Breaking News:

Berita Viral

'Orang Susah' PILU Mak Iye, Penyapu Koin Diprank Pemudik hingga Lompat ke Sungai: Orangtua Diledekin

Mak Iye buka suara setelah dirinya diprank hingga lompat ke sungai demi uang Rp 15 juta yang dilempar pemudik.

Kolase Tribun Style/Polsek Pusakanegara/iNews
Mak Iye lompat ke sungai demi uang Rp 15 juta yang dilempar pemudik. 

"Yak semua berawal dari ketertarikan dan juga terdesak kebutuhan karena tak ada kerjaan, jadi milih ikut nyapu koin," katanya

Menyapu koin sudah tradisi dan budaya masyarakat disekitaran jembatan Sewoharjo.

"Pasalnya setiap hari baik siang maupun malam, diatas jembatan tersebut terdapat banyak ditemukan puluhan orang yang berada di pinggir jalan dengan membawa sapu lidi panjang.

Mereka mengais rejeki diatas jembatan tersebut, karena banyak pengendara yang melintas melemparkan uang receh atau koin," katanya.

Dikatakan Mak Iye, Ada orang yang percaya bahwa dengan memberikan receh di jembatan Sewo akan terhindar dari marabahaya.

"Ini tidak lepas dari dua mitos yang menyebabkan banyak pelintas jalan yang selalu melemparkan uang receh saat melintas jembatan Sewo.

Kalau pengendara yang melintasi jembatan Sewoharjo tak melempar uang receh, maka selama perjalanan akan diganggu oleh makhluk halus bahkan sampai celaka," ungkapnya.

Baca juga: SEDIH Banget, Penyapu Koin Diprank Pemudik, Lompat ke Sungai Demi Rp15 Juta, Ternyata Uang Mainan

Penyapu koin di Jembatan Sewo Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Rabu (19/4/2023).
Penyapu koin di Jembatan Sewo Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Rabu (19/4/2023). (Tribun Cirebon)

Menurut Mak Iye, Mitos tersebut berawal dari kisah cerita Saedah dan Saeni, yakni dua orang saudara kembar yang menjadi penari ronggeng yang mengingkari perjanjiannya dan menceburkan diri kemudian berubah menjadi buaya putih.

"Mendengar anaknya berubah wujud menjadi buaya putih dan kemudian Sarkawi, ayah Saeni bersama istrinya Maemunah menceburkan diri ke Kali Sewo dibawah jembatan Sewoharjo ntuk mencari anaknya tersebut," katanya.

Sementara itu Saedah kakaknya terus menunggu kehadiran adik dan ayahnya di pinggir jembatan sampai akhirnya berubah wujud menjadi bambu.

"Tempat menceburkan diri Sarkawi diberi nama Balai Kambang dan kemudian tragedi tersebut membuat masyarakat ada yang meyakini penghuni Kali Sewo adalah penjelmaan keluarga Sarkawi, Maemunah dan Saeni si penari ronggeng.

Sehingga untuk tolak bala dan nyawer Saeni maka banyak pelintas yang memberikan uang receh saat melintas jembatan Sewo ini," tuturnya

Baca juga: NASIB Sunarsih, Niat Hati Mudik ke Malang Usai Kerja di Hong Kong, Sampai Rumah Dibunuh Anak Kandung

Ilustrasi mudik menggunakan sepeda motor
Ilustrasi mudik menggunakan sepeda motor (images.techhive.com/KOMPAS.com (ACHMAD FAIZAL))

Kemudian Mitos kedua adalah tragedi kecelakaan yang menimpa salah satu rombongan bus yang hendak membawa transmigran asal Boyolali, pada 11 Maret 1974 lalu. Rombongan transmigran tersebut hendak menuju Sumatera Selatan.

Namun, salah satu bus yang membawa rombongan tersebut tergelincir, kemudian masuk ke sungai dan terbakar di kali Sewo Desa Sukra Kabupaten Indramayu.

"Musibah tersebut terjadi pada pukul 04.30 dini hari. Sebanyak 67 orang yang terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tewas akibat kejadian tersebut," ujarnya

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Tags:
Mak Iyepenyapu koinpemudiksungaiSubangJawa Barat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved