Breaking News:

5 Kisah Termiris TKW Indonesia Hilang Tak Ada Kabar: Tak Pulang 14 Tahun, Suami Masih Setia Menanti

5 kisah termiris TKW Indonesia tak pulang dan hilang tak ada kabar: TKW Cianjur di Arab Saudi tak pulang 14 tahun, hingga 7 tahun tak digaji.

ISTIMEWA
5 kisah termiris TKW Indonesia tak pulang dan hilang tak ada kabar: TKW Cianjur di Arab Saudi tak pulang 14 tahun, hingga 7 tahun tak digaji. 

TRIBUNSTYLE.COMMiris dan pilu nasib para TKW Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri ini.

Bahkan tak sedikit dari mereka harus meninggalkan rumah dengan berbagai resikonya untuk mencari rezeki.

Mereka menjadi pahlawan devisa mempertaruhkan nasib di negeri orang.

Namun ternyata nasibnya ada yang terkatung-katung, tak ada kabar hingga disebut hilang.

Hingga kini banyak kisah miris TKW muncul di media sosial dan bahkan sampai viral ke negeri orang.

Seperti satu kasus terbaru ini di mana seorang TKW dari Cianjur tak kunjung pulang selama 14 tahun.

Suaminya bak menanti sang istri pulang.

Ada lagi kisah TKW yang disebut telah hilang kontak selama 19 tahun.

Sosoknya adalah Masiroh (42), TKW asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Simak 5 kisah termiris TKW Indonesia yang hilang tak ada kabar:

1. 14 tahun ada kabar

Ilustrasi PMI atau TKW.
Ilustrasi PMI atau TKW. (shutterstock)

Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Cianjur sudah 14 tahun hilang.

Dikatakan TKW itu pergi ke Arab Saudi untuk bekerja sejak 2010 lalu.

Anak dan suami hingga kini masih sibuk mencari keberadaan sang TKW.

Lewat unggahan di akun @maryam.zaen_, pemilik akun menceritakan ayahnya yang tetap setia menunggu kepulangan sang ibu ke pelukannya.

"Apakah ada pria yang belasan tahun setia menunggu cintanya?? Jawabannya: Ada!!!" tertulis dalam unggahannya.

Ia pun membagikan foto-foto ibu dan ayahnya.

"Ini bapak aku, Bapak Jejen Jaenudin, kurang lebih 14 tahun tidak menemukan kabar mama," ujarnya.

"Ini mamaku, Mama Adah Saadah, 2010 lalu pergi bekerja ke taif Arab Saudi sampai sekarang tidak ada kabar apapun," tambahnya.

Ia pun berharap ada seseorang yang bisa membagikan kabar mengenai ibunya tersebut padanya.

"Tolong bagi yang tau info tentang mama atau pernah bertemu dengan beliau, tolong sampaikan kami selalu menunggu," katanya.

Pemilik akun bercerita, dirinya dulu ditinggal saat masih duduk di bangku kelas II SD.

Kini, usianya sudah menginjak 22 tahun, begitu pula dengan lima saudara kandung lainnya yang turut bertumbuh dewasa.

Ia pun bercerita, ibunya itu telah memiliki empat cucu sejak kepergiannya.

"Sekarang mama udah punya 4 cucu, kalau mama lihat VT ini tidak kah mama rindu kami??" ujarnya.

2. 19 tahun baru ada kabar

Masiroh (42), TKW asal Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat ini sudah tidak diketahui kabarnya selama 19 tahun dan dianggap hilang oleh keluarganya.

Namun, setelah sekian lama mencari kabar dan sudah melakukan berbagai upaya, keluarga Masiroh akhirnya mendapatkan titik terang.

Mereka mengetahui keberadaan Masiroh melalui media sosial.

"Kemarin ada orang datang menemui saya, dia menunjukkan foto perempuan yang didapatnya dari Facebook, dan ternyata benar itu anak saya," kata Sopiyah, ibu dari Masiroh, saat ditemui di rumahnya. 

Mengetahui hal itu, Sopiyah dan keluarga lainnya merasa kaget, sedih, dan bahagia karena sudah lama Masiroh menghilang setelah pamit untuk bekerja ke negara Suriah.

3. 21 Tahun tak pulang

Kisah TKW berinisial SH hilang 21 tahun. Agung Sebastian saat memberikan pengarahan kepada PMI Banyuwangi.
Kisah TKW berinisial SH hilang 21 tahun. Agung Sebastian saat memberikan pengarahan kepada PMI Banyuwangi. (Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan)

Seorang tenaga kerja wanita (TKW) berinisial SH (51) asal Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, dilaporkan tidak bisa pulang ke kampung halamannya selama 21 tahun.

Pekerja migran Indonesia tersebut diduga juga tidak mendapatkan hak gaji oleh majikannya di Arab Saudi selama bekerja lebih dari dua dekade lamanya.

"DPW SBMI Jawa Timur mendapatkan laporan dari warga Banyuwangi melalui keluarga," kata Sekretaris DPW SBMI Jawa Timur, Agung Subastian, kepada Kompas.com, Kamis (14/3/2024).

Dalam laporannya, SH telah bekerja di Kota Taif Provinsi Mekkah, Arab Saudi, sejak tahun 2002 silam.

Selama bekerja itu, korban dilarang balik ke Indonesia walaupun sudah meminta untuk pulang kampung.

"Korban ini berusaha meminta pulang ke Indonesia karena kondisinya sakit dan tidak digaji, tapi tidak diperbolehkan," ungkap Agung.

Meski kontraknya sudah habis, namun permintaan pulang korban selalu tidak pernah dikabulkan oleh sang majikan.

"Jadi selama bekerja di sana, korban mengalami eksploitasi dan dipekerjakan tidak sesuai kontrak," terang Agung.

Menurut Agung, di Arab Saudi itu korban dipekerjakan tidak sesuai dengan kontraknya. Selain sebagai pekerja rumah tangga di rumah, korban juga dipekerjakan di toko milik saudara majikan.

"Ini jelas eksploitasi dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Bahkan ketika kondisi sakit tetap disuruh bekerja," tegas Agung.

4. 10 Tahun hilang

Giarti (39) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, disebut menghilang selama 10 tahun.

Diketahui, Giarti bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia.

Ia diberangkatkan oleh tetangganya, WT.

Namun sejak bekerja di Malaysia, Giarti hilang kontak dan tidak bisa dihubungi keluarga.

Keluarga pun khawatir dengan kondisi dan keberadaan Giarti di negeri orang.

Pihak keluarga pun bertanya kepada WT, sebagai pihak yang memberangkatkan.

Tetapi WT mengatakan Giarti hilang di Malaysia dan tidak pernah bertemu lagi.

Belakangan diketahui bahwa Giarti sejatinya rutin mentransfer uang dari hasil kerjanya untuk keluarga.

Uang tersebut Giarti titipkan lewat WT.

Namun, pihak keluarga mengaku tidak pernah menerima uang tersebut dari WT.

Usut punya usut, ternyata WT diduga "menilep" uang yang seharusnya ia berikan pada keluarga Giarti.

Kini, Giarti pun sudah berhasil ditemukan oleh rekan sesama pekerja di Johor, Malaysia.

Pihak keluarga pun sudah bisa kembali mengontak Giarti dan sedang berusaha memulangkan Giarti.

"Sekarang ditampung sementara, terus dalam proses pemulangan," kata Ismiatin (41), kakak sulung Giarti saat dihubungi pada Kamis (31/8/2023), dikutip dari SuryaMalang.

5. 7 tahun tak digaji

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merespons Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kabupaten Indramayu, Maryam binti Naspan (45 tahun).

Maryam dikabarkan 7 tahun bekerja di Uni Emirat Arab (UEA) tanpa diizinkan pulang sekaligus tak digaji oleh majikannya.

Komisioner Komnas HAM Anis Hidayah memandang masalah itu terjadi karena lemahnya pengawasan. Ia menyoroti pengawasan berjenjang yang belum berjalan maksimal. 

"Pelanggaran hak pekerja migran selama ini lemah di pengawasan. Jadi pengawasan yang tidak terlembagakan selama mereka bekerja di luar negeri itu membuat (TKW) berpotensi tidak mendapatkan haknya secara baik," kata Anis kepada Republika, Ahad (8/1/2023).

Anis merasa prihatin dengan kasus yang menimpa Maryam. Ia meyakini pastinya ada klausul soal gaji dalam kontrak kerja Maryam sebagai TKW

"Orang kerja 7 tahun nggak digaji tuh gimana ya, harusnya kan di perjanjian kerja setiap bulan digajinya," ujar Anis.

(*)

(Tribunstyle/Dhimas)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
TKWArab SaudiCianjursuami
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved