"Setiap ada perayaan dipastikan ada perlombaan, seperti di kerajaan Aceh, lalu di kerajaan Mataram," ujar Rizal.
Tapi masing-masing lomba, seperti dalam perayaan 17 Agustus, menurut Rizal tidak ada makna khusus.
"Nilai di seputar lomba-lomba itu dibangun kemudian disesuaikan dengan nilai historis. Seperti lomba balap karung identik dengan kesusahan zaman Jepang, kemudian panjat pinang identik dengan gotong royong," katanya.
(TribunStyle.com/ Bobby Wiratama)