TRIBUNSTYLE.COM - Kader Partai Gerindra, Fernando AJ Wowor, tewas tertembak anggota Brimob.
Fernando tewas akibat tembakan peluru yang meluncur dari pistol Briptu AR.
Seperti dilansir Tribunstyle.com dari Kompas.com, insiden nahas ini terjadi area parkir diskotek Lipss Club, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/1/2018).
• Video Teriakan La Nyalla Soal Dimintai Uang Prabowo Rp 40 Miliar, Lihat Ekspresi Mukanya!
Insiden berawal ketika AR terlibat cekcok dengan Fernando.
Cekcok itu membuat Fernando tertembak dan meninggal dunia.
Ferdando sebelumnya pernah mengawal Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Foto ketika Fernando mengawal Prabowo pun banyak beredar di media sosial.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo dalam keterangannya meminta polisi mengusut tuntas kasus ini.
"Meski pelaku penembakan adalah oknum anggota Polri, kami percaya dan mendukung penuh aparat kepolisian dapat mengusut kasus ini secara profesional, netral, adil, jujur dan transparan," kata melalui keterangan tertulisnya, Minggu (21/1/2018).
Edhy mengatakan Fernando Wowor dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan religius.
Selain itu Fernando juga dinilai memiliki loyalitas tinggi.
• Akhirnya! Edison Wardhana Buka Suara, Tapi Demian Aditya Malah yang Banyak Bicara, Warganet Geram!
"Dia adalah seorang adik dan kader yang baik, cerdas, religius dan memiliki loyalitas serta solidaritas tinggi, baik dalam berteman maupun dalam berpartai," kata Edhy
Berikut ini foto Fernando Wowor kader Gerindra yang tewas tertembak oleh anggota Brimob.
1. Ketika Berjaga di Deket Helipad
Foto Fernando yyang diunggah di Facebook tertanggal 26 Februari 2014
2. Foto di Dekat Kolam Renang
3. Naik Gunung
4. Anak Buah Prabowo
5. Tertembak di Diskotek Lipss Club
(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)
Oknum Polisi Ditemukan Tewas dengan Tubuh Penuh Luka Tusukan, Diduga Pelaku Termasuk Orang Terlatih!
Seorang anggota polisi berpangkat Aiptu meninggal dunia dengan beberapa luka tusukan di tubuh.
Dua saksi melihat sosok Aiptu Samsul Huda (49) tergeletak di Jalan Arteri Yos Sudarso, depan Hotel Puri Garden, Semarang, Sabtu (20/1/2018) sekitar pukul 00.14 WIB dini hari.
Saat itu, korban masih mengenakan helm warna putih dan jaket hitam.
Samsul Huda sendiri adalah anggota unit lalulintas Polsek Kawasan Pelabuhan.
• Israel Minta Maaf ke Yordania Atas Pembunuhan Warga di Negara Itu, Ada Tentara yang Jadi Pahlawan!
Anggota Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjung Mas tersebut setidaknya mendapat lebih dari tiga tusukan.
Hal itu dipaparkan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji saat ditemui di kamar mayat RSUP dr Kariadi.
"Ada banyak tusukan diantaranya dua di bagian bawah perut, dipunggung, ada sayatan di paha, telapak tangan, dan di jari telunjuk kiri hampir putus," terang Abioso.
Berdasarkan beberapa luka itulah, polisi menyimpulkan bahwa Aiptu Samsul Huda bukan meninggal dunia karena kecelakaan, melainkan pembunuhan.
"Sehingga melihat dari kondisi korban dugaan kami bukan meninggal akibat kecelakaan, korban ini meninggal akibat tusukan benda tajam," terang pria yang akrab disapa Abi tersebut.
Selain itu, Abioso juga menduga bahwa pelaku pembunuhan merupakan orang yang terlatih.
Mengingat dia bisa melancarkan tusukan di beberapa bagian vital.
"Kami duga pelaku ini sudah terlatih, karena dilihat dari luka tusukan, letaknya di bagian-bagian vital. Bekas tusukannya itu di titik mematikan," ujar Abioso.
Kepada wartawan, Abioso juga mengungkapkan kemungkinan pelaku lebih dari satu orang.
"Kalau dilihat dari lukanya juga, pelaku ini lebih dari satu orang, karena ada luka tusukan dari punggung korban, ada juga di bagian depan," bebernya.
Petunjuk-petunjuk tersebut menjadi data awal pihak kepolisian untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Saat ini investigasi masih dikembangkan.
"Satu harapan mudah-mudahan dalam waktu yang cepat bisa segera menangkap pelakunya, sehingga sama-sama kami tunggu ketika bisa terungkap dan tertangkap maka apa sebenarnya motif dari pembunuhan ini segera diketahui," pungkas Abioso.
Diduga Bukan Korban Pembegalan
Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng, AKBP Nanang Haryono menduga bahwa korban tewas bukan karena pembegalan.
"Sepeda motor masih ada? Barang-barang korban tak hilang? Bisa jadi pembunuhan, bukan pembegalan. Dikatakan dugaan pembegalan semisal dalam kasus ini motor korban hilang," jelasnya.
Nanang menambahkan bahwa kasus ini masih ditangani jajaran Resmob Polrestabes Semarang.
"Kami belum turun (ikut bergerak) dalam kasus itu. Kalau dapat instruksi, kami siap ungkap kasus sesegera mungkin," kata Nanang.
Dari data diri yang tersemat, Aiptu Samsul Hadi merupakan pria kelahiran Magelang 2 April 1969 dan tinggal di Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan.
Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, korban akan dikebumikan di Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Magelang.
Samsul Huda meninggalkan satu istri dan seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMP. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)