Kolaborasi Musik dan Budaya
Kolaborasi The Panturas, Lorjhu’, Iga Massardi dan Putra Sriwijaya di Collabonation X Vol.3
Iga Massardi, Putra Sriwijaya, Lorjhu’ dan The Panturas berkolaborasi dalam pertunjukan terbaru yang bertemakan ‘Irama Pesisir.
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
TRIBUNSTYLE.COM - Dalam bermusik, identitas menjadi suatu hal yang sangat penting agar satu musisi atau karya dapat memiliki ciri khas yang membedakannya dengan yang lain. Dengan budaya dan kesenian beragam yang dimiliki Indonesia, masing-masing daerah memiliki ciri khas, termasuk untuk musik itu sendiri.
Hal itulah yang berusaha ditampilkan lewat kolaborasi musisi dan seniman tanah air Iga Massardi, Putra Sriwijaya, Lorjhu’ dan The Panturas dalam pertunjukan terbaru yang bertemakan ‘Irama Pesisir.
Kolaborasi keempatnya hadir di edisi terbaru Collabonation X dari IM3, yakni Collabonation X Vol. 3. Ajang ini merupakan kesempatan bagi para musisi untuk bereksperimen dan menghasilkan karya dengan format berbeda, sehingga kolaborator dan audiens juga bisa mendapatkan pengalaman baru yang berbeda dari biasanya.
Melalui kolaborasi ini, para musisi tersebut mempersembahkan karya yang mempersatukan budaya dan kesenian asli Madura, lewat grup musik folk rock Lorjhu’ dengan The Panturas yang memiliki karakter musik rock selancar kontemporer. Kolaborasi dua band dalam pertunjukan ‘Irama Pesisir’ ini diinisiasi oleh Iga Massardi, yang merupakan vokalis, gitaris, sekaligus penulis lagu di Barasuara.
Dalam “Irama Pesisir”, audiens dapat melihat dan menikmati para kolaborator membawakan empat lagu – yaitu “Can Macanan” dan “Abhantal Ombak” milik Lorjhu’ serta “Tipu Daya” dan “Tafsir Mistik” karya The Panturas – dengan berlatarkan pesisir pantai Anyer dan ditambah sentuhan Saronen, alat musik tradisional asal Madura yang dibawakan oleh Putra Sriwijaya.
Yang bikin makin menarik, “Irama Pesisir” juga menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti tarian Can Macanan yang merupakan sejenis tarian barongsai dari Madura, serta tarian Hadrah yang merupakan tarian gabungan dari budaya Islam yang berasal dari Jawa Timur.

Memadukan berbagai aliran musik berbeda dengan unik
Iga Massardi mengakui The Panturas dan Lorjhu’ merupakan band dengan aliran musik yang berbeda satu sama lain. Yang mana Lorjhu’ memiliki khas Madura dan bergenre musik folk rock, sementara The Panturas beraliran surf rock. Uniknya, perbedaan inilah yang diyakini akan menjadi kejutan baru bagi penikmat musik lintas generasi.
“The Panturas dan Lorjhu’ adalah dua entitas yang serupa tapi tak sama. Kolaborasi mereka adalah kulminasi dua titik yang sekilas berseberangan namun nyatanya bergaris lurus secara musikal. Memadupadankan dua aliran musik yang sangat berbeda tentunya merupakan sebuah proses kolaborasi yang unik. Karya yang dihasilkan dari kombinasi musik tradisional Madura dan musik folk rock serta surf rock dengan ciri khasnya masing-masing pasti memberikan kejutan baru bagi penikmat musik lintas generasi. Harapannya Collabonation X Vol. 3 ini bisa membawa audiens ke level baru dalam menikmati karya yang eksperimental dan eksploratif ini,” ucap Iga Massardi.
Salah satu personil Lorjhu’ Badrus Zeman juga berharap pertunjukan musik ‘Irama Pesisir’ yang memadukan musik rasa Madura dengan genre surf rock The Panturas ini dapat diterima oleh penikmat musik di Tanah Air.
“Kami sangat terinspirasi dari semangat teman-teman musisi yang telah terlebih dahulu berkolaborasi dalam volume Collabonation X sebelumnya. Semangat kolaborasi untuk eksplorasi berkarya itu menular sehingga kami menghasilkan karya yang berbeda kali ini, tentunya dengan menyuguhkan kolaborasi musik rasa Madura dengan genre surf rock bersama The Panturas,” kata Badrus Zeman.
“Sinergi antar kultur lokalnya cukup menarik, dan kami percaya muatan lokalnya justru menjadi lebih umum dan membaur satu sama lain. Semoga pertunjukan musik ‘Irama Pesisir’ dapat diterima oleh penikmat musik di mana pun mereka berada, dan kami berharap di Collabonation X akan ada semakin banyak kolaborasi antara musisi pop dan musik tradisional, serta muatan lokal yang dikemas dengan berkelas agar pendengarnya semakin meluas dan akrab,” lanjutnya.
Dalam proses pembuatan karya kolaborasi terbaru ini, The Panturas yang merupakan band musik pesisir namun terbentuk di dataran tinggi Jatinangor, mengaku bahagia bisa ikut serta dalam projek kali ini karena sekaligus mewujudkan mimpi mereka bermain di pantai.
Hal tersebut diungkapkan oleh vokalis-gitaris Abyan Zaki Nabilio yang menyerukan, “Salah satu cita-cita!”
Bassis The Panturas Bagus Patria Adiputro juga menambahkan, “Sejak kami datang dan melihat setnya, itu sudah keren banget!”