The Year of Living Dangerously (rilis 1982 dan dilarang hingga 1999)[1] film Australia tentang Jakarta di bawah Orde Lama pada tahun 1965.
Buah Hati Mama (1983), memuat dialog tentang kakek yang pintar menyanyi karena berteman dengan mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso. Bagian ini digunting habis.
Lalu ada film Tinggal Landas, yan disutradarai Sophan Sophiaan, diminta menambahkan kata Buat Kekasih menjadi Tinggal Landas buat Kekasih (1984), karena Indonesia saat itu sedang dalam proses tinggal landas.
Pembalasan Ratu Laut Selatan (1988) karena eksploitasi seks.
• Sinopsis dan Trailer Film Ave Maryam Segera Tayang, Dilema Cinta Seorang Biarawati Dari Semarang
• Teaser Trailer dan Preview Game Of Thrones Season 8, Siap Untuk Season Terbarunya?
• Tayang Perdana Hari Ini, Simak Sinopsis Film Suporter Masuk Pesantren Lengkap dengan Trailernya!
Kanan Kiri OK (1989), diharuskan berganti judul dari Kiri Kanan OK karena kata 'Kiri' memberi kesan PKI.
Nyoman dan Presiden (1989), diminta agar judulnya diubah menjadi Nyoman dan Bapaknya, Nyoman dan Kita, Nyoman dan Bangsa, Nyoman dan Merah Putih, atau Nyoman dan Indonesia. Film ini akhirnya berjudul Nyoman Cinta Merah Putih.
Merdeka 17805 (2001), film Jepang tentang andil Tentara Kekaisaran Jepang dalam proses kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Buruan Cium Gue (2005), diprotes oleh Abdullah Gymnastiar dan Majelis Ulama Indonesia karena dianggap mengusik perasaan susila masyarakat.
Pocong (2006), Lembaga Sensor Film melarang film ini beredar karena dianggap sadis, menimbulkan luka lama, membawa unsur suku, agama, ras dan budaya serta pemerkosaan yang brutal.
Suster Keramas (2009), diprotes oleh Majelis Ulama Indonesia karena dianggap mengusik perasaan susila masyarakat. (Tribunstyle/Dhimas Yanuar)