Breaking News:

Berita Viral

Sopir Bus SMK yang Kecelakaan di Subang Jabar Terancam 12 Tahun Bui, Istri Nangis Ratapi Nasib Anak

Istri menangis setelah Sadira, sopir bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok Jabar ditetapkan sebagai tersangka dan terancam 12 penjara.

YouTube Tribun Sumsel
Istri menangis setelah Sadira, sopir bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok Jabar ditetapkan sebagai tersangka dan terancam 12 penjara. 

TRIBUNSTYLE.COM - Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ia terbukti lalai sehingga menyebabkan kecelakaan yang menewaskan 11 orang di Subang, Jawa Barat. Sadira terancam 12 tahun bui dan denda Rp24 juta.

Istri Sadira pun tak kuasa menahan tangis, kepikiran nasib anaknya yang masih kuliah.

Ya, istri Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang membawa siswa SMK Lingga Kencana hanya bisa menangis meratapi nasib sang suami ditetapkan sebagai tersangka.

Sadira terbukti lalai karena bus yang dikendarainya sudah jelas tidak layak untuk di kemudikan namun dipaksa berjalan.

Akibatnya, terjadi kecelakaan pada Sabtu (11/5/2024) pagi, yang menyebabkan 11 korban tewas.

Korban terdiri sembilan siswa, satu guru dari SMK Lingga Kencana Depok dan satu pengendara sepeda motor.

Sadira pun terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp24 juta.

Kini, beredar video istri dari sopir Bus Trans Putera Fajar menangis sambil menumpahkan curahan hatinya, Kamis (16/5/2024).

Di dalam video seorang perempuan yang dinarasikan sebagai istri Sadira menangis atas musibah yang menimpa suaminya.

Wanita itu mengaku bingung dengan nasib dia dan anaknya pasca suaminya ditetapkan sebagai tersangka.

"Saya dan anak nasibnya gimana," kata wanita itu dikutip tribun-medan.com dari TribunSumsel.com

"Pak Sadira tulang punggung," jawab pria yang merekam.

Tangis istri sopir bus Putera Fajar yang angkut rombongan SMK Lingga Kencana
Tangis istri sopir bus Putera Fajar yang angkut rombongan SMK Lingga Kencana (via Tribun-Medan.com)

Baca juga: Tak Ada Pilihan Lain Pengakuan Sopir Bus Rombongan SMK Kecelakaan di Subang Jabar, Panik Rem Blong

Istri Sadira itu mengaku bahwa anaknya masih tersisa satu tahun lagi kuliah.

Ia khawatir kuliah anaknya akan terhenti jika sang suami ditangkap.

"Ini mau lulus tinggal satu tahun lagi, jangan sampai kuliahnya bangkrut," kata wanita itu.

Sesekali ia mengusap air matanya yang membasahi pipinya.

Ia berharap untuk sementara bisa dipertemukan dengan suaminya.

Pria di dalam video mencoba menenangkan istri dari Sadira ini.

"Insya Allah pak Sadira nggak kenapa-kenapa bu," kata pria di video.

Seperti diketahui, kecelakaan bus PO Putera Fajar yang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana Depok pada Sabtu (11/5/2024) malam itu membuat 11 orang meninggal dunia dan 33 orang luka-luka.

Sementara sopir bus dan kernet selamat dalam kecelakaan hanya mengalami luka ringan.

Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat (Jabar) bersama Polres Subang menggelar jumpa pers, Selasa (14/5/2024) dini hari WIB berhasil mengungkapkan terkait penyebab kecelakaan Bus Trans Putera Fajar di Ciater, Subang, Jawa Barat.

Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, menyebut pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi termasuk dua saksi ahli dalam kasus ini.

Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam.
Kondisi bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024) malam. ((Tribun Jabar/Gani Kurniawan))

Baca juga: Tidak Ada yang Mau Sopir Bus Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang Jabar Minta Maaf: Ini Musibah

Adapun dari hasil pemeriksaan tersebut polisi telah menetapkan sopir bus sebagai tersangka.

"Dari hasil pemeriksaan tersebut, kita sudah menyimpulkan dan menetapkan 1 tersangka," ujarnya dalam jumpa pers, dikutip dari TribunJabar.id, Selasa, (14/5/2024).

Menurutnya, satu orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ialah Sadira, sang sopir bus.

Sadira terbukti lalai karena bus yang dikendarainya sudah jelas tidak layak untuk di kemudikan namun dipaksa berjalan.

Sadira pun terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp24 juta.

"Sadira terbukti lalai, sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksakan jalan, hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan dan menewaskan 11 penumpang dan 40 penumpang lainnya luka-luka," jelasnya.

"Akibat kelalaian tersebut, Sadira sopir bus maut terancam Pasal 411 Ayat 5 Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 penjara dan denda Rp24 Juta," terangnya.

