Namun, Sasi mengatakan bahwa kehidupan mereka setelahnya tak semewah pestanya.
Setelah menikah, terungkap kondisi sang polisi sesungguhnya.
Ternyata semua kebaikan selama pacaran dan kemewahan pesta yang diberikan adalah hasil dari berhutang.
Sasi menyebut bahwa saudaranya menikah di usia 20 tahun.
Usianya masih muda saat menikah karena saat SMA perempuan tersebut mengikuti program percepatan atau akselerasi.
Tak lama setelah menikah, Mba S pun melahirkan seorang bayi.
Sayangnya, anaknya justru tak terurus karena kondisi Mba S yang belum siap.
Sang bayi dirawat oleh neneknya (ibu Mba S).
Saat itu, saudara Sasi sedang sibuk koas, sedangkan suaminya bertugas di luar kota.
"Sedih kalo liat anaknya. Speech delay dan punya kecenderungan hiperaktif," tulis Sasi.
Namun, Mba S justru enggan melakukan terapi untuk anaknya karena biaya yang dianggap terlalu mahal.
"Mahal amaat, mending duitnya buat belanja baju."
Menurut Sasi, saudaranya tersebut belum siap secara mental dan finansial.
Tak sampai di situ saja, sang nenek pun menyangkal jika cucunya butuh pertolongan.
Ia justru menganggap anak tersebut jenius, bukannya berkebutuhan khusus.