Anak SD tuh bisa mikir sampai sejahat apa sih?
Cuma waktu itu kalau dibilang membekas waktu itu, jadi dulu waktu kecil itu tiap hari, hampir tiap hari aku migren, jadi aku kalau stres selalu migren dan dari SD udah kayak begitu.
Terus kalau pulang sekolah selalu nangis 'mama kenapa nggak ada yang mau temenan sama aku?" ungkapnya.
Marion juga berpikir apakah karena ia pindah ke sekolah barunya itu dengan penampilan yang berbeda dan membawa barang yang terbilang mewah saat itu seperti handphone, jadi ia mudah menjadi sasaran bullying.
Ibu Marion juga menenangkannya dan berkata bahwa teman-temannya itu hanya iri kepadanya.
"Ya mungkin mereka ya itu, nggak terbiasa untuk melihat sesuatu yang berbeda, dan akhirnya menjadi sasaran pada saat itu," tambah Merry.
Karena tidak tahan dengan bullying dari teman-temannya itu, akhirnya Marion minta kembali ke Kupang dan tinggal bersama kakek neneknya.
Tapi setelah kembali ke Kupang rupanya Marion juga masih mendapatkan bullying dari teman-temannya.
Menurut Marion ia jadi sasaran bullying karena sering ingin tampil lebih menonjol dibanding teman-temannya.
"Masih SMP juga sama kan, waktu itu masih jaman MOS, masih ospek, dipanggil misalnya 'yang mau ini?' pasti aku yang angkat tangan duluan.
Jadi emang temen-temen udah kayak 'ish apaan sih, gitu'.
Terus kayak cinta-cinta monyet, baru masuk sekolah langsung sukanya sama ketua OSIS, kan yang lain pasti langsung 'apa-apaan anak baru ini? Berani-beraninya dia (suka) ketua OSIS," jelas Marion.
Tidak sampai di situ, Marion bahkan juga mendapatkan bullying saat dia mulai terjun ke dunia model saat duduk di bangku SMP.
Namun akhirnya Marion bisa membuktikan kepada teman-temannya itu bahwa kini ia bisa sukses di dunia hiburan tanah air.
Jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol tahun 2018 ini juga telah merilis beberapa single antara lain yang berjudul "Jangan", "So In Love", "Pergi Menjauh", dan "Tak Ingin Pisah Lagi". (TribunStyle/Vega Dhini Lestari)