BERITA VIRAL
KEJI Ibu Anggota DPR Indramayu Tewas Dibunuh ART, Kaki & Tangan korban Diikat, Mulut Dilakban
Terungkap kondisi jasad ibu anggota DPR Indramayu saat ditemukan. Tangan dan kaki terikat kain, mulut dilakban, serta kepala ditutup kain.
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Pembunuhan sadis kembali terjadi, kali ini ibu seorang anggota DPR di Indramayu tewas di tangan ART sendiri.
Casinih (62), dibunuh oleh T yang merupakan seorang asisten rumah tangga (ART) yang baru dipekerjakan korban selama kurang lebih 2 bulan.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat kain, mulut dilakban, serta kepala ditutup kain.
Lantas, apa motif T hingga tega melakukan pembunuhan terhadap majikannya sendiri?

Polres Indramayu Jawa Barat menetapkan T (43) sebagai tersangka pembunuhan Casinih (62), ibu anggota DPR RI Bambang Hermanto.
T ternyata merupakan seorang asisten rumah tangga (ART) yang baru dipekerjakan korban selama kurang lebih 2 bulan.
Baca juga: PROFIL Benny Nurdin Yusuf, Pejabat Kemenhub Anaknya Tewas Jatuh dari Lantai 8, Ungkap Kejanggalan
Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar mengatakan T bertugas untuk membantu membersihkan rumah korban.
"Tersangka berinisial T sehari-hari membantu bersih-bersih di rumah korban," kata Kapolres Indramayu AKBP Fahri Siregar di Indramayu, Jumat (26/5/2023) dikutip dari Kompas Tv.
Disampaikan Fahri, setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa enam orang saksi, pihaknya menangkap tersangka T kurang dari 24 jam.
"Kami melakukan penyelidikan terhadap keberadaan saudara T, kurang dari 24 jam pada Jumat pukul 11.00 WIB kami berhasil mengamankan tersangka berinisial T," lanjut Fahri.

Dari pengakuan tersangka, tersangka melakukan pembunuhan itu karena sakit hati.
"Motif pelaku karena sakit hati kepada korban ."
"Terkait dengan motif, kami akan melakukan pendalaman lebih lanjut," ungkap fahri.
Saat ini, tersangka ditahan di Makopolres Indramayu jawa Barat guna penyelidikan lebih lanjut.
Kasus Terungkap
Diketahui jasad Casinih, ditemukan di dalam rumahnya di Blok Kedongdong, Desa/Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, pada Kamis (25/5/2023) malam.
Berdasarkan penyelidikan, Casinih dihabisi pembantunya sendiri pada Rabu (24/5/2023).
Kasus ini berawal saat anak korban, Adam Bachtiar, adik dari Bambang, sempat kesulitan menghubungi ibunya.
Ia yang merasa khawatir kemudian mengecek rumah ibunya tersebut pada Kamis malam.
Saat akan masuk ke rumah, pintu rumah terkunci dan lampu dalam kondisi mati.
Setelah beberapa kali diketuk, tak jawaban dari dalam rumah.
Karena curiga, ia memanggil Johana (42), pembantu di Rumah Aspirasi Bambang Hermanto.
Baca juga: Tangis Anggota DPR Bambang Hermanto, Ibunya Dibunuh ART, Pelaku Ditangkap saat Kabur : Sakit Hati
Keduanya kemudian membuka paksa jendela rumah tersebut.
Saat ditemukan Casinih dalam kondisi tangan dan kaki terikat kain, mulut dilakban, serta kepala ditutup kain.
Berdasarkan hasil visum, korban mengalami luka memar di wajah serta patah tulang di bagian dada dan iga.
Diduga korban dibekap dan ditekan di bagian dada sehingga kekurangan oksigen.
Tangis Keluarga Pecah Iringi Kepergian
Bambang Hermanto menangis saat menggotong keranda berisikan jenazah ibundanya, Jumat (26/5/2023).
Ia bahkan berada di barisan terdepan.
Raut wajah kesedihan nampak jelas dari politikus Partai Golkar tersebut.
Sebelumnya, tangis Bambang Hermanto pecah saat jenazah ibundanya tiba di rumah duka seusai proses autopsi di RS Bhayangkara Losarang.
Air mata itu terus mengalir bahkan saat keluarga dan tamu yang hadir mensalatkan jenazah.
Derai air mata Bambang bahkan semakin mengalir deras ketika ia melihat wajah ibundanya untuk terakhir kali yang sudah terbalut kain kafan.
Sosok Benny Nurdin Yusuf, pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang anaknya tewas terjatuh dari lantai 8
Ayah dari siswa SMP yang tewas akibat terjatuh dari lantai 8 gedung sekolah di Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan adalah seorang pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Dia adalah Benny Nurdin Yusuf.
Benny Nurdin Yusuf menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Prasarana Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Terkait kematian sang anak, Benny Nurdin Yusuf DAN piihak keluarga mengungkap ada hal yang janggal.

Seorang siswa SMP berinisial BNY (15) meninggal dunia setelah terjatuh dari lantai 8 gedung sekolah di Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Peristiwa tragis itu terjadi pada Rabu (24/5/2023) pagi.
Baca juga: BRAK! Siswa SMP di Makassar Tewas Jatuh dari Lantai 8, Anak Pejabat, Keluarga Rasakan Kejanggalan
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Ujung Pandang Kompol Syarifuddin kepada wartawan, mengatakan, pihaknya menerima informasi adanya siswa yang meninggal di lapangan voli sekitar pukul 09.00 WITA.
"Tadi diperkirakan pukul 09.00 (WITA) lewat, kita menerima informasi ditemukan salah satu siswa meninggal di sekitar lapangan voli," katanya, dikutip Tribun-timur.com.
Sosok Benny Nurdin Yusuf
Sementara BNY diketahui merupakan anak dari seorang pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Benny Nurdin Yusuf.
Pria kelahiran 1970 itu diketahui menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Prasarana Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Wisudawan doktor terbaik
Benny Nurdin Yusuf, menjadi wisudawan Doktor berprestasi di Universitas Muslim Indonesia (UMI), di Auditorium Al Jibra UMI, Minggu (11/4/2021).
Hal ini disampaikan dalam Takhrij Thalabat Wisuda Sarjana, Profesi, Magister dan Doktor Universitas Muslim Indonesia Periode I Tahun 2021.
Dipimpin Rektor UMI Prof Basri Modding, yang hanya menghadirkan wisudawan berprestasi saja.

"Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan saya hingga mencapai cum laude, semoga ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat bagi semua," ujar Dr. Benny, sapaan akrabnya, dikutip dari Tribun Timur.
Diketahui, Benny berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Harmonisasi Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan".
Ia dibimbing Alm. Prof. Dr. H. Said Sampara, yang kemudian digantikan oleh Prof. Dr. H. Sufirman Rahman.
Selaku Promotor, Prof. Dr. H. Syahruddin Nawi, bersama Dr. H. Hamza Baharuddin, selaku Ko Promotor.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVIII Propinsi Sulawesi Tenggara yang juga Dewan Pembina Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Propinsi Sulawesi Selatan ini.
Menuntaskan studi doktoralnya dalam waktu kurang dari 30 bulan.
Serta meraih IPK 3.94 sehingga berpredikat Cumlaude dan menjadi Lulusan Terbaik Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Muslim Indonesia pada periode ini.
Baca juga: VIRAL Siswi SMP di Majalengka Pakai Baju Pengantin saat Acara Kelulusan, Lengkap Pakai Siger Sunda
Sementara, Prof Basri Modding mengimbau, agar para alumni bisa memberikan perkembangan yang kontruktif untuk pembangunan UMI.
"Dan juga memberikan masukan-masukan untuk perbaikan kedepan, itulah yang kami harapkan untuk masukan bagi pengembangan umi kedepan," jelasnya
Agar mahasiswa bisa bersaing di dunia kerja, UMI telah melakukan beberapa tahapan.
"Jadi sekarang ada tiga tahapan yang kita lakukan, yaitu adaptasi jadi harus mengikuti perkembangan zaman," jelasnya
Kedua inovasi, termasuk dalam pembelajaran harus mengikuti teknologi.Dan ketiga kita harus melakukan kerjasama, atau kolaborasi," tutupnya.
Sosok BNY di mata keluarga
BNY yang masih duduk di kelas 8 SMP dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Korban pernah mengikuti lomba Matematika tingkat nasional dan menjadi juara pertama.
"Ini anak termasuk anak yang pintar," kata seorang anggota keluarga korban yang dihampiri saat jenazah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, dikutip dari TribunMakassar.com.
"Karakternya pintar ini anak. Dia pernah juara satu lomba Matematika tingkat nasional, pintar sekali ini anak," bebernya.
Keluarga Ungkap Kejanggalan
Pihak keluarga mengungkap ada hal yang janggal atas tewasnya BNY, mengutip Kompas.com.
Kecurigaan terkait kejanggalan tewasnya BNY itu disampaikan oleh sang paman, Andi Setiady.
Pasalnya, saat korban ditemukan tewas di area lapangan voli sekolahnya, anggota tubuh yang paling parah adalah kakinya.
Jenazah siswa yang terjatuh dari lantai delapan gedung sekolah swasta tiba di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Rabu (24/5/2023) siang.
Sementara bagian kepala korban tidak mengalami luka yang fatal.
Sehingga, pihak keluarga bingung dan merasa ada yang janggal dengan kematian BNY.
"Yang kita bingung, kalau logikanya orang jatuh pasti kepalanya paling parah atau pendarahan."
Baca juga: Tak Tahu Korbannya Anak PJ Gubernur Papua Pegunungan, AN Ajak Minum Miras & Berhubungan, Lalu Kejang
"Ini kakinya yang hancurm terus tangan patah," ujarnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu.
Tak hanya itu, lanjut Andi, korban juga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.
"Tulang ekor juga patah, belakangnya juga memar, biru-biru semua, saya foto juga biru-biru kuku ibu jari kayak mau tercabut," jelasnya.
Selain itu, barang-barang korban ditemukan berada di tempat yang berbeda.
Hal tersebut membuat pihak keluarga merasa heran.
"Informasi yang saya dapat sepatunya ada di musala, tasnya ada di kamar mandi, jadi terpisah," tandasnya.
Respons Pihak Sekolah

Mengenai kejadian yang menimpa muridnya, pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Hal itu disampaikan oleh Diah Zaddiah selaku Humas dari sekolah tersebut.
Pihaknya hingga saat ini masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan oleh polisi.
"Kejadiannya kita masih menunggu kepolisian. Kita masih serahkan semua kepada kepolisian untuk mengungkap informasi sedetail-detailnya seperti apa," ujarnya, dikutip dari TribunMakassar.com.
Pihak sekolah juga menyampaikan duka cita mendalam atas tewasnya BNY.
"Kami sangat berduka atas kejadiannya, jadi untuk sementara kami masih menunggu keluarga," imbuhnya.
Hasil Rekaman CCTV
Sementaa itu, dari hasil rekaman CCTV dan keteangan sejumlah saksi, diduga korban terjatuh dari lantai 8 gedung sekolahnya.
Dugaan itu disampaikan oleh Kapolrestabes Makassar, Kombes Mokhamad Ngajib, dilansir Kompas.com.
"Adapun keterangan saksi-saksi yang kita padukan dengan rekaman CCTV yang ada, patut kita duga korban jatuh dari lantai 8. Jadi masih dugaan bunuh diri," uja Ngajib kepada awak media, Rabu malam.
Ngajib pun menjelaskan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan sejumlah saksi serta rekaman CCTV.
Sebelum kejadian, korban terlihat naik dari lantai 1 ke lantai 8 menggunakan lift sekolah pada pukul 09.30 Wita.
Hal itu diperkuat dengan keterangan saksi yang melihat korban naik ke atap.
"Jadi dari lantai 8 ada atap lagi (naik) menggunakan tangga," ungkap Ngajib.
Dari situ, lanjutnya, patut diduga bahwa korban jatuh dari lantai 8.
"Keterangan dari saksi-saksi termasuk dari tukang taman (sekolah), tiba-tiba ada korban (tergeletak)."
"Kemudian langsung di bawa ke RS dan ternyata dalam keadaan sudah meninggal dunia," jelasnya.
Diolah dari artikel Tribunnews.com dan Surya.co.id
Sumber: Tribunnews.com
Wajah Muhammad Athaya, Mahasiswa RI di Belanda Meninggal usai Dampingi DPR Kunjungan di Austria |
![]() |
---|
Cantik dan Kaya Raya, Ini Sosok Franka Franklin Istri Nadiem Makarim, Punya Gurita Bisnis Mentereng |
![]() |
---|
5 Potret Feby Belinda Istri Ahmad Sahroni, Anggun & Keibuan, Sederhana Beda dari Istri Pejabat Lain |
![]() |
---|
Total Miliaran, Ini Koleksi Mainan Ahmad Sahroni yang Dijarah, Termasuk Statue Iron Man Rp235 Juta |
![]() |
---|
Tangis Ibu Affan Kurniawan Dapat Rumah Baru, Impian Mendiang Anaknya Kini Terkabul, Sujud Syukur |
![]() |
---|