Berita Viral
FAKTA-FAKTA Bocah Surabaya Jualan Peyek Sambil Merangkak, Pemkot Beri Bantuan, Belikan Kursi Roda
Inilah deretan fakta bocah di Surabaya jualan peyek sambil merangkak. Kini sudah dapat bantuan dari Pemkot Surabaya, BPJS gratis hingga kursi roda.
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Sejak viral di media sosial, bocah berjualan peyek sambil merangkak kini mendapatkan atensi dari warganet.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun ikut beri tanggapan.
Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mereka menyerahkan sejumlah paket bantuan, salah satunya berupa bantuan tebus ijazah SMP CAA.
Selain pembebasan ijazah, juga intervensi pembebasan iuran BPJS Kesehatan hingga pemberian kursi roda.
Berikut fakta-faktanya!

Seorang bocah di Surabaya tengah viral lantaran berjualan peyek sambil merangkak.
Video sang bocah tengah menjajakan peyek seraya merangkak tersebut dibagikan di media sosial.
Baca juga: KISAH Pilu Gadis 17 Tahun Jualan Peyek Sambil Merangkak, Tak Bisa Masuk SMA Negeri: Nangis Saya
Sontak, momen bocah menjual peyek dengan merangkak itu langsung mendapatkan atensi dari warganet.
Setelah diusut, video itu diambil di Surabaya.
Adapun bocah yang terekam itu berinisial CAA (17).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pun buka suara.
Berikut Surya.co.id merangkum 6 fakta bocah di Surabaya jualan peyek sambil merangkak.
1. Viral di Jagad Maya
Sebuah video yang menggambarkan anak jualan peyek sambil merangkak viral di media sosial.
Belakangan diketahui bahwa warga dalam video tersebut merupakan warga Surabaya.

Anak tersebut diketahui bernama CAA, perempuan berusia 17 tahun warga Kendangsari Sekolahan, Surabaya.
Dalam video yang beredar, CAA terlihat berjalan merangkak di pinggir jalan raya sembari berjualan peyek yang dikalungkan di lehernya.
"Sedih banget liat anak itu jual peyek, nyeret badannya, kakinya sampe lecet berdarah," tulis narasi dalam video yang diunggah akun Tiktok @ceritaharuhariini dikutip Surya.co.id, Kamis (20/7/2023).
2. Belum Satu Tahun jadi Warga Surabaya
Mengetahui hal ini, Pemkot Surabaya memberikan perhatian serius.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Erna Purnawati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) M Fikser mendatangi rumah keluarga CAA, Rabu (19/7/2023) malam.
Mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mereka menyerahkan sejumlah paket bantuan, termasuk intervensi kepada keluarga ini.
Camat Tenggilis Mejoyo Surabaya, Wawan Windarto, mengungkap ibunda dan ayah CAA, Sumiyati dan Andi Siswoto, belum satu tahun menjadi warga Surabaya.
Sekalipun demikian, mereka tetap mendapat intervensi bantuan dari pemkot.
Baca juga: Kisah Cinta Pria di Sinjai dengan Bule Polandia yang Kini Jadi Mualaf, Nikah dengan Mahar Sederhana
3. Sudah Mendapat Bantuan
Ia menjelaskan bahwa pemkot sebelumnya telah memberikan sejumlah intervensi kepada keluarga CAA, salah satunya berupa bantuan tebus ijazah SMP CAA.
"Bantuan tebus ijazah SMP CAA kita ajukan ke Baznas Surabaya pada November 2022. Saat kita ajukan itu, KK CAA masih ikut budenya di Kendangsari Surabaya," kata Wawan.
Selain pembebasan ijazah, juga intervensi pembebasan iuran BPJS Kesehatan hingga pemberian kursi roda.
"Untuk bantuan kursi roda, kita ajukan lewat Baznas Surabaya pada Maret 2023 untuk suami Bu Sumiyati," katanya.
Sumiyati juga pernah ditawari Lurah Kendangsari ikut bekerja di padat karya dan modal usaha berupa rombong.
"Dulu pernah ditawari, tapi ibunya (Sumiyati) tidak mau," tandasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M Fikser, menjelaskan Pemkot Surabaya konsisten memberikan intervensi bantuan sosial kepada warganya.
Dalam pemberian intervensi, ada beberapa kriteria warga yang mendapat prioritas.
Pemkot memprioritaskan bagi warga miskin yang tercatat KTP Surabaya sebelum 2021.
"Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya setelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Fikser.

Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya.
Hal yang sama juga berlaku pada CAA Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya pada 2022.
"Jadi kita memiliki regulasi seperti itu. Karena juga kekuatan APBD Surabaya kan terbatas, kita prioritas dulu warga miskin KTP Surabaya yang sudah lama," katanya.
Sekalipun demikian, Wali Kota tetap menginstruksikan jajarannya untuk memberikan bantuan keluarga CAA, warga Jalan Kendangsari Surabaya, di antaranya memastikan kondisi ekonomi terpenuhi.
Menurutnya, dalam regulasi pindah KK atau KTP Surabaya, pihak pengampu juga memiliki tanggung jawab memastikan kondisi sosial keluarga yang ditampungnya maupun ekonominya.
"Ini tanggungjawab yang besar," katanya.
4. Video Lama
Di sisi lain, CAA Afrianti bercerita bahwa video yang viral di medsos dipotret sekitar Maret 2023 di kawasan RSUD dr Soetomo Surabaya.
Video itu direkam oleh orang yang mengaku dari komunitas sosial.
"Video itu sudah lama," kata CAA saat ditemui di rumahnya.
Menurutnya, komunitas itu menawarkan untuk membantu keluarga CAA dengan cara memviralkan CAA melalui media sosial sehingga bisa mendapatkan bantuan.
Baca juga: KISAH Pilu Anak Penjahit di Pasar Parabola, Ayah Dibangunkan Tak Merespon, Ternyata Meninggal Dunia
"Awalnya ditawari, katanya biar banyak orang yang donasi, bantu," ujar CAA yang memiliki keterbatasan pada kedua kakinya ini.
Sumiyati mengakui tak mengetahui hal itu.
"Diberitahu tetangga, saya dan CAA sampai sekarang tidak berani melihat videonya, sampai segitunya, nangis saya," katanya.
5. Tak Lagi Berjualan Peyek
Menurutnya, pekerjaan tersebut tak lagi dilakukan.
Sebaliknya, mereka telah membuat produksi pakaian.
"Memang kalau Hari Raya Idul Fitri, puasa, saya bikin peyek.
Awalnya jualan di rumah sakit Nginden, karena CAA terapi di RSUD Dr Soetomo, akhirnya coba-coba jualan di sana. Tapi kalau sekarang, saya ikut kerja cabut benang di konveksi," katanya.
Sumiyati bersama suaminya Andi Siswoto (49) sudah 12 tahun tinggal di Surabaya.
Ia bersama suami dan kedua anaknya memilih tinggal indekos di dekat rumah saudaranya kawasan Kendangsari Surabaya.
6. Awalnya Enggan Pindah KK Surabaya
Meski sudah lama tinggal di Kota Pahlawan, Sumiyati enggan pindah KK Surabaya.
"Karena memang tidak punya rumah, di Surabaya ini saya ngekos. Makanya, saya bingung," katanya.
Ketika CAA ingin masuk SMA Negeri, ia dimasukkan KK kerabatnya di alamat Jalan Kendangsari Gang Lebar Surabaya pada Agustus 2022.
Sementara Sumiyati bersama suami dan anak nomor tiga, administrasi kependudukannya masih berstatus warga Mojokerto.
Baca juga: KISAH Pria di Palembang Batal Nikahi Janda, Sudah Belikan Mahar hingga Ayam 241 Kg, Ternyata Ditipu
"Karena belum satu tahun masuk KK Surabaya, CAA tidak diterima SMA Negeri. Akhirnya itu ditawari sama Pak Lurah sekolah PKBM paket C (Januari 2023), tapi CAA menolak, tidak mau bersekolah. Kalau sekarang CAA sudah mau sekolah kejar Paket C," katanya.
Seiring berjalannya waktu, Sumiyati pun ingin pindah KTP dan KK Surabaya.
Inisiatif itu muncul karena melihat kondisi suaminya yang sakit dan membutuhkan banyak biaya pengobatan.
Akhirnya ia memutuskan pindah KK Surabaya dengan menumpang alamat saudaranya di Jalan Kendangsari.
Setelah itu, CAA pun lantas ditarik masuk ke dalam KK Sumiyati yang diterbitkan pada 26 Juni 2023.
"Pindah Surabaya biar kalau berobat tidak jauh-jauh ke Mojokerto.
Kemudian juga pindah KK Surabaya biar CAA bisa masuk ke sekolah negeri. Karena di Surabaya ini apa-apa gratis," katanya.
Diolah dari artikel Surya.co.id
Sumber: Surya
Siapa Pemilik Restoran Bibi Kelinci Kopitiam yang Sedang Viral? Terungkap Nama dan Akun Instagramnya |
![]() |
---|
Potret Sri Mulyani usai Pensiun Jadi Menkeu, Terekam Liburan di Semarang, Kini Lebih Ceria & Santai |
![]() |
---|
Sosok Arief Juntara, Suami Dinda Amelia Tanjung Owner Melstore yang Kepergok Selingkuh di Apartemen |
![]() |
---|
Viral Wanita Mantan Pegawai Bank Pilih Resign Lalu Pindah ke Australia Kerja Jadi Tukang Sampah |
![]() |
---|
Kisah Wanita Transgender di Jepang Dulunya Atlet Baseball, Kini Banting Setir Kerja di Klub Malam |
![]() |
---|