Berita Viral

Demi Impian Masuk Universitas, Kakek Berusia 84 Tahun Tak Menyerah Ikuti Tes Keempatnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demi Impian Masuk Universitas, Kakek Berusia 84 Tahun Tak Menyerah Ikuti Tes Keempatnya

Simak berita Seorang kakek berusia 84 tahun yang tak menyerah ikuti ujian masuk universitas di Tiongkok, ini adalah usaha keempatnya.

TRIBUNSTYLE.COM - Tak menyerah mungkin salah satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan usaha kakek tua ini.

Demi pendidikan yang ia inginkan, kakek ini tetap ingin berjuang demi apa yang ia impikan di masa mudanya.

Dilaporkan SCMP, kakek berusia 84 tahun akan berada di antara 10 juta kandidat yang mengikuti ujian masuk universitas tahunan China pada hari Jumat.

Ini akan menjadi upaya keempatnya untuk mengikuti dan berusaha untuk masuk Universitas di Tiongkok ini.

Tak Ada Jaringan Internet Saat Mudik ke Kampung Kakeknya, Bocah Ini Ngamuk Sejadinya, Videonya Viral

Bergaya Seperti Pasukan Pengibar Bendera, Video Jan Ethes Hormat Bendera Viral di Media Sosial

Hidup dalam Keluarga Dua Agama, Islam dan Katolik, Curhatan Akhir Ramadhan Wanita Ini Viral

Kakek yang tak menyerah ikuti tes Gaokao demi masuk Universitas. (SCMP)

Bagi pensiunan ini ia tetap harus mengikuti tes standar nasional yang dikenal sebagai Gaokao.

Gelombang masuk peserta ujian ulangan sejak tahun 2001 sangat meningkat ketika pemerintah Cina memutuskan untuk menghapus pembatasan usia.

Sebelumnya peserta ujian masuk Universitas ini diharuskan berusia di bawah 25 dan belum menikah.

Dikutip dari SCMP, pria ini mengatakan dia telah mempersiapkan diri dengan baik untuk ujian tahunan yang melelahkan ini.

Ya ia tahu kalau ujian ini bakal melelahkan karena ia telah melakukan ujian ini 4 kali.

Dan tes masuk Universitas Gaokao ini merupakan satu-satunya kriteria untuk diterima ke pendidikan tinggi di negara ini.

Tidak seperti Indonesia yang memiliki seribu cara untuk memasuk Universitas, bukan dengan konotasi buruk ya.

Dia dilaporkan telah menghabiskan setidaknya dua jam belajar setiap hari, membatasi kegiatan rekreasi seperti bermain kartu yang biasa ia lakukan.

Ia mengakui bahwa belajar sebanyak itu untuk usianya dirasa “menghabiskan otak,”.

Lalu mengatakan dia harus “mengumpulkan pengetahuan sedikit demi sedikit.”

Halaman
12
Tags: