Breaking News:

Berita Viral

TEGAR & TANGIS Ridwan Kamil saat Peringati Satu Tahun Meninggalnya Eril, Atalia Paratya: Cuma Rindu

Simak acara peringatan 1 tahun meninggalnya Eril, atau Emmeril Khan Mumtaz di Sungai Aare, Swiss, diwarnai tangis Ridwan Kamil/

Editor: Dhimas Yanuar
TribunJabar / Istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri berfoto saat peluncuran buku berjudul Cuma Rindu di GOR Saparua, Bandung, Jumat (26/5/2023). Buku karya Attalia Praratya diluncurkan saat peringatan satu tahun meninggalnya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare, Swiss. 

TRIBUNSTYLE.COM - Tangis mewarnai wajah Ridwan Kamil dan Atalia Paratya pada peringatan satu tahun meninggalnya Eril.

Diketahui Eril dinyatakan hilang setelah tenggelam di Sungai Aare, Bern, Swiss pada 26 Mei satu tahun lalu.

Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninggal dunia setelah ditemukan di Bendungan Engehalde, Bern, pada Rabu (8/6/2022).

Menurut penjelasan dari kepolisian Swiss, Eril tenggelam setelah mengalami keadaan darurat.

Tangis Ridwan Kamil dan Atalia Paratya mewarnai acara peringatan kematian Eril.

Penyebab jenazah Emmeril Kahn Mumtadz tetap wangi meski hilang selama 14 hari.
Penyebab jenazah Emmeril Kahn Mumtadz tetap wangi meski hilang selama 14 hari. (Kolase TribunStyle/Instagram Emmeril Kahn)

Termasuk ribuan benih pohon yang dibagikan kepada para tamu undangan, masyarakat, dan komunitas yang berdatangan ke GOR Saparua Bandung pada malam Rabu (26/5/2023).

Sebanyak 10 ribu paket kebutuhan pokok pun telah diterima masyarakat kurang mampu di berbagai pelosok Jawa Barat.

Petang hari itu, orang-orang di taman-taman sekeliling GOR Saparua membicarakan berbagai kisah mengenai Emmeril Kahn Mumtadz.

Baca juga: NASIB Bos di Cikarang, Ajak Karyawati Staycation Berujung Dipecat, Ridwan Kamil : Semoga Ditangkap

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri berfoto saat peluncuran buku berjudul Cuma Rindu di GOR Saparua, Bandung, Jumat (26/5/2023). Buku karya Attalia Praratya diluncurkan saat peringatan satu tahun meninggalnya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare, Swiss.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri berfoto saat peluncuran buku berjudul Cuma Rindu di GOR Saparua, Bandung, Jumat (26/5/2023). Buku karya Attalia Praratya diluncurkan saat peringatan satu tahun meninggalnya Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare, Swiss. (Tribun Jabar)

Bukan hanya mengenai kisah kepergiannya di Sungai Aare, Swiss, setahun lalu, mereka lebih sering membicarakan semangat putra Gubernur Jabar Ridwan Kamil tersebut semasa hidupnya.

Semangat Emmeril yang giat membantu sesama dan kepeduliannya terhadap lingkungan tampak hidup kembali dalam kegiatan peringatan satu tahun meninggalnya pria yang akrab disapa Eril ini.

Ya, setahun sudah Eril pergi, tapi jejak dan kehadirannya masih begitu terasa bagi orang-orang yang mengenalnya.

Puisi-puisi karya masyarakat tentang Eril pun dibacakan di salah satu pojok taman, dikelilingi berbagai lukisan kiriman masyarakat, yang juga masih bercerita tentang Eril.

Berbagai karya seni, poster, bahkan olahan limbah dari ribuan karangan bunga untuk Eril pun dipajangkan di sini. Bergabung di sela tulisan kata-kata mutiara dari Eril.

Pada acara yang diselenggarakan malam harinya, tampak orang tua Eril, Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.

Mereka mungkin masih bisa tersenyum, tapi mata mereka yang basah tidak bisa berbohong, menampakkan bahwa mereka sangat merindukan sang putra sulung.

Tidak sekadar pembacaan doa dan tausiah, acara ini diisi oleh sederet kegiatan mengenang Eril.

Dari mulai penayangan video mengenai perjalanan hidup Eril, sampai launching buku karya Atalia Praratya yang berjudul Cuma Rindu sampai parfum yang terinspirasi dari alam tempat Eril meninggal di Sungai Aare.

Video kesaksian warga yang ditolong oleh Eril semasa hidup pun ditayangkan.

Juga karya-karya literasi yang mengulas tentang Eril.

Lagu "Cuma Rindu" yang dinyanyikan pun membuat Ridwan Kamil akhirnya meneteskan air matanya yang berkali-kali tertahan.

Ridwan Kamil berterima kasih kepada semuanya yang telah mendoakan Eril, termasuk yang telah memberikan berbagai karya mengenai Eril.

Ia berharap agar semua orang dapat mengambil hikmah dari semangat Eril semasa hidupnya.

Atalia menceritakan bahwa sebagai manusia biasa, ia dan Ridwan Kamil merasa hancur saat kehilangan Eril.

Namun, mereka menyatakan harus bangkit dengan menemukan hikmah dari Al Quran dan bisa menerima bahwa kepergian Eril adalah ketetapan Allah.

Ridwan Kamil mengatakan, ia dulu mengira Eril adalah milik keluarganya saja.

Tapi ia menyadari hingga detik ini, Eril bukan lagi milik keluarganya.

Allah, katanya, membukakan sebuah fakta bahwa Eril ini sudah menjadi milik masyarakat.

"Itulah kenapa kami tidak bisa menganggap urusan kepergian Eril ini hanya urusan keluarga kami saja."

"Dari puisi yang diciptakan beribu-ribu, dari buku yang dihadirkan, dari lagu dari segala rupa, itu kan tidak ada yang meminta, itu datang dari hati orang yang mengambil hikmahnya, kemudian mengungkapkan dalam bentuk perasaan," katanya.

Ridwan Kamil mengatakan sampai hari ini makam Eril diziarahi lebih dari dua ratus ribu orang, yang berziarah dari luar Jawa dan dari luar negeri.

"Malam ini itu bukan tentang mengingat lagi kronologi, mengingat Eril sebagai anak keluarga Ridwan Kamil, tapi malam ini itu tentang Eril sebagai sosok anak muda yang saya juluki bunga di surga," katanya.

Peringatan satu tahun berpulangnya Eril ini dilaksanakan pada Jumat (26/5/2023) malam.

Acara tersebut diinsiasi berbagai elemen masyarakat seperti, Benih Baik, Jabar Quick Respons, Jabar Bergerak, dan Jabar Bergerak Zilenial.

Koordinator acara, Dito Budiman, mengatakan acara tersebut mengusung tema "Senyum Kebaikan".

Acara diisi berbagai kegiatan seperti doa bersama, apresiasi karya masyarakat untuk almarhum, dan berbagai kegiatan sosial.

"Secara konsep, kegiatan ini mengusung tema senyum kebaikan. Ada doa bersama, apresiasi karya dari masyarakat untuk almarahum. Seperti, lukisan, puisi, hingga buku," ucap Dito.

Dalam kegiatan ini, dilakukan juga launching buku Cuma Rindu yang ditulis oleh ibunda Eril, Atalia Praratya.

Tak hanya itu, Askara Award yakni apresiasi kepada anak muda yang menebar kebaikan di dunia pendidikan dan sosial.

"Acara ini didedikasikan sebagai inspirasi bagi anak muda lain atau masyarakat untuk melakukan kebaikan di mana pun dan kapan pun," ujar Dito.

Salah satu yang menarik, kata Dito, karya daur ulang dari ribuan karangan bunga bagi almarhum Eril ditampilkan pada acara tersebut.

Karangan bunga ini membanjiri Gedung Pakuan, setahun lalu.

Acara ini dimulai pada pukul 18.30 WIB dan dihadiri sekitar 1.500 undangan.

Sebelumnya, ada beberapa rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan seperti, pembagian 10.000 paket sembako oleh Jabar Bergerak Zilenial, pemberian quran braile pada penyandang tunanetra, serta mengajak ratusan anak yatim untuk keliling museum di Kota Bandung oleh Jabar Quick Response.

"Acara ini, membawa pesan agar masyarakat terdorong untuk membantu siapapun."

"Harapannya, kebaikan yang selama ini dilakukan almarhum dapat terus dilanjutkan dan menginspirasi banyak orang," jelas Dito.

(*)

Diolah dari TribunJabar.id

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
ErilEmmeril Khan MumtazRidwan KamilAtalia Praratyaberita viral hari ini
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved