Breaking News:

Berita Viral

PROTES Perang Saat Siaran Langsung di TV, Reporter Rusia Dipenjara 8,5 Tahun: Aku Tidak Salah!

Marina Ovsyannikova dihukum 8,5 tahun penjara gara-gara aksi protes serangan Rusia terhadap Ukraina di tengah siaran langsung televisi pemerintah.

Editor: Amirul Muttaqin
Instagram/@ovsiannikova6219
Marina Ovsyannikova, reporter Rusia yang memprotes serangan Rusia ke Ukraina di siaran langsung tv dihukum 8,5 tahun penjara. 

Dua saudara perempuan ini bisa menghadapi hukuman penjara setelah mengunggah video mereka menari di dekat kuburan tentara Ukraina.

Pasangan itu sedang mengunjungi makam ayah mereka - yang dikelilingi oleh bunga dan bendera Ukraina - ketika mereka merekam video tersebut .

Mereka awalnya mengklaim bahwa tindakan aneh itu sesuai dengan selera humor mendiang ayah mereka.

Dua perempuan bersaudara di Ukraina ditangkap setelah joget-joget di makam tentara.
Dua perempuan bersaudara di Ukraina ditangkap setelah joget-joget di makam tentara. (LADbible)

Dilansir LADbible pada 30 Agustus 2023, dalam video yang beredar, kedua wanita tersebut terlihat menari dan berpose mencolok di Pemakaman Hutan di Kyiv pada 24 Agustus.

Salah satu dari mereka meletakkan ponselnya dan mengayunkan pinggulnya dengan tangan terangkat.

Yang lain kemudian muncul di depan kamera dan melakukan twerk.

Kedua wanita tersebut ditangkap setelah video tersebut diambil oleh penegak hukum Ukraina secara online, yang kemudian menimbulkan kemarahan luas setelah diunggah.

Para pejabat melacak mereka kurang dari satu jam setelah mengetahui postingan tersebut.

Kedua wanita tersebut telah meminta maaf di media sosial karena memposting video tersebut.

Mereka menjelaskan bahwa mereka hendak berziarah ke makam mendiang ayah mereka.

Mendiang ayah mereka dilaporkan pernah menjadi tentara di Brigade ke-95 Angkatan Bersenjata Ukraina.

Dia terbunuh di dekat Izium di wilayah Donetsk timur negara itu.

Ini adalah bagian dari Donbas di Ukraina Timur, wilayah yang sering dilanda pertempuran sengit.

Wilayah ini telah menjadi pusat konflik sejak tahun 2014, dimana Rusia mengklaim bahwa wilayah tersebut adalah milik mereka, dengan alasan banyaknya populasi berbahasa Rusia.

Dalam permintaan maaf yang diposting online, salah satu saudari itu berkata: "Saya dan saudara perempuan saya meminta maaf. Kami menghormati setiap prajurit yang gugur demi tanah air kami.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
RusiaUkrainaMarina Ovsyannikova
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved