Berita Viral
Sering Salah Antar Makanan, Ternyata Restoran Ini Pekerjakan Pengidap Demensia, Pelanggan Pasrah
Sebuah restoran di Tokyo, Jepang usung konsep unik yakni memperkerjakan pelayan penderita demensia, alhasil kerap salah antar makanan ke pelanggan.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Febriana Nur Insani
TRIBUNSTYLE.COM - Restoran yang baik sejatinya memiliki ciri khas agar pelanggan terkesan.
Namun apa jadinya kalau ciri khas tersebut berupa karyawan yang kerap salah antar makanan?
Itulah yang terjadi pada sebuah restoran di Jepang berikut ini.
Mereka memperkerjakan para pengidap demensia.
Alhasil karyawan menjadi sering salah mengantar makanan kepada para pelanggan.
Dilansir TribunStyle.com dari Forbes pada Jumat, 15 September 2023, sebuah restoran di Tokyo berhasil mencuri perhatian publik.
Baca juga: KRONOLOGI Kakek Nenek Jalan Kaki di Tol Demi Temui Cucu, Pilu Tak Ada Ongkos, Kesasar karena Pikun

Ketika kamu meminta pangsit, maka kamu mendapatkan sup miso.
Kamu memesan ikan bakar, mungkin kamu bakal mendapatkan sushi.
Ya, hal tersebut merupakan kewajaran bagi restoran ini.
Para pelayannya biasa mencampuradukkan berbagai hal, membawakan makanan yang salah, salah memahami permintaan pelanggan, atau benar-benar meminum segelas air yang seharusnya mereka antar ke suatu meja.
Hal semacam ini malah membuat para pelayannya dipekerjakan, bukan dipecat.
Semua pelayannya ternyata menderita demensia.
Demensia menjadi kualifikasi utama untuk pekerjaan itu.
Semua ini terjadi di Restaurant of Mistaken Orders atau Restoran dengan Pesanan yang Salah.
Baca juga: KONDISI Bruce Willis yang Menderita Demensia Frontotemporal, Sulit Bicara dan Berjalan, Parah?
Acara ini diselenggarakan selama beberapa hari untuk memperluas kesadaran masyarakat terhadap demensia.
Kejutan kecil dari kesalahan manusia yang tidak disengaja telah menjadi produk sebenarnya dari restoran tersebut.
Sebagian besar tawa yang memenuhi restoran muncul dari keterkejutan yang menyenangkan saat melihat makanan yang disajikan.
Kadang-kadang kamu bahkan mendapatkan kopi dengan sedotan .
Seorang sutradara televisi Jepang, Shiro Oguni, menciptakan bisnis ini untuk mengubah persepsi tentang penuaan dan gangguan kognitif progresif.
Demensia adalah istilah umum yang menggambarkan penurunan daya ingat, kemampuan belajar dan komunikasi.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisi berbeda, salah satunya adalah Alzheimer.
Acara pertama diselenggarakan pada tahun 2017 dan telah berulang secara rutin.
Baca juga: Sering Digoda Pelanggan, Pelayan Seksi Ini Ungkap: Pria Minta Nomorku saat Pasangan Mereka ke Toilet

Dibutuhkan sekitar $115.000 (Rp 1,7 miliar) yang dikumpulkan melalui crowdfunding untuk memulainya.
Namun tidak sulit membayangkan restoran ini sukses dibangun berdasarkan misi Oguni.
Ide proyeknya terpikir oleh Oguni ketika dia disuguhi pangsit, bukan burger, saat mengunjungi panti jompo.
Awalnya, ia hendak mengembalikan pangsit itu, tapi kemudian dia menyadari bahwa dia berada di dunia yang berbeda, dengan tingkat fungsionalitas yang berbeda-beda, termasuk kesalahan yang tidak terlalu merugikannya.
Mengapa tidak menerima saja apa yang diterimanya sebagai cara menghargai kesulitan yang dihadapi orang-orang di sekitarnya, sebagai tindakan kebaikan dan kerendahan hati?
Oguni telah membagikan pengalamannya tersebut agar dapat ditiru orang lain.
Sejauh ini ide Oguni sudah ditiru di Korea Selatan dan Australia.
Baca juga: VIRAL Tren Pelayan Wanita Mengaduk Minuman Pelanggan Pria dengan Lidah, Langsung Banjir Kecaman

Hal ini memerlukan pendanaan yang cukup besar karena memerlukan banyak perencanaan dan kerja tim dari berbagai sektor.
Mulai dari profesional restoran, desain interior, pengawasan kesejahteraan sosial, dan kerja sama organisasi yang telah membantu mereka yang berjuang dengan demensia.
Hal yang luar biasa dari proyek ini adalah bahwa proyek ini menghadirkan orang-orang yang menderita demensia sebagai orang yang bahagia, rajin, suka membantu, komunikatif, dan ramah.
Semua orang bersenang-senang dalam video yang dibuat untuk mendokumentasikan proyek tersebut.
Para staf lanjut usia dengan seragam sederhana dan ceria, terlihat sama aktif dan produktifnya dengan orang-orang yang usianya sepertiga dari usia mereka.
Alih-alih bereaksi terhadap demensia sebagai sesuatu yang menakutkan, menyedihkan, dan sangat mengasingkan diri, respons yang diberikan justru sebaliknya.
Pengunjung menggambarkan pengalaman tersebut sebagai sesuatu yang lucu, bahagia, lucu, suka berteman, dan nyaman.
(TribunStyle.com/Febriana)
Sumber: TribunStyle.com
Jejak Karier Ahmad Sahroni, Dulu Tukang Cuci Kapal, Mendadak Crazy Rich hingga Jadi DPR RI |
![]() |
---|
10 Kontroversi Penjarahan Rumah Ahmad Sahroni, Mobil Tesla Hancur, Jam Tangan Rp11 M Jadi Rebutan |
![]() |
---|
Viral Pemuda di Jepang Pacari Wanita 83 Tahun, Tak Masalah Beda Usia Jauh, Terungkap Awal Mula Kenal |
![]() |
---|
Kisah Wanita Jepang Pilih Tinggal di Rumah Penuh Sampah Usai Suami Wafat, Padahal Aset Melimpah |
![]() |
---|
Momen Bahagia Annisa Pohan Quality Time Bareng Keluarga di Jepang, Penampilan Almira Buat Salfok |
![]() |
---|