Petugas medis lantas berniat mendobrak pintu toilet tersebut.
“Setelah lebih dari 30 menit menunggu, kami mulai berpikir untuk mendobrak pintu karena menurut kami ini hal yang tidak lazim."
"Tetapi tiba-tiba ia (IR) keluar dari dalam kamar mandi dalam kondisi basah kuyup. Ia kelihata lelah dan ada bercak-bercak darah,” kata Irda melanjutkan.
Sesaat setelah IR keluar, tim medis kemudian masuk ke toilet untuk memeriksa apa yang terjadi sebelumnya.
“Kami sebenarnya curiga ada sesuatu, mungkin pendarahan atau keguguran, tetapi kami tidak menemukan apapun di dalam kamar mandi,” kata Risnawati anggota tim medis lainnya.
IR malah mencoba kembali ke ruangan untuk melanjutkan ujian yang sebelumnya beberapa menit ditinggalkan.
Namun, IR tak diizinkan tim medis karena kondisi kesehatannya tampak sangat tidak memungkinkan.
IR dipaksa ke rumah sakit, tapi menolak.
Tim medis lalu menegaskan, IR hanya boleh kembali ke ruang ujian jika sudah diperiksa oleh dokter di rumah sakit.
Akhirnya, IR bersedia untuk dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin yang terletak hanya beberapa ratus meter dari lokasi ujian.
3. Bayi ditaruh dalam kloset yang tertutup rapat
Sekitar pukul 12.00 Wita, ketika tim medis dan Irf sedang berada di rumah sakit, seorang petugas kebersihan kampus bernama Suri (41) masuk toilet tersebut untuk membersihkan.
Namun, ia tiba-tiba terkejut mendengar suara tangisan bayi.
Ia kemudian mencari sumber suara itu hingga menemukan sesosok bayi di dalam bak kloset yang tertutup rapat.
Tim medis pun kembali dihubungi untuk bergegas ke toilet Pusat Bahasa Universitas Hasanuddin.
Si bayi lalu dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin untuk mendapatkan penanganan.
Sambil si bayi ditangani tim medis, IR diinterogasi soal siapa bayi tersebut.
IR mengaku itu adalah bayinya.
4. IR tidak lolos SBMPTN
Kesempatan IR untuk lolos SBMPTN juga pupus, bukan karena kejadian dia melahirkan bayi di toilet.
Tapi impian IR untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri sirna karena peserta SBMPTN tidak mengikuti ujian hingga selesai.
IR secara otomatis didiskualifikasi, karena ujian SBMPTN itu berlangsung 3 sesi.
Sementara IR yang memilih ujian untuk kelompok Ilmu Pengetahuan Campuran (IPC) Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) hanya sampai pada sesi kedua saja.
IR berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan.
5. Bayi dalam perawatan
Melansir dari Tribun Timur (8/5/2018) bayi yang dilahirkan IR mendapat perawatan darurat di Rumah Sakit Unhas.
Rektor Universitas Hasanuddin, Dwia Aries Tina Pulubuhu menyampaikan rasa prihatin.
“Namun saya juga bersyukur bahwa ia dan bayi tersebut dalam keadaan selamat. Ini menunjukkan bahwa keberadaan tim medis ini sangat penting dalam situasi seperti ini,” kata Dwia.
Pada pukul 18.00 Wita, kondisi bayi seberat 1,4 Kg dalam keadaan stabil di bawah pengawasan dokter dan ibunya pun demikian.
IR telah dimintai keterangan polisi dari Sentra Perlindungan Anak dan Perempuan. (TribunStyle.com/Rifan Aditya)