Berita Viral
Dihajar MDS, David Ozora Alami Diffuse Axonal Injury, Terancam Cacat Otak, Bisa Pulih dengan Ini
Meski mengalami Diffuse Axonal Injury dan terancam cacat permanen, namun David Ozora masih bisa pulih dengan cara ini.
Penulis: Dika Pradana
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Pasca dihajar oleh Mario Dandy Satriyo, kondisi Cristalino David Ozora terbaru terancam cacat permanen.
Hal tersebut diungkapkan oleh ayah David Ozora, Jonathan Latumahina melalui akun Twitternya @seeksixsuck pada Kamis (30/3/2023).
Dalam unggahannya itu, Jonathan Latumahina membeberkan bahwa David Ozora saat ini menderita Diffuse Axonal Injury (DIA).
Berdasarkan rekam medis dari David Ozora menyatakan bahwa anak pengurus GP Ansor tersebut mengalami Diffuse Axonal Injury (DAI) stage 2.
Hal itu itu terlihat dari kondisi David Ozora yang sempat mengalami kejang-kejang.
Bahkan kejang-kejang yang dialami David Ozora terjadi selama tiga hari.
Dikutip dari National Library of Medicine/National Center for Biotechnology Information, Diffuse Axonal Injury (DAI) adalah jenis dari Traumatic Brain Injury (TBI).
Hal tersebut diakibatkan oleh cedera tumpul pada otak.
Cedera otak traumatik atau TBI merupakan penyebab utama kematian di kalangan anak-anak.
Bahkan TBI juag menjadi penyebab kecacatan dari kalangan orang dewasa.
Berdasarkan informasi dari National Library of Medicine/National Center for Biotechnology Information, cedera otak traumatik diklasifikasikan menjadi tiga tingkat.
Pembagian tersebut diklasifikasikan berdasarkan skala koma Glasgow (GCS), seperti berikut ini:
- Pasien cedera otak traumatik dengan GCS 13 sampai 15 tergolong ringan.
- Pasien dengan CGS sembilan hingga 12 dianggap mengalami cedera otak traumatis kategori sedang.
- Pasien dengan GCS di bawah delapan diklasifikasin memiliki cedera otak traumatis berat.
Baca juga: Persidangan AGH Mandek, Tapi Ada Pendekatan dari Keluarga, Pihak David Ozora: Tetap Pada Pendirian

Sementara itu, dikutip dari laman EKA Hospital, ukuran saraf yang sangat kecil membuat DIA menjadi sulit untuk terdeteksi.
Meski sudah menggunakan alat seperti CT Scan dan Sinar X, hal tersebut juga masih sulit untuk terdeteksi.
Namun, dijelaskan keduanya, jika seseorang terduga mengalami DAI, dokter akan langsung bertindak cepat dan memulai pertolongan pertama pada pasien segera.
Baca juga: Otak Trauma Berat, David Terancam Cacat Permanen, Jonathan Warning Keras Mario Cs: I Will You Down!
Penyebab Jenis Cedera Otak Diffuse Axonal Injury
Diffuse Axonal Injury dapat disebabkan oleh benturan objek atau permukaan keras pada kepala, benturan tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti:
1. Kecelakaan kendaraan
2. Benturan permukaan keras di kepala
3. Pukulan kencang dari aksi kekerasan
4. Shaken Baby Syndrome pada bayi
Baca juga: DEADLOCK Musyawarah Diversi Ditolak Pihak David Ozora, Persidangan Kasus AGH Dilanjutkan Tertutup

Gejala Jenis Cedera Otak Diffuse Axonal Injury
Adapun beberapa gejala dari Diffuse Axonal Injury yang harus Anda ketahui.
Setiap DAI mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari lokasi serta luasnya area cedera di dalam otak. Beberapa gejalanya yaitu:
- Tak sadarkan diri
- Penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran
- Amnesia
- Kebingungan
- Lumpuh
- Kehilangan keseimbangan
- Migrain atau sakit kepala
Pada kasus yang parah, DAI dapat menyebabkan kematian, koma, dan kondisi vegetatif.

Penanganan dari Jenis Cedera Otak Diffuse Axonal Injury
Penanganan Diffuse Axonal Injury merupakan hal yang krusial dan harus dilakukan dengan cepat.
Oleh karena itulah istilah golden hour sangat penting dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus cedera otak traumatik seperti DAI.
Golden hour merupakan rentang waktu penyelamatan yang terhitung untuk menentukan serta melakukan pertolongan pertama pada kondisi darurat, seperti cedera otak traumatik.
Golden hour memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, namun pada cedera otak traumatik golden hour terhitung selama 60 menit setelah cedera berlangsung.
Waktu yang terbilang cepat mengindikasikan bahwa DAI dapat menyebabkan gejala yang fatal jika tidak ditangani dengan segera.
Oleh karena itu, segera bawa korban ke rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan terlatih untuk melakukan pertolongan pertama cedera otak traumatik.
Semakin cepat Anda membawa pasien, semakin cepat juga para petugas medis dapat mengurangi risiko terburuk dari DAI dengan mengurangi pembengkakan yang terjadi pada otak.
Dalam menangani DAI, program rehabilitasi mungkin bisa dilakukan pada beberapa kasus DAI.

Program-program tersebut dirancang untuk membantu pasien bisa pulih dari kondisinya dan mereka bisa kembali menjalankan aktivitas:
1. Terapi bicara
2. Terapi fisik
3. Terapi okupasi
4. Terapi rekreasi
Beberapa pengobatan tambahan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Namun sayangnya kebanyakan kasus DAI yang berakhir di koma dan kondisi vegetatif memiliki kemungkinan pulih yang kecil, bahkan dengan bantuan terapi sekalipun.
Namun semua jenis pengobatan dan terapi mungkin bisa saja bekerja jika pertolongan pertama dilakukan dengan segera dan menunjukan hasil yang baik.
(TribunStyle.com/Dika Pradana)
Artikel lainnya terkait berita viral >>>