Chris mengaku tak bisa melihat gadis tersebut tersisih di momen pesta dansa yang seharusnya menyenangkan.
"Aku harus meruntuhkan kutukan yang diberikan para laki-laki padanya,
bukan berniat jadi seperti pangeran tampan, tapi jadi seseorang yang berdiri saat orang lain hanya duduk dan menunjukkan ketidakpedulian," jelasnya.
Akhirnya, Chris pun mendekati perempuan tersebut, tersenyum dan mengajaknya berdansa.
Malam itu adalah pesta dansa terakhir Chris.
• Cewek Dulu Berbadan Gendut sampai Dipanggil Paus, Kini Berubah Total, tapi Tak Diet atau Olahraga
Ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri jika membiarkan seorang gadis pulang dengan sedih padahal dia ingin berdansa dengan seseorang.
"Aku tidak berniat menjatuhkan harapannya, semua aspirasi, persiapan, makeup tebal dan gaun yang ia pakai malam itu, bahkan hanya untuk malam itu."
Chris tak mau jika dirinya secara tidak sadar seakan mengaggap perempuan tersebut tidak ada.
Ia ingin membuat perempuan tersebut merasa ada dan dianggap seperti para perempuan lainnya.
Akhirnya, Chris dan teman perempuannya tersebut berdansa bersama di prom night.
Tapi, saat mereka selesai, Chris kembali menyadari sesuatu.
"Aku mengehela nafas lega saat membiarkannya duduk di kursi, dan kesadaran memukulku keras."
Menurut Chris, dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang suka membeda-bedakan dan konformis.
Ia juga berpendapat bahwa masih banyak stereotip di dalam masyarakat.