Breaking News:

Kunci Jawaban

Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7: Kunci Jawaban Menemukan Ide Pokok & Pendukung

Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7 yang membahas cara menemukan ide pokok dan ide pendukung dalam paragraf dengan jelas

Editor: Tim TribunStyle
TribunStyle.com/ Image by AI
Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7 yang membahas cara menemukan ide pokok dan ide pendukung dalam paragraf dengan jelas 

Inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7 yang membahas cara menemukan ide pokok dan ide pendukung dalam paragraf dengan jelas

TRIBUNSTYLE.COM - Materi Bahasa Indonesia Kelas 11 halaman 7 Kurikulum Merdeka membahas teknik menemukan ide pokok dan ide pendukung dalam sebuah paragraf, keterampilan penting untuk memahami dan menganalisis isi teks secara efektif.

Dengan mengenali ide pokok, siswa dapat menangkap pesan utama, sementara ide pendukung berfungsi memperkuat atau menjelaskan ide tersebut.

Berikut ini disajikan kunci jawaban lengkap yang menguraikan langkah-langkah menemukan ide pokok dan ide pendukung secara jelas dan sistematis.

Jawaban ini dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca kritis serta menyusun ringkasan yang akurat dan terstruktur.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7

Bacalah teks argumentasi berikut ini dan garis bawahi dengan pensil warna yang berbeda untuk membedakan ide pokok dan ide-ide penjelas yang ada dalam setiap paragraf.

Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan

Editorial Media Indonesia, 21 Agustus 2020

Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini. Tingginya tingkat ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama menjadikan bangsa ini cukup rentan dalam hal kedaulatan pangan. Data yang ada menunjukkan tingkat konsumsi beras mencapai 94,9 kg per kapita per tahun dengan total kebutuhan mencapai 29,6 juta ton per tahun. Konsumsi yang besar ini membuat Indonesia tidak dapat terhindar dari upaya impor beras. Memang produksi beras lebih tinggi daripada kebutuhan, tetapi pemerintah butuh impor sebagai persediaan untuk mengendalikan harga di pasaran.

Dari data pada 1954, komposisi karbohidrat dalam struktur menu bangsa kita menunjukkan proporsi beras hanya 53,5 persen. Sisanya dipenuhi dari ubi kayu (22,6 persen), jagung (18,9 persen), dan kentang (4,99 persen). Akan tetapi, kondisi itu terus berubah pada era Orde Baru. Pada akhir 80-an, proporsi beras semakin dominan mencapai 81,1 persen, sisanya ubi kayu (10,02 persen) dan jagung (7,82 persen). Orde Baru makin mendorong beras untuk menjadi bahan pangan utama di seluruh Indonesia. Penyeragaman konsumsi beras di Indonesia membuat makanan pokok lokal terabaikan.

Kini upaya mengembalikan keragaman pangan tengah dilakukan oleh pemerintahan melalui Gerakan Diversifikasi Pangan yang dipelopori Kementerian Pertanian. Gerakan ini serentak dimulai di 34 provinsi di seluruh Indonesia sebagai antisipasi krisis pangan. Gerakan ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan sebagai penyedia sumber pangan alternatif berupa sumber karbohidrat lokal nonberas. Dengan demikian, konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat lain pun diharapkan terus meningkat.

Kementerian Pertanian mengajak seluruh gubernur dan bupati/wali kota untuk bersinergi menguatkan gerakan diversifikasi pangan ini dalam upaya mengukuhkan ketahanan pangan. Kita akan kembali meneguhkan bahwa bangsa ini punya keanekaragaman pangan yang besar, tidak hanya beras yang membuat kenyang. Hal ini ditindaklanjuti dengan gerakan di sejumlah daerah yang mengeluarkan kebijakan sehari tanpa nasi. Akan tetapi, kebijakan itu tidak pernah efektif dilaksanakan. Perlu keteladanan dari kepala daerah untuk mulai memelopori mengonsumsi pangan lokal.

Upaya diversifikasi pangan lokal ini ditargetkan menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85 kg per kapita per tahun pada 2024. Selain itu, upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan UMKM pangan sebagai penyedia pangan lokal. Namun, upaya ini tentu tidak mudah. Membalikkan persepsi masyarakat untuk mengganti beras dengan komoditas lain harus diikuti dengan kebijakan dan aksi kampanye yang masif. Pekerjaan rumah lainnya, pasokan bahan pangan nonberas harus bisa diandalkan.

Pemerintah tidak bisa tiba-tiba memaksakan kebijakan diversifi kasi pangan jika produksi pangan lokal, seperti umbi-umbian, di setiap wilayah belum bisa ditingkatkan. Ketersediaan bahan baku yang terbatas dan harga yang kurang kompetitif dibanding dengan komoditas pangan utama, yakni beras masih menjadi kendala terbesar.

Halaman
12
Tags:
Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 7kunci jawabanMenemukan Ide Pokok & Pendukung
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved