Breaking News:

Lebaran 2023

HUKUM Puasa Syawal Berdasarkan 4 Mahzab, Bolehkah Dipisah Hari? Buya Yahya Beberkan Tata Cara

Umat muslim di seluruh dunia telah memasuki bulan Syawal 1444 H. Lantas bagaimana hukum dan tata cara yang benar menurut empat mahzab?

YouTube Al-Bahjah TV
Buya Yahya jelaskan hukum puasa Syawal menurut empat mahzab. 

TRIBUNSTYLE.COM - Umat muslim di seluruh dunia telah memasuki bulan Syawal 1444 H. Lantas bagaimana hukum dan tata cara yang benar menurut empat mahzab?

Penceramah Buya Yahya menjelaskan hukum puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan pandangan empat mazhab.

Diterangkan Buya Yahya, sebagian mazhab menyatakan Puasa Syawal hukumnya sunnah dan dianjurkan, sebagian lagi berpandangan tidak dianjurkan.

Lantas seperti apa tata cara yang benar dalam menajalankannya?

Baca juga: Sebelum Terlambat, Niatkan Puasa Syawal di Bulan yang Penuh Berkah, Bacaan Doa hingga 4 Keutamaan

Puasa Syawal.
Puasa Syawal. (Instagram/syaamil_quran)

Puasa Syawal adalah amalan lanjutan dari bulan Ramadhan yang berkesinambungan di bulan Syawal, Buya Yahya menuturkan tak ada batasan atau aturan tertentu dalam mengerjakannya, yang terpenting dilakukan selama bulan Syawal.

Saat ini memasuki bulan Syawal 1444 Hijriyah, setelah sebelumnya menjalani puasa wajib di bulan suci Ramadhan 2023.

Di bulan Syawal ini, terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di antaranya Puasa Syawal.

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.

Buya Yahya menguraikan puasa enam hari di bulan Syawal berdasarkan pandangan jumhur ulama, yakni Mazhab Syafi'i, Mazhab Hambali, dan sebagian ulama Mazhab Maliki hukumnya sunnah.

"Sebagian Mazhab Maliki dan Mazhab Abu Hanifah mengatakan tidak sunnah, dikhawatirkan sesuatu yang merepotkan umat karena sebelumnya sudah berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, dan diduga menjadi sebuah kewajiban," jelas Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.

Akan tetapi sebagian besar ulama menyatakan puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya adalah sunnah.

Buya Yahya pun menjabarkan perpanjangan amalan bulan Ramadhan yaitu puasa enam hari di bulan Syawal sesuai yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW.

Anjuran itu sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits Abu Ayyub Al-Anshari RA:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

"Hari Raya Idul Fitri tidak boleh berpuasa, karena itu puasa enam Syawal setelah bulan Ramadhan dan setelah 1 Syawal, waktunya bebas di sepanjang bulan Syawal," terang Buya Yahya.

Adapun pengerjaannya boleh langsung berurutan, misal dimulai tanggal 2 Syawal hingga 7 Syawal, atau secara terpisah sesuai kondisi dan keinginan umat muslim.

Terdapat kemudahan bagi kaum hawa yang memiliki utang puasa Ramadhan karena uzur misalnya haid, hamil, melahirkan, dan menyusui, bisa mengqadha puasa Ramadhan di bulan Syawal, tanpa harus niat puasa Syawal.

"Maka sesungguhnya Anda telah menghidupkan bulan Syawal dengan puasa, maka Anda sudah mendapatkan pahala," papar Buya Yahya.

Adapun cara melakukan qadha Ramadhan di bulan Syawal, cukup melakukan niat qadha, karena fardhu dan sunnah digabung dalam niat tidak dibolehkan atau dilarang dalam Islam.

Terlebih jika Anda puasa Senin atau Kamis di bulan Syawal, maka sekaligus mendapatkan pahala di bulan Syawal.

Apabila qadha Ramadhan dilakukan pada hari Senin atau Kamis di bulan Syawal, maka mendapatkan pahala tiga sekaligus.

Buya Yahya mengimbau agar segera mengganti utang puasa dan tidak grasak-grusuk pada saat akan memasuki bulan Ramadhan berikutnya.

Niat Qadha Puasa Ramadhan

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat qadha puasa:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Niat Puasa Syawal

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh, dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Tata Cara Melakukan Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:

1. Niat
Jangan lupa berpuasa Syawal didasari dengan niat telebih dahulu.

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar.

Namun, tidak makan sahur pun (misalnya terlambat bangun) tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa
Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

( Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Artikel ini telah diolah di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Buya Yahya Urai Hukum Puasa Syawal Berdasarkan Pandangan 4 Mazhab, Berikut Tata Caranya

Tags:
Buya Yahyapuasa Syawalmahzabberita viral hari ini
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved