"Sayang aja. Dan kaget, karena kasusnya baru diumumin sekarang, padahal udah sejak tahun 2017," imbuhnya.
Raffi kemudian menanyakan kondisi kehidupan para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) itu, setelah kasus Reynhard meledak.
Kebanyakan mahasiswa anggota PPI untungnya baik-baik saja.
Mereka tak dikucilkan oleh para masyarakat di Inggris, karena satu kewarganegaraan dengan Reynhard.
"Di sini, suatu kejadian yang masih proses penyelidikan masih black out, kalau sudah selesai semuanya, baru diriis.
"Itulah mengapa, ini kan kasusnya tahun 2017, karena belum tahu semua korbannya, nah setelah investigasi sudah selesai dan sidang selesai baru diumumin," ungkap Alberto, salah seorang anggota PPI.
Raffi pun menanyakan dampak dari kasus Reynhard kepada anggota PPI.
Alberto yang kebetulan adalah orang Batak, merasa sedikit prihatin.
"Di negara ini, headlinenya bukan WNI, tapi kelakuannya, tapi di Indonesia ini kan viralnya cepet, gimana menurut kamu?" tanya Raffi.
"Iya (prihatin) karena satu lingkungan, pacar saya baru marganya Sinaga," imbuh Alberto.
Sementara itu, sebagian mahasiswa mencoba menenangkan keluarga mereka yang khawatir dengan kasus Reynhard.
"Nah kebetulan ini orang Indonesia juga, kalian gimana bilangnya ke orang tua?" tanya Raffi.
"Ya saya bilang nggak papa, soalnya saya milih temennya yang asik gitu," sahut salah seorang mahasiswa.
(*) (GRID.ID/Nopsi Marga).
Sebagian artikel ini telah tayang di GRID.ID dengan judul Reynhard Sinaga Jadi Predator Seks Paling Keji di Dunia, Begini Respon dan Kondisi Kehidupan Para Mahasiswa Indonesia di Inggris Usai Kasus Tersebut Bergulir: Prihatin!