5 Fakta Kerajaan Kandang Wesi di Garut Setelah Keraton Agung Sejagat, Rajanya Tepis Isu Aliran Sesat

Penulis: Vega Dhini Lestari
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

5 Fakta Kerajaan Kandang Wesi di Garut Setelah Keraton Agung Sejagat, Rajanya Tepis Isu Aliran Sesat

Menurut Raja Kandang Wesi, Nurseno SP Utomo, ia melatih warga setempat untuk belajar bela diri.

"Saya malah sering menyebut tempat ini padepokan.

Soalnya lebih banyak yang belajar bela diri (pencak silat). Orang Koramil juga sudah menghubungi saya, kok," jelas Nurseno.

Selain itu Nurseno juga mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan dan melestarikan budaya.

3. Asal mula gelar raja

Menurut Nurseno, gelar raja yang didapatnya itu adalah penghargaan atas jasanya yang mendirikan padepokan Syahbandar Kari Madi (SKM).

Nurseno SP Utomo, pendiri padepokan bela diri Syahbandar Kari Madi yang memiliki gelar Raja Kandang Wesi. (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

Padepokan bela diri tersebut didirikan oleh Nurseno pada tahun 1998 silam.

Ia pun membantah jika pernah mendirikan kerajaan atau mendeklarasikan dirinya sebagai seorang raja.

4. Tak punya pengikut kerajaan

Nurseno menegaskan dirinya tidak memiliki pengikut kerajaan.

Murid-murid di padepokannya itu bukanlah pengikut kerajaan seperti isu yang berkembang.

Bahkan Nurseno juga tidak memungut iuran kepada murid-murid padepokannya ini.

"Saya tak punya anggota kerajaan. Tak pernah memungut iuran. Bisa dibuktikan itu semua. Kerajaan ini juga tidak ada urusan dengan agama, walau saya orang beragama," ujar Nurseno seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Kerajaan Kandang Wesi dan Syahbandar Kari Madi. (syahbandarikarimadi.com)

Nurseno juga menegaskan bahwa padepokannya itu tidak seperti Keraton Agung Sejagat.

"Sudah jelas berbeda dengan Keraton Agung Sejagat yang memang menipu.

Halaman
123