Chip ini diklaim Google akan memberikan daya 10,7 teraflops, yang lebih dari 4,2 teraflops dari PS4 Pro dan 6 teraflops daya di Xbox One X.
Setiap instance Stadia juga akan ditenagai oleh prosesor 2,7GHz x86 kustom dengan 16GB RAM.
Stadia akan menyiarkan game berresolusi 4K di 60 frame per detik dalam HDR dengan surround sound melalui koneksi internet 25 Mbps.
Untuk saat ini, layanan ini hanya berfungsi melalui Wi-Fi, tetapi Google mengharapkannya bisa digunakan pada internet 5G di masa depan.
3. Membuat studio game sendiri
Google telah membuat Stadia Games and Entertainment, studio game tersendiri untuk menciptkan game judul eksklusif bagi Stadia.
Lebih dari 100 studio dikabarkan telah memiliki perangkat pengembang untuk Stadia.
Stadia juga akan mendukung permainan lintas-platdorm secara penuh, sehingga pengembang dapat mengaktifkan multiplayer lintas platfrom dan penyimpanan.
4. Cocok bagi YouTubers game
Stadia diciptakan untuk orang-orang yang menonton game, sama seperti mereka yang memainkannya.
Google memang bukan perusahaan game, tetapi orang-orang menonton lebih dari 50 miliar jam game di layanan YouTube pada 2018.
Setiap hari, lebih dari 200 juta orang menonton game di YouTube.
Sistem Stadia dibangun untuk bekerja dengan YouTube.
Saat mereka mengakses YouTUbe, pengguna dapat mengundang penggemar, audiens dan pelanggannya untuk bergabung dalam game itu.
5. Rilis akhir 2019
Stadia kabarnya akan resmi diluncurkan pada akhir tahun 2019 seperti dikutip dari Gamespot.
Stadia akan tersedia pertama kali di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan sebagian besar wilayah Eropa.
Hingga kini Google belum memberikan detail harga untuk layanan ataupun pengontrol Stadia.
Subscribe kanal YouTube dan Like fanpage Facebook TribunStyle.com berikut ini: