Berita Viral
KISAH Nur Islam, Pengungsi Rohingya yang 23 Tahun Tinggal di Indonesia, Kini Berusaha Urus KK & KTP
Inilah Nur Islam, pengungsi Rohingya yang sudah tinggal di Indonesia selama 23 tahun. Ia kini berusaha mengurus KK dan KTP.
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Beberapa waktu terakhir kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia memang menuai pro kontra.
Namun ternyata, tak sedikit pengungsi Rohingya sudah masuk ke Tanah Air sejak lama, salah satunya Nur Islam.
Nur Islam sudah 23 tahun tinggal di Indonesia dan kini sedang berusaha mengurus Kartu Keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP).
Ya, Nur Islam (52), salah satu pengungsi Rohingya dan enam anggota keluarganya mendatangi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar pada Kamis (21/12/2023).
Ia datang untuk mengurus dokumen Warga Negara Indonesia yakni Kartu Keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP).
Baca juga: Bikin Jengkel Kelakuan Pengungsi Rohingya, Nyantai Tambak Ikan Dipakai BAB, jadi Bau Kotoran!

Nur Islam sendiri mengaku sudah 23 tahun tinggal di Indonesia.
Ia dan keluarganya datang ke Indonesia pada tahun 2000.
Lalu sejak 2013, mereka menetap d Kota Makassar.
"Hari ini saya alhamdulillah, sudah datang kantor sipil minta warga negara Indonesia.
Kenapa karena tidak bisa kerja terkatung-katung," ujar Nur Islam kepada wartawan.
Untuk mengurus dokumen, ia menyiapkan berkas dari Kementerian Hukum dan HAM serta kartu UNHCR.
Nur Islam bercerita selama tinggal di Indonesia, ia tak bisa berbuat banyak.
Ia dan istrinya tak bisa mendapatkan pekerjaan.
Sementara anak-anaknya juga tak bisa sekolah di sekolah negeri.
Baca juga: NIAT Klarifikasi Malah Buat Jengkel, Alasan Pengungsi Rohingya Buang Nasi Bungkus Pemberian Warga
Selain itu ia juga tak bisa mencari negara ketigas karena tak memiliki dokumen resmi.
"Sampai saat sekarang saya tidak dapat solusi untuk anak-anak saya.
Number satu sekolah, number dua biaya kehidupan, number tiga tidak dapat proses ke negara ketiga," jelasnya.
Hingga saat ini Nur Islam berharap Pemerintah Kota Makassar mau memberikan dokumen resmi agar bisa mengurus proses ekstradisi ke negara ketiga.
"Sampai sekarang ditangani UNHCR, tolonglah harus saya minta warga negara," ucapnya.
Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar Mely Zumbriani membenarkan hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa ada beberapa pengungsi Rohingya yang telah mendatangi kantornya untuk mengurus dokumen kependudukan di Dinas Catatan Sipil.
Dia menegaskan, tidak akan mengeluarkan dokumen apapun kepada warga negara asing jika tak memiliki Kitap dan Kitas.
"Mereka datang ke Indonesia mencari suaka, jadi untuk pengambilan dokumen kependudukan kami tidak bisa memberikan surat dokumen keterangan apa-apa," ujar Mely, Jumat (22/12/2023).
Kisah Perjalanan Pengungsi Rohingya ke Aceh, 19 Hari di Laut, Niatnya ke Malaysia Malah Ditipu Agen
Tak mudah bagi para pengungsi Rohingya untuk sampai ke Aceh.
Para pengungsi Rohingya itu harus melarikan diri dari rumah dan negara asal mereka, Myanmar.
Namun nyatanya perjalanan mereka begitu panjang, dan bahkan harus berada di laut selama 2 minggu lebih dan kena tipu agen.
Hal ini dikisahkan oleh salah satu pengungsi yang tiba di Aceh, Indonesia.

Diketahui 50 orang etnis Rohingya berada di tengah laut selama 19 hari.
Mereka mengalami kepahitan, seharusnya menuju Malaysia, malah ditipu oleh agen yang memandu mereka hingga akhirnya mendarat di Indonesia.
Mereka mendarat di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Idi Cut, Gampong Seneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, pada Kamis (14/12/2023).
Salah satu dari imigran tersebut, Md Mamun (24), yang dapat berbahasa Melayu, mengungkapkan bahwa mereka telah menghabiskan 19 hari di lautan.
"Saat di kapal, kami hanya makan sedikit karena kehabisan persediaan makanan. Ini sudah lima hari kami tidak makan, hanya minum air saja," kata Mamun.
Kapal yang mereka tumpangi terdiri dari lima puluh orang, dan tidak hanya satu kapal yang berangkat dari Myanmar, ada satu kapal lain dengan total 126 penumpang yang berlayar lebih dulu.
"Kami 50 orang satu kapal, ada satu kapal lagi yang sudah menuju Malaysia dengan 126 orang penumpang. Kapal kami hanya laki-laki semua," tambahnya.
Imigran yang terdiri dari Rohingya dan warga Bangladesh ini bermaksud masuk ke Malaysia, tetapi agen-agen yang mereka ikuti malah meyakinkan mereka bahwa masuk ke Indonesia adalah pilihan yang lebih baik.
Baca juga: Sudah Siapkan Lahan 2 Hektar, Ustaz Derry Sulaiman Malah Batal Tampung Rohingya: Saya Minta Maaf
"Agen-agen bilang kalau masuk Indonesia senang, tapi kalau masuk Malaysia tak senang karena panas, itu agen-agen cakap lah," ungkap Mamun.
Dengan begitu, mereka diarahkan ke Indonesia dan akhirnya mendarat di Idi, Aceh Timur.
Mamun juga membeberkan bahwa mereka membayar sejumlah uang, yakni Rp 127 juta, untuk dapat melanjutkan perjalanan ke Malaysia.
"Kami membayar 12 ribu Kyat Burma untuk berangkat ke Malaysia, dan kami diminta membayar uang muka kepada agen Myanmar yang berada di sana," terangnya.
Adapun nama-nama etnis rohingya yang mendarat di TPI Seuneubok Baro, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur pada Kamis, (14/12/2023).
Di antara mereka, beberapa orang berasal dari Myanmar, seperti Zafa (17), Md Arman Hosen (16), Ratiq (17), Md Joynal Uddin (15), Jamal (21), Yelnos (25), Salim (19), dan Al Aminer (22).
Sementara itu, Ebiha Azad (25), Alamgirtarid (18), Yunus (32), Nurul Hiam Zoni (27), Md Jobir (16), Saiful Islam (19), Khalid (22), Sakad (21), Yasir (15), Omr Faruk (27), Noyan Kabir (18), dan Abulhusen (26) juga menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Lainnya termasuk Rezakrim (25), Raqi Almz (27), Muhammad Miyas (42), Md Ayub (25), Haizul Amin (17), Faisal (17), Md Zakat (22), Md Arman Husein (16), Md Mamun (24), Md Juned (24), Md Khachen (30), Md Sagori (23), Md Solaiman (55), dan Md Burhan (50).
Md Khofi (17), Md Abdul Alam (35), Md Saddam (26), Md Sayed Mia (22), Joy Sorma (40), Kholid Alam (40), Md Solayman (30), Muhammad Amin (32), Md Romis Ahmad (42), dan Md Amin (46) yang juga merupakan bagian dari komunitas tersebut.
Bukan hanya dari Myanmar, beberapa orang lainnya berasal dari Bangladesh, seperti Md Abdul Karim (27), Md Kaysar (28), Md Jalaluddin (23), Md Abdul Rahman (23), dan Md Kamal (18), Abubakar Siddik (32).
(Kompas.com)(Serambinews.com/Maulidi Alfata)
Artikel diolah dari Kompas.com dan SerambiNews.com
Sumber: Kompas.com
Wajah Muhammad Athaya, Mahasiswa RI di Belanda Meninggal usai Dampingi DPR Kunjungan di Austria |
![]() |
---|
Cantik dan Kaya Raya, Ini Sosok Franka Franklin Istri Nadiem Makarim, Punya Gurita Bisnis Mentereng |
![]() |
---|
5 Potret Feby Belinda Istri Ahmad Sahroni, Anggun & Keibuan, Sederhana Beda dari Istri Pejabat Lain |
![]() |
---|
Total Miliaran, Ini Koleksi Mainan Ahmad Sahroni yang Dijarah, Termasuk Statue Iron Man Rp235 Juta |
![]() |
---|
Tangis Ibu Affan Kurniawan Dapat Rumah Baru, Impian Mendiang Anaknya Kini Terkabul, Sujud Syukur |
![]() |
---|