Rendah Diri, Pria Berkursi Roda Nasehati Istri Agar Nikahi Pria Lain, Berakhir Tangis, 'Terimakasih'

Cinta yang indah berakhir bahagia dengan pernikahan yang sempurna di penghujung tahun 2020.

Setelah pernikahan, pasangan itu mengeluarkan uang untuk perawatan dan memulai perjalanan fertilisasi in vitro.

Tuyet dan suaminya adalah penyandang disabilitas dan memiliki keadaan yang sulit, sehingga mereka butuh didukung penuh oleh para dokter rumah sakit.

“Saya masih ingat hari transfer embrio, saya pindah dan kembali pada hari yang sama. Hari itu adalah hari libur, kantin rumah sakit tidak bekerja, tetapi saya pergi sendiri, tidak ada yang menemani saya. Setelah pemindahan selesai, perawat membawakan roti untuk memberi makan perut. Di saat-saat seperti itu, ia meraskan suasana sangat hangat, semua orang memperlakukan satu sama lain seperti keluarga," kata Tuyet.

Kasus IVF Tuyet cukup istimewa karena ia memiliki riwayat epilepsi.

Awalnya dia menyodok 9 sembilan butir telur, setelah 3 hari dia menciptakan 5 embrio, kemudian meningkat menjadi 5 hari menjadi 3 embrio.

Prosesnya hampir 90 persen selesai, namun waktunya yang lama membuat tubuhnya cukup lelah.

“Pertama kali saya pergi menyodok telur 12 hari berturut-turut. Sesekali, menyuntikkan obat kesuburan ke kulit sekitar pusar. Obat disimpan di lemari khusus, sehingga tidak bisa dikirim pulang untuk diinjeksi. Setiap saat hidung perih karena obat flu. Proses menuju kesana hampir 90 persen selesai, masih perlu transfer embrio. Suami saya waktu itu bilang terserah kamu yang memutuskan, tapi dia takut kesehatannya kurang baik dan sulit untuk dilewati. Tetapi karena pada saat itu, saya terlalu bernafsu, maka saya memutuskan untuk pindah. Dan memang benar tidak lulus," kata Tuyet.

Baru untuk kedua kalinya kabar baik datang kepada ibu muda itu.

Setelah beristirahat hingga akhir Mei 2022, Tuyet kembali ke rumah sakit untuk melakukan transfer embrio lagi.

Hoa yang sempat hancur ketika mendengar pengumuman dari istrinya, akhirnya tersenyum pada istrinya setelah banyak upaya penyembuhan.

“Pada hari USG pertama, dokter yang menangani langsung pasangan tersebut di rumah sakit mengatakan bahwa saat ini seharusnya sang istri sudah memiliki detak jantung janin. Pasangan itu khawatir dan takut. Untungnya semuanya baik-baik saja pada USG berikutnya. Ketika saya tahu bahwa embrio berkembang normal, maka saya berani bernapas lega," kata Hoa.

Kehamilan Tuyet berjalan cukup lancar.

Ibu muda itu tidak menderita mual di pagi hari, makan dengan baik, dan berat badannya naik 8 kg selama hamil.

Tuyet juga bercanda bahwa: "kehamilan IVF bahkan lebih sehat daripada ibu hamil normal di dekat rumah".