China.
Dengan demikian total yang terjangkit virus corona hingga saat ini mencapai 9.693 orang, dan jumlah kematian seluruhnya mencapai 213 orang.
Dengan keadaan ii Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan status virus corona Wuhan atau novel coronavirus (2019-nCoV) sebagai darurat dunia.
Lalu bagaimana keseharian warga Wuhan yang terisolasi disana?
Sepekan sudah warga Wuhan, China, terisolasi akibat mewabahnya virus corona.
Pihak berwenang mengumumkan pembatasan perjalanan terhadap penduduk kota Wuhan, China, termasuk menutup bandara Wuhan, stasiun kereta api, dan transportasi umum sejak Kamis (23/1/2020) minggu lalu.
Sebanyak 5 juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum kota itu terisolasi.
Sementara, sekitar 9 juta lainnya memilih bertahan di ibukota provinsi Hubei itu.
Bagi warga Wuhan, dunia saat ini hanya sebatas rumah mereka dan terpaksa mencari cara lain untuk mengisi waktu hingga kota kembali dibuka.
Tak sedikit pula dari mereka yang memutuskan untuk membantu penanganan virus corona Wuhan.
• Miris, Dikira Idap Virus Corona, Orang-orang Takut Membantu Pria yang Tewas Kejang di Pinggir Jalan
• Jumlah Pengidap Virus Corona Sudah Melebihi SARS, Ilmuwan Beberkan 2 Penyebab Utama Mewabahnya Virus
Membuat video dan mengunggahnya
Penduduk Kota Wuhan juga banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan untuk membuat video dan mengunggahnya.
Mereka membuat aktivitas-aktivitas lucu untuk mengisi waktu dan mengurangi rasa cemas.
Salah seorang warga terlihat menciptakan permaianan untuk anaknya.
Ia menyuruh anaknya melempar kertas yang dibentuk seperti lingkaran ke sejumlah peralatan rumah tangga yang telah disusun secara urut.
Selain itu, sebuah video lain juga menampilkan gambar pria yang sedang memancing ikan dalam sebuah ember dari atas kasurnya, dan bermain badminton di dalam rumah.
Ada juga warga Wuhan yang membagikan momen mereka sedang bermain badminton di dalam rumah.
Menjadi relawan
Salah satunya adalah Liang Liang, pebisnis yang bergabung dengan 4.000 orang untuk membantu staf medis dan mengangkut berbagai kebutuhan.
Dikutip dari SCMP (30/1/2020), Liang pulang pada 10 malam setelah menjalani hari yang melelahkan di balik kemudinya.
Ia mengaku, keputusannya untuk menjadi relawan karena ia kasihan melihat penderitaan pegawai rumah sakit.
"Video dan foto di dunia maya menunjukkan staf medis bekerja dalam kondisi tragis dan kekurangan pasokan alat pelindung."
Saya merasa sangat sedih melihat gambar-gambar itu," kata Liang.
Dalam sepekan terakhir, Liang telah mengangkut 100 staf medis, mengirim puluhan ribu masker dan ribuan pakaian pelindung ke rumah sakit.
Sejumlah pengemudi secara sukarela mulai bekerja pada jam 5 pagi dan seringkali pulang hingga larut malam.
Mereka tak mempedulikan rekomendasi pihak berwenang untuk tetap tinggal di rumah dan mengambil risiko tertular virus corona karena melakukan kontak dengan para dokter dan pasien.
"Jika disebut tak khawatir terinfeksi virus, itu adalah bohong. Aku khawatir.
Tapi, melihat situasi saat ini, rasanya motivasi saya untuk menolong lebih besar dibandingkan kekhawatiran terhadap kesehatanku.
Saya juga berharap agar beruntung dan tidak terinfeksi," kata Liang.
• Kisah Bocah Cerebral Palsy Tewas Sendirian Karena Ditinggal Keluarga yang Mengidap Virus Corona
• Pulang Bulan Madu, Marcell Darwin Demam Hingga Opname, Suami Nabila Faisal: Aku Gak Kena Corona kan?
Cemas
Isolasi Kota Wuhan juga membuat Wang Wei, seorang profesor teknik elektro di Huazhong University of Science and Technology, cemas karena keterbatasan obat.
"Saya keluar seminggu sekali untuk membeli bahan makanan.
Makanan mudah dibeli, tapi tidak untuk masker dan obat-obatan," kata Wang.
Ketakutannya semakin bertambah ketika tahu bahwa seseorang yang ia kenal dirawat di rumah sakit karena demam.
"Saya sangat takut. Kakek teman saya meninggal karena pneumonia Wuhan ini," katanya.
Kehilangan peluang bisnis
Crystal Yu, seorang lulusan marketing mengatakan, pengisolasian kota Wuhan membahayakan peluangnya untuk memulai posisi baru.
Yu tiba di Wuhan dari Milan, Italia pada Januari ini untuk menemui keluarganya dan merayakan Tahun Baru Imlek.
Ia dijadwalkan akan memulai magangnya di sebuah perusahaan di Hong Kong pada awal Februari mendatang, tapi ia tak bisa pergi sampai saat ini.
"Saya kurang puas dengan kebijakan pemerintah Wuhan karena mereka tak membagikan informasi secara detail tentang virus ini," kata Yu.
"Saya tiba di Shanghai dari Milan pada 18 Januari dan menuju ke Wuhan pada 19 Januari.
Saat itu, media dan pemerintah mengatakan penyebaran virus antar manusia masih terbatas," sambungnya.
Yu setuju dengan kebijakan penguncian kota Wuhan sebagai cara efektif untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.
Namun, hal itu telah membuat orang-orang seperti dirinya yang hanya menghabiskan waktu singkat di Wuhan, terdampar.
• VIRAL! Foto Dokter & Perawat Lelah Rawat Pasien Virus Corona, Rela Tidur Meringkuk di Lantai & Kursi
• UPDATE Terkini Jumlah Korban Virus Corona, 170 Orang Meninggal, 19 Negara Dikonfirmasi Terinfeksi
Bermain game online
Pengisolasian kota Wuhan juga membuat sejumlah warga menghabiskan waktu mereka dengan bermain game online.
Melonjaknya jumlah pemain yang login bahkan mengakibatkan server game PUBG Mobile sempat down.
Salah satu pemainnya, Tiyuxiaoqiao mengaku dirinya sempat tidak bisa mengakses game battle royale ini.
"Tak jadi nonton film, drama, kumpul-kumpul, mandi di pemandian air panas.
Cuma ingin main game, tapi (servernya) collapse," tulis Tiyuxiaoqiao, dikutip dari abcusnews. (tribunstyle/Dhimas Yanuar)
• Barbie Hsu Sanchai Meteor Garden dan Fan Bingbing Ikut Perangi Virus Corona, Ini Kabar Mereka
• POPULER - Virus Corona Merebak, Artis Ini Minta Maaf Lataran Video Makan Sup Kelelawar