Breaking News:

Kisah Abas Mantan Camat Merangin Jambi, Hilang 2 Hari saat Umroh, Ditemukan Linglung di Bawah Pohon

Abas, mantan Camat Pamenang, Merangin, Jambi, hilang saat jalani ibadah Umroh. Setelah 2 hari, ia ditemukan dalam kondisi linglung di bawah pohon.

Editor: Putri Asti
YouTube Tribun MedanTV
Mantan camat asal Merangin, Jambi hilang selama 2 hari ketika menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci. Ia kemudian ditemukan linglung di bawah pohon 

TRIBUNSTYLE.COM - Abas, mantan Camat Pamenang, Merangin, Jambi, hilang saat jalani ibadah Umroh. Setelah 2 hari, ia ditemukan dalam kondisi linglung di bawah pohon.

Kisah lengkap Abas, mantan Camat Pamenang, Merangin, Jambi, sempat bikin geger gegara hilang saat jalani ibadah Umroh.

Abas terpisah dari rombongan dan hilang selama 2 hari.

Detik-detik mantan camat asal Merangin, Jambi ditemukan setelah 2 hari hilang saat umroh, duduk di pinggir jalan
Detik-detik mantan camat asal Merangin, Jambi ditemukan setelah 2 hari hilang saat umroh, duduk di pinggir jalan (Instagram @ndorobei.official)

Beruntungnya saat ini Abas sudah ditemukan namun dalam kondisi linglung di bawah pohon.

Lantas, seperti apa kondisinya sekarang?

Baca juga: Alhamdulillah Ya Karim Mantan Camat Asal Merangin Jambi Ditemukan setelah 2 Hari Hilang saat Umroh

Abas, mantan Camat Pamenang, Merangin, Jambi dikabarkan hilang saat umrah.

Dua hari menghilang, Abas ditemukan linglung seorang diri di bawah pohon di jalanan.

Awalnya Abas terpisah dari rombongannya.

Abas mengatakan dirinya tersesat di terowongan Umat Bin Khattab, di Mekkah.

Bahkan ia tak bisa menemukan sang istri, Nelly.

"Ini minta tolong yang tahu dengan orang ini, kebetulan saya bertemu di Mekkah Masjidil haram di Terowongan Umat Bin Khattab," ujar pria pemilik rekaman video seperti diunggah oleh akun TikTok @BangMajan.

Saat hilang, ia meminta tolong orang sekitar dan mengaku pernah menjadi camat di Pamenang selama dua tahun dan di Sungai Manau dua tahun.

Mantan Camat Merangin, Jambi ditemukan linglung di bawah pohon saat umroh
Mantan Camat Merangin, Jambi ditemukan linglung di bawah pohon saat umroh

"Ndak tau jalan balek,” kata Abas lagi.

Semula ia sempat menjawab Sumatera Selatan saat ditanya: ia berasal dari Sumatera bagian mana?.

"dari Sumatera Selatan," katanya.

“Dulu mantan camat di Pamenang, sekarang gelandangan,” sebutnya.

“Disini saya nggak paham jalan disini, nggak paham jalan balik” lanjutnya.

Ia juga mengaku bahwa dirinya pergi menjalani ibadah umrah bersama istrinya.

Abas berangkat umrah dengan rombongan yang dipimpin oleh seorang perempuan, ia panggil dengan sebutan Bude Icha.

Pria itu juga mengaku jika barang-barangnya hilang dicuri.

Akhirnya Ditemukan

Video detik-detik mantan camat di Kabupaten Merangin, Jambi saat ditemukan itu viral di media sosial.

Ia ditemukan pertama kali saat sedang duduk di bawah pohon yang tumbuh di median jalan Kota Mekkah.

Suara riuh pun terdengar saat melihat Abas duduk di bawah pohon pinggir jalan.

"Alhamdulilah ya karim,” ucap seorang wanita dari dalam mobil.

Perempuan itu langsung turun menghampiri Abas yang duduk di bawah pohon.

Abas pun tampak bingung.

Baca juga: Ingat Penjual Tahu Gejrot Hobi Bersihkan Masjid di Sukabumi Jabar? Kini Dapat Hadiah Umroh Gratis

Ia mengenakan kaos hitam lengan pendek dan celana panjang.

Wanita itu mengajak Abas untuk pulang.

“Ya Allah Pak Abas, saya sudah dua hari nyari, ini Icha, ayok kita pulang, ayok kita pulang ke Jambi,” ucap wanita tersebut.

Wanita itu menjelaskan jika Abas tak membawa handphone sehingga tak bisa berkomunikasi dengan rombongan.

Wanita bernama Icha itupun terus menangis dan mengucapkan syukur.

Icha juga mengatakan bahwa Abas tidak membawa handphone.

“Kita pulang ke Jambi ya pak,” ujar Icha.

“Ya Allah ya Karim terimakasih ya Allah,” kata Icha.

“Allahhuakbar, lailahaillah, alhamdulillah ya Allah,” kata Icha.

Icha pun tak kuasa menahan air matanya saat bertemu dengan Abas.

“Kita pulang aja dulu, Bapak makan, Bapak mandi,” sebut Icha.

Icha lantas meminta bantuan rekan-rekannya untuk membawa Abas ke mobil.

"Kita pulang ya pak,” kata Icha.

Kemudian Abas terlihat mengikuti perempuan itu masuk ke dalam mobil berwarna putih.

“Alhamdulillah Ya Allah,” ujar Icha berulang-ulang sambil terus menangis.

Dalam keadaan bingung, Abas pun kemudian berhasil dibawa kembali.

"Alhamdulillah sudah ditemukan bapak,” sambung seorang pria di dalam video itu.

Kisah Lainnya - Kisah Kakek Taram Asal Bangkalan Madura, Pengembala Sapi Naik Haji di Usia 90 Tahun, Masih Bugar

Kisah seorang kakek tua yang berangkat haji di usia 90 tahun asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Kakek tersebut diketahui bernama Taram.

Kesehariannya, Taram sibuk jadi pengembala sapi.

Kakek Taram pengembala sapi berangkat haji di usia 90 tahun asal Bangkalan, Madura
Kakek Taram pengembala sapi berangkat haji di usia 90 tahun asal Bangkalan, Madura

Meski usianya sudah senja, namun tubuhnya masih sehat bugar dan kuar berjalan berkilo-kilo.

Taram, calon Jamaah Haji (CJH) asal Desa Dabung, Kecamatan Geger masih terlihat bugar, kendati usianya telah menapaki 90 tahun.

Baca juga: Sosok Hanif, Mahasiswa Unnes Semarang Calon Haji Termuda Asal Ponorogo, Mendaftar Sejak Kelas 3 SD

Ia tampak masih cekatan mengurus anak sapi beserta seekor induknya.

Namun kakek Taram harus istirahat setelah berpuluh tahun mengembala sapi.

Hal itu karena pada 9 Juni 2024, ia harus pergi menunaikan ibadah haji bersama 653 CJH Bangkalan.

Senja di langit Dusun Aeng Telor perlahan mulai turun, seolah menyapa Kakek Taram agar lekas beranjak dari pelataran rumahnya, Jumat (10/5/2024).

Tanpa sepatah kata, bapak dengan dua orang anak itu bergegas menuju kebun di tengah gerimis hujan, tidak jauh dari rumahnya untuk menarik indukan beserta anak sapi kembali masuk kandang.

Keberangkatan menunaikan ibadah haji tahun ini bagi Taram merupakan sebuah berkah.

Ilustrasi naik haji
Ilustrasi naik haji (Associated Press/Mosaab Elshamy)

Ia sejatinya merupakan CJH yang masuk waiting list atau daftar tunggu selama 18 tahun.

Namun Kementerian Agama RI memberikan perhatian khusus bagi lansia melalui program percepatan pemberangkatan haji.

“Kakak sudah lama menunggu, sekitar 5 tahun dan kadang bertanya kapan waktunya untuk pemberangkatan haji. Kalau tidak salah, seharusnya 18 tahun namun ada percepatan karena lansia,” ungkap adik Taram, Musliha.

Berkat dorongan dari kedua anaknya; Sukron dan Nurul Hasanah yang sukses di Jakarta, semangat Taram untuk pergi menunaikan ibadah haji bersama istrinya, Hademi tidak pernah kendur.

Bahkan Kakek Taram melahap semua program pelatihan melalui gelaran manasik haji yang diselenggarakan Kantor Kemenag Kabupaten Bangkalan setiap Hari Sabtu.

“Semuanya sudah siap, cek kesehatan sudah, paspor sudah. Termasuk semua kelengkapan isterinya sudah siap semua. Keduanya mengikuti pelatihan seminggu sekali sejak dua bulan yang lalu, setiap Hari Sabtu,” pungkas Musliha.

Baca juga: Kisah Mbah Tono, Nabung Rp3 Ribu per Hari selama 26 Tahun Mulung di Ponorogo Jatim, Kini Naik Haji

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Bangkalan, Arif Rochman mengungkapkan, Taram merupakan CJH berusia paling tua dari total 40 CJH lansia asal Bangkalan yang akan berangkat haji tahun ini.

“Untuk CJH termuda berusia 18 tahun ada dua orang, Moh Kholil dari Kota Bangkalan dan Arif Burhanudin dari Kecamatan Klampis. Ada juga lansia yang mengundurkan diri rata-rata karena sakit,” ungkap Arif.

Ia menjelaskan, gelaran bimbingan manasik haji kedua telah digelar pada 8 Mei 2024 melengkapi kegiatan manasik haji pertama yang dilakukan pada 25 April 2024 lalu.

Dengan pemateri dari Kanwil Kemenag Jawa Timur serta Dinas Kesehatan Bangkalan.

“Insyaallah pemberangkatan dilakukan pada 9 Juni 2024, CJH Bangkalan masuk kloter 100 dan 101,” pungkas Arief.

Artikel ini diolah dari TribunSumsel.com dan TribunMadura.co 

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
umrohMeranginJambiMakkahCamat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved