Breaking News:

Berita Viral

Libur Musim Panas, Mahasiswi Jepang Jadi Tukang Bangunan di Kulon Progo: Impianku Selama Ini!

Momoko yang masih berstatus mahasiswi sebuah perguruan tinggi Jepang, menikmati kegiatan membangun rumah bagi warga dusun di Kulon Progo.

Editor: Amirul Muttaqin
Manila Flash
Ilustrasi wanita jadi tukang bangunan. 

“(Saya) tidur lebih cepat. Kami punya banyak makanan,” kata Momoko.

Sementara Hagumi memilih untuk berolahraga agar dirinya merasa nyaman. 

“(Saya) melakukan olahraga untuk membuat suasana yang nyaman,” kata Hagumi.

Dalam mengerjaakan rumah tersebut, mereka tidak dibiarkan sendiri. Beberapa warga dusun menjadi tukang utama dalam pembangunan. Mereka memberi contoh bekerja.

“Sesekali terasa berat, tetapi beberapa orang yang profesional membantu kami,” kata Yuuka, salah satu mahasiswi.

Baca juga: Acara Pagi Datang Siang, Viral Mahasiswa Terpaksa Wisuda Sendirian di Ruang Rektor, Ditertawai Dosen

Rumah untuk warga miskin

Kegiatan Habitat Indonesia memang fokus pada pembangunan rumah untuk masyarakat miskin di Indonesia. Sehingga masyarakat miskin bisa memiliki rumah layak huni.

Selain itu juga memperbaiki rumah yang kelayakan di bawah standar. Kemudian terlibat dalam menciptakan wilayah permukiman atau perumahan sederhana bagi keluarga yang membutuhkan. 

Pembangunan diawali aksi penggalangan dana dan mendatangkan relawan asing dalam jaringan Habitat di luar negeri. 

Koordinator Global Volunteer Habitat Indonesia, Ari Wibawa menceritakan, bedah rumah maupun pembangunan rumah layak huni sudah dimulai pada 2019. Saat itu dilakukan di desa Tuksono, Sentolo. Alhasil, terwujud terbangun puluhan rumah, PAUD,  posyandu hingga toilet warga. 

Pekerjaan di Sentolo berlangsung hingga 2022. Habitat kemudian memperluas jangkauan hingga ke Kaliagung. Salah satu kegiatan di bulan Agustus hingga September 2023 ini, dengan volunter dari Jepang

Ari mengungkapkan, mereka yang datang tidak memiliki pengetahuan bidang konstruksi. Tidak terbiasa dengan alat seperti cangkul sehingga kerap terlihat kaku. 

Namun, di sini mereka bekerja secara konvensional hingga merasakan bagaimana mengaduk semen tanpa mesin molen cor beton. Awalnya, para mahasiswa terkejut, kelelahan, tapi tidak banyak mengeluh. 

“Mereka terobati dengan bermain dengan warga kampung,” kata Ari.

Rumah dibangun memiliki luas 28 m⊃2; terdiri ruang tamu, dua kamar tidur, toilet dan teras. Dindingnya hebel atau bata ringan, lantai plesteran semen dan atapnya spandex. Nilai bangunan sekitar Rp 60 juta. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Kulon ProgoJepangYogyakartamahasiswa
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved