Model Cantik Nekat Mandi Kotoran Kuda di Depan Umum, Heboh Jadi Tontonan: Ini Sesuatu yang Sakral

Ia tinggal di Distrik Khao Chaison Provinsi Phatthalung bersama yah ibu dan 3 saudara kandung, dia adalah yang termuda.

Ayahnya adalah seorang bangunan, mengerjakan pekerjaan tukang batu, plesteran, atap, dengan pendapatan yang tidak stabil, sekitar Rp 1,3 per bulan.

Sementara ibunya memasak makanan di depan Sekolah Khao Chaison tempat Nam Ing belajar.

Penghasilan sekitar Rp 42 ribu RP 84 ribu per hari.

Baca juga: HALU Semakin Menjadi-jadi! Transgender Millendaru atau Millen Cyrus Pamer Hamil 14 Minggu: Kok Bisa?

Nam Ing harus bangun jam 4 pagi dan jam 5 pagi untuk membantu ibunya memasak sarapan sebelum mandi dan berpakaian ke sekolah.

Ia juga membawa makanan untuk dijual ke teman setiap hari sepulang sekolah, ia harus membantu ibunya berjualan di depan sekolah.

Ia menghabiskan malam mengerjakan pekerjaan rumah dan mengulang pelajaran setiap hari.

Adapun di hari libur, jika ayah memiliki pekerjaan Nam In dapat membantu ayahnya dalam pekerjaan konstruksi.

Tujuannya untuk meringankan beban kerja keluarga.

Nam In bekerja kerasa lantaran ia berpikir jika orang tuanya telah bekerja keras dan sudah sangat tua.

Ia berjuang agar masa depan keluarganya nyaman sehingga ia bertekad untuk belajar di kota.

Tapi karena biayanya mahal Jadi dia harus belajar dekat dengan rumah.

Hal ini ia lakukan dengan didukung oleh beasiswa bagi anak-anak miskin Mempelajari ruang khusus dari Opportunity Expansion School Dan ada guru yang membantu.

Nam Ing, pada usia 15 tahun, saat itu ia memiliki cita-cita menjadi seorang guru matematika.

Inspirasi datang dari mengajar teman-teman di kelas yang antusias terhadap penjelasannya.

Itu membuatnya bangga sehingga ia ingin menularkan ilmu kepada anak-anak dan membuat semangat tumbuh terus berjalan.

Saat ini, "Nam Ing", di usia 18 tahun, sedang belajar Sains, Matematika, di Kelas 6 di Sekolah Khao Chaison. Provinsi Phatthalung.