Breaking News:

Berita Viral

PILU Kisah Sulih Warti, Lansia di Koja yang Hidup di Rumah Penuh Sampah, Depresi Suami Meninggal

Sang adik menceritakan kisah sedih Sulih Warti, lansia di Koja yang tinggal di rumah penuh sampah,

Editor: Amirul Muttaqin
KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI// Istimewa
Sulih Warti, lansia di Koja yang hidup di rumah penuh sampah, depresi setelah suaminya meninggal. 

“Karena dia membakar sampah itu, dia ketiduran atau apa, terbakarlah atap rumah (di Cilincing), kebakaran,” ucap Sulih Tiyowati.

Beruntung, pada saat itu warga sekitar dengan sigap bergotong-royong memadamkan api sehingga rumah di Cilincing tidak semuanya ludes terbakar.

Mengenai dugaan depresi ini, Sulih Warti sempat dibawa oleh keluarga Sulih Tiyowati ke dokter kejiwaan.

“Pernah berobat ke dokter kejiwaan, dibilang enggak gila, tapi hanya stres. Karena dia tahu uang, mengaji pintar,” tutur Sulih Tiyowati.

Setelah diberi obat penenang, kata Sulih Tiyowati, Sulih Warti menunjukkan perubahan perilaku, salah satunya berhalusinasi akan dibunuh seseorang.

“Tetapi, yang mengambil sampah ini enggak hilang hingga sekarang,” imbuh Sulih Tiyowati.

Baca juga: Astaga Jorok! Pindah Rumah Baru Dibeli, Pasangan Ini Syok Temukan Ratusan Sampah Obat Kuat Lelaki

Rumah tumpukan sampah

Sulih Warti, lansia di Koja yang hidup di rumah penuh sampah, depresi setelah suaminya meninggal.
Sulih Warti, lansia di Koja yang hidup di rumah penuh sampah, depresi setelah suaminya meninggal. (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Adapun kondisi rumah di Kompleks Deperla Blok H.10, RT 007/RW 14, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara yang ditinggali Sulih Warti terlihat memprihatinkan.

Hampir 80 persen bagian rumah tersebut dipenuhi berbagai macam sampah, mulai dari kering hingga basah.

Sulih Warti yang merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu sudah tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan air sejak belasan tahun terakhir.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sampah-sampah memenuhi hampir seisi rumah. Bahkan, di pintu depan rumah tersebut juga sudah banyak tumpukan sampah.

Untuk memasukinya, Kompas.com harus merayap.

Saat berada di ruangan utama, posisi badan harus menunduk agar tidak mengenai plafon rumah. Pijakan di dalam rumah tidak rata. Tembok rumah dengan cat hijau tampak terkelupas.

Hawanya pun terasa sangat lembab karena ventilasi udara sangat minim di rumah ini.

Sampah-sampah yang ada di sana mulai dari gelas plastik, kaleng, besi bekas, perabotan rumah, styrofoam, kertas, kulkas, rice cooker, lemari, dan lain-lain.

Halaman
123
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Sulih WartiKojasampah
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved