Berita Viral
VIRAL 2 Mahasiswa Unismuh Makassar Dianiaya Senior, Memar hingga Luka di Kepala, Polisi Turun Tangan
Dua orang mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi korban penganiayaan oleh seniornya. Pihak kampus pun angkat bicara.
Editor: Febriana Nur Insani
Karena tak kuat dengan kultur PPDS tersebut, ia mengaku memutuskan untuk mengundurkan diri.
"Akhirnya saya memutuskan keluar PPDS karena kesehatan fisik dan mental saya terganggu, bahkan saya juga rutin konseling sama psikolog dan psikiater karena PTSD, gangguan depresi dan gangguan cemas," jelasnya.
Ia pun mengusulkan perubahan sistem pendidikan dokter spesialis kepada menteri yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN pada 2019 itu. Menurut dia, sistem pendidikan dokter spesialis tidak perlu mengikuti sistem pendidikan militer.
"Jadi perlu ada perubahan, perbaikan sistem kedokteran, supaya lebih terbuka, transparan dan objektif, dan tidak ada diskriminasi antara junior dan senior, maupun diskriminasi suku, ras, agama, dan gender," jelasnya.

Ia mendesak pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), untuk membuat program antibullying di PPDS. Sebab, menurut dia, banyak calon dokter sepesialis yang memutuskan berhenti akibat tak kuat dengan praktik tersebut.
"Karena bullying ini juga menyebabkan banyak sekali residen yang tidak kuat dan drop-out," jelasnya.
Senada, dokter Alvin Saputra yang menjadi pemandu diskusi ini juga membenarkan peristiwa perundungan di PPDS.
"Itu memang benar adanya, Pak. Memang tidak bisa digeneralisasi, tapi memang ada beberapa yang masih terjadi seperti itu," kata dr. Alvin.
"Ini sudah menjadi budaya yang sudah mendarah daging dan dianggap biasa saja oleh seniornya," imbuhnya.
Menanggapi curhatan mantan dokter residen itu, Budi pun mengatakan persoalan dalam pendidikan kedokteran memang ramai diperbincangkan di dalam grup percakapan dokter.
Baca juga: Polwan Resign Pilih Jadi Pengawal Pribadi, Sempat Ditentang Keluarga, Kini Buktikan Bisa Hidup Mapan
"Program yang misalnya mengenai pendidikan kedokteran, itu ramai dibicarakan di semua WA group dokter, tapi sebenarnya ada 90 sampai 100 program lain yang tidak pernah saya lihat atau sangat kurang dibicarakan di WA group dokter," ungkap lulusan fisika nuklir Institut Teknologi Bandung ini.
Ia pun menjelaskan, RUU Kesehatan yang dirancang pemerintah saat ini bertujuan untuk memperkuat dan memperbaiki sistem kesehatan nasional.
Berkaca dari pandemi Covid-19, lanjut dia, negara-negara di seluruh dunia menyadari lemahnya sistem kesehatan nasional.
"Jadi nggak ada satu negara pun yg menyatakan bahwa negaranya sangat siap dan sangat bagus sistem kesehatan nasionalnya," ungkapnya.
Ia pun mengajak para dokter untuk tak hanya fokus pada beberapa hal, namun keseluruhan poin dalam reformasi sistem kesehatan nasional.
"Saya rasa teman-teman sebagai salah satu individu yang nantinya akan menjaga sistem kesehatan kita ke depan, teman-teman perlu juga memahami yang 90 sampai 100 program lain, bukan hanya 2 atau 5 yang ramai di WA group," jelasnya.
(Kompas.com/Darsil Yahya)(Kompas TV)
Diolah dari artikel Kompas.com dan Kompas TV
Sumber: Kompas.com
Pria Jepang Tetap Kerja Jadi Tukang Sapu Meski Harta Melimpah Punya 7 Apartemen, Terkuak Alasannya |
![]() |
---|
Kisah Pria di China Jadi Mahasiswa di Usia 60 Tahun, Akrab dengan Teman Sekampus: Merasa Lebih Muda |
![]() |
---|
Usia Hanyalah Angka, Nenek 68 Tahun di China Mendadak Viral, Jago Main Skateboard, Netizen Melongo |
![]() |
---|
Bukan Nikahan, Pesta Cerai Viral di Malang: Undangan, Dekorasi, dan Sound Horeg ala Resepsi |
![]() |
---|
Siapa Pemilik Restoran Bibi Kelinci Kopitiam yang Sedang Viral? Terungkap Nama dan Akun Instagramnya |
![]() |
---|