Wibowo lantas menegaskan dalam kasus ini kemungkinan bakal ada tersangka lain.

"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus, dari bus biasa menjadi Jetbus atau High Decker," tuturnya.

Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok yang diangkut bus pariwisata PO Trans Putera Fajar sebelum mengalami kecelakaan maut di kawasan wisata Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu petang, 11 Mei 2024.
Rombongan wisata siswa SMK Lingga Kencana Depok yang diangkut bus pariwisata PO Trans Putera Fajar sebelum mengalami kecelakaan maut di kawasan wisata Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu petang, 11 Mei 2024. ((ist))

Baca juga: Lalai, Sopir Bus Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang Jabar Resmi Tersangka, Terancam 12 Tahun Bui

Pihak kepolisian juga mengungkapkan penyebab kecelakaan bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok tersebut.

Terdapat empat penyebab kecelakaan yang menewaskan 11 orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka ini, yaitu sebagai berikut.

1. Oli sudah keruh sudah lama tak diganti.

2. Adanya campuran air dan oli di dalam kompresor, harusnya ada udara saja. Hal ini terjadi karena ada kebocoran oli.

3. Jarak antara kampas rem di bawah standar yakni 0,3 mm seharusnya minimalnya di 0,45 mm.

4. Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat, sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.

Lanjut Kombes Pol Wibowo, dari fakta-fakta tersebut, pihaknya menyimpulkan penyebab utama kecelakaan maut tersebut yang menewaskan 9 orang pelajar SMK Lingga Kencana Depok, beserta 1 orang gurunya dan 1 orang pengendara motor warga Cibogo Subang.

"Penyebab utama kecelakaan maut tersebut karena adanya kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus maut tersebut," ucapnya

Sopir Bus Minta Maaf

Sadira mengungkapkan penyesalannya saat terjadi kecelakaan maut di Ciater yang merenggut 11 korban jiwa.

Meski sudah berusaha, ternyata upaya Sadira mengurangi jumlah korban masih menyebabkan sebanyak 11 jiwa meninggal di dalam peristiwa kecelakaan maut di Ciater tersebut.

Adapun permintaan maaf tersebut disampaikan Sadira kepada seluruh keluarga korban atas kejadian ini.

Penyesalan Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang bawa siswa SMK Lingga Kencana kecelakaan di Subang, Jawa Barat
Penyesalan Sadira, sopir bus PO Putera Fajar yang bawa siswa SMK Lingga Kencana kecelakaan di Subang, Jawa Barat (YouTube KOMPASTV)

"Kepada keluarga-keluarganya, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena kejadian ini pun semua tidak ada yang mau," ucap Sadira. Dilansir Youtube Kompas TV, Senin (13/5/2024).

Sebagai sopir bus yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, Sadira meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada korban yang meninggal dan terluka.

"Ini namanya musibah, mohon maafkan saya, yang telah tidak ada keluarganya, pada saat saya bawa, yang terluka berat atau ringan, atau meninggal, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," terangnya.

Lebih lanjut, Sadiri mengaku saat itu sudah berusaha sebaik mungkin namun takdir berkata lain.

"Saya mohon maaf kepada semua yang telah kehilangan keluarganya. Saat itu, saya berusaha sebaik mungkin, namun ternyata takdir telah menentukan nasib kita semua," tambahnya

Adapun penyebab kecelakaan itu terjadi lantaran rem blong sehingga membuat Sadira kehilangan kendali atas busnya.

Mengetahui remnya tak berfungsi, Sadira mencari jalur penyelamat. Akan tetapi, dia tak menemukannya.

Ia akhirnya memilih membanting setir bus ke kanan untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak.

"Dalam pemikiran saya, kalau saya teruskan melalui jalan raya, otomatis banyak kendaraan yang tersambar. Akhirnya saya punya inisiatif harus dibuang (banting setir)," terangnya.

"Di depan saya ada tiang listrik, agar kendaraan bus itu berhenti, terpaksa saya putar ke kanan dan setelah itu saya sudah tidak tahu apa yang terjadi lagi," imbuhnya.

Usai busnya terguling, Sadira mengaku tubuhnya terjepit.

Dia menjadi orang terakhir yang dievakuasi.

"Saya terakhir dievakuasi karena posisi saya tergencet bus, tidak bisa ditarik," bebernya.

Saat ini, Sadira sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Kecelakaan di Subang ini melibatkan lima kendaraan, yakni bus pariwisata, satu mobil, dan tiga sepeda motor.

Sembilan siswa dan satu guru SMK Lingga Kencana serta seorang pengendara motor meninggal dalam peristiwa ini.

Artikel diolah dari Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Tags:
SMK Lingga KencanaPutera FajarbusSubangJawa Barat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved