Breaking News:

Berita Viral

KISAH Pilu Mbah Rukmi, Rumahnya Dijual Anak Tiri, Kini Terpaksa Tinggal di Teras, Warga Tak Terima

Mbah Rukmi asal Tulungagung tinggal di teras usai rumahnya dijual anak tiri, wanita renta itu tertipu karena sudah renta, tetangga dibuat geram.

Kolase Tribun Style/Surya
Mbah Rukmi tinggal di teras rumahnya yang berada di Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur. 

TRIBUNSTYLE.COM - Malangnya nasib wanita renta bernama Rukmi (81), yang tinggal di Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.

Rumah wanita kelahiran 1942 yang hidup sebatang kara itu dikabarkan dijual oleh orang lain.

Kini Mbah Rukmi sehari-hari tinggal di teras rumahnya yang sudah atas nama orang lain.

Sementara itu, terjualnya rumah Mbah Rukmi, membuat para tetangganya geram.

Bukan tanpa sebab, tetangga dibuat kesal saat mengetahui penjual rumah Mbah Rukmi.

Usut punya usut, rumah Mbah Rukmi dijual anak tirinya sendiri.

Baca juga: Beli Rumah Baru, Wanita Ini Tak Sadar Ular-ular Merayap di Celah Dinding, Sudah Tertangkap 30 Ekor

Mbah Rukmi (81) kini tinggal di teras rumah , Kedungwaru, Tulungagung
Mbah Rukmi (81) kini tinggal di teras rumah di Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Selasa (15/5/2023).

Selain itu, warga dibuat kesal karena sosok anak tiri itu, sebut saja P, selama ini tidak pernah merawat Mbah Rukmi.

Namun sepeninggalnya suami Mbah Rukmi yang merupakan ayah P, diam-diam anak tiri itu menjual rumah Mbak Rukmi.

Akibatnya Mbah Rukmi terpaksa harus tinggal di teras.

"Dia (P) itu sudah diusir oleh ayahnya sendiri karena nakal.

Dia tidak punya hak atas rumah Mbah Rukmi," kata seorang warga bernama Slamet, Selasa (15/5/2023).

Slamet menceritakan, sebelumnya Mbah Rukmi menikah dengan Nyoto dan tidak memiliki anak.

Namun sebelum menikahi Mbah Rukmi, Nyoto sudah punya satu anak, yaitu P.

Namun P diusir oleh Nyoto karena dianggap nakal.

"Nyoto dan Mbah Rukmi malah mengadopsi satu anak perempuan. P ini malah tidak pernah pulang," ungkap Slamet.

P baru pulang saat Nyoto meninggal dunia.

Namun pulangnya P ternyata memiliki niat lain, yakni mencari sertifikat tanah milik ayahnya.

Menurut warga, P sendiri tidak ikut mengurusi pemakaman ayahnya.

"Itu yang aneh, dia pulang yang dicari malah sertifikat tanah. Dia tidak mengurusi ayahnya yang meninggal," kata Slamet.

Baca juga: BANJIR TANGIS, Rumah Bu Kades Dihancurkan Demi Jalan Tol, Berharap Dapat Rp10 M, Cuma Diganti Rp1 M!

Menurut warga, semasa hidup, Nyoto tidak pernah bekerja.

Ekonomi keluarga ditopang Mbah Rukmi yang berdagang di pasar.

Nyoto sendiri bertugas mengantar jemput Mbah Rukmi.

Sebelum Nyoto meninggal dunia, tanahnya sudah dihibahkan atas nama Mbah Rukmi.

Bahkan, saat itu terbit akta notaris atas nama Mbah Rukmi dari proses peralihan hak sekitar tahun 2017.

Hingga tahun 2019, terjadi proses peralihan hak yang tidak disadari Mbah Rukmi.

Saat itu, Mbah Rukmi dibawa ke sebuah tempat pencucian sepeda motor yang jauh dari rumahnya dan diminta membubuhkan cap jempol.

"Sementara dia diungsikan, di rumahnya sudah ada pengukuran. Dia cerita, katanya disuruh cap jempol karena ada bantuan," ujar Slamet.

Belakangan diketahui, terjadi proses jual beli dari P dengan seorang warga desa setempat seharga Rp 150 juta.

Warga pun mempertanyakan proses peralihan akta peralihan hak milik Mbah Rukmi yang tiba-tiba beralih ke orang lain.

Warga sekitar pernah beramai-ramai mempertanyakan proses ini ke kantor desa.

"Warga mintanya tanah itu dikembalikan atas nama Mbah Rukmi," tegas Slamet.

Baca juga: Viral Pasutri Muda Ungkap Perjuangan di Awal Nikah, Tinggal di Rumah Gubuk, Makan Bubur Biar Irit

Mbah Rukmi di teras rumahnya yang berada di Kecamatan Kedungwaru Tulungagung
Mbah Rukmi di teras rumahnya yang berada di Kecamatan Kedungwaru Tulungagung Jawa Timur, Selasa (16/05/2023).

Tinggal di teras

Saat ini, Mbah Rukmi tinggal di teras rumah yang sudah atas nama orang lain.

Sementara di dalam rumah kosong tak ada perabot yang tersisa.

Setiap hari warga sekitar yang menyediakan makanan untuk Mbah Rukmi.

Kondisinya saat ini sudah pikun, sehingga Mbah Rukmi buang kotoran di teras rumah tempatnya berdiam.

Seorang tetangga bernama Anik Pratiwi (53) yang membersihkannya setiap pagi dan sore hari.

Menurut Anik, untuk urusan makanan Mbah Rukmi tidak pernah kekurangan, karena semua tetangga peduli padanya.

"Tugas saya yang membersihkan dan semua kebutuhannya. Yang jadi keluhan warga adalah biaya perawatannya," ucap Anik.

Baca juga: VIRAL Pernikahan Sederhana di Teras Rumah, Dekorasi Pakai Kain Jarik & Kursi Plastik, Tamu Lesehan

Masih menurut Anik, anak angkatnya dulu yang merawat Nyoto hingga meninggal dunia dan menutup utangnya.

Namun dia kecewa karena tidak dilibatkan dalam proses penjualan rumah, dan tidak mendapat bagian.

Dia keberatan merawat Mbah Rukmi, karena kondisinya juga kekurangan.

"Yang saya dengar, waktu itu dia dapat ganti biaya listrik sama perbaikan rumah sebesar Rp 20 juta," tutur Anik.

Mbah Rukmi juga pernah akan dititipkan di Panti Jompo, namun menolak.

Ia beralasan masih punya rumah sehingga ingin menghabiskan masa hidupnya di rumah.

Selama ini, proses perawatan Mbah Rukmi mengandalkan BLT Rp 600.000, namun kini BLT itu sudah dihentikan.

"Sekarang ada sembako, itu yang dikasihkan ke saya untuk dipakai merawatnya," ujar Anik.

Sebelumnya, pihak pembeli pernah berjanji akan merawat Mbah Rukmi sampai meninggal.

Namun ternyata janji itu tidak pernah ditepati.

Kini setelah kisah Mbah Rukmi menjadi viral, pihak pembeli mau mulai merawatnya.

"Kalau semua tetangga mintanya kembalikan hak Mbah Rukmi," tandasnya.

(*)

Artikel ini diolah dari Surya.co.id 

Penulis: David Yohanes

Sumber: Surya
Tags:
Rukmianak tiriTulungagungrumahkisahviral
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